Tenth

1.4K 203 16
                                    

Yujin kembali keruangannya setelah mengantarkan Wonyoung menuju pabrik produksi Sumsang Group.

Yujin berjalan ke meja kerjanya dan kembali menghidupkan komputernya untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda akibat mengantarkan anak SMA itu.

Yujin dan Wonyoung sudah berkenalan bahkan Wonyoung yang asik juga mudah asik dengan Yujin. Keduanya bahkan sudah bertukar ID Kakao.

Sedang serius menatap pekerjaannya, pintu ruangan Yujin diketuk dan dengan segera laki laki itu mengalihkan pandangannya dari komputer menuju beberapa berkas yang langsung ia cek.

"Masuk aja!"

Seorang wanita masuk keruangan Yujin namun Yujin masih fokus pada berkasnya tanpa melihat orang dihadapannya.

"Yujin..." panggil wanita itu membuat Yujin mengalihkan pandangan dari berkas dan menatap wanita dihadapannya.

"Eh...Minju? Lo udah balik dari makan siang?" tanya Yujin mengukir senyuman yang ia bingung entah untuk apa karena suasana hatinya belum baik.

"Udah kok, ini gue bawain lo minuman" kata Minju meletakan sekotak susu coklat dihadapan Yujin.

"Makasih ya, eh tapi kok tiba tiba bawain minuman gini? Keingetan sama gue ya?" tanya Yujin mulai menggoda Minju kembali.

Suasana hatinya cepat membaik hanya dengan sekotak susu coklat yang diberikan Minju, dan itu sudah cukup buat Yujin membaik karena Minju ternyata perduli sama dia.

"Apaan sih lo.. gue cuma mau makasih aja sama lo yang udah ngajak jalan kemarin terus jemput gue tadi pagi" kata Minju membuat senyuman lebar kembali terukir dibibir Yujin.

"Hmmm... kan gue jemput tadi pagi nih, nanti pulang kerja gue anter lo balik ya?" tanya Yujin.

Minju menggigit bibir bawahnya lalu menatap Yujin seperti tatapan merasa bersalah membuat Yujin kebingungan dengan Minju.

"Kenapa? kamu mau kan?" tanya Yujin lagi sekali karena Minju terdiam.

"Jin...gue minta maaf. Gue nanti dianter balik sama pak direktur" kata Minju.

Deg!

Seperti terhantam, dada Yujin sesak dan Yujin kecewa. Yujin menatap Minju yang sepertinya juga merasa bersalah menolak permintaannya.

"Yaudah gapapa, gimana tadi makan siangnya sama pak Chaewon?" tanya Yujin pada Minju.

"Baik kok, kamu udah makan siang juga kan?" tanya Minju yang dibalas anggukan oleh Yujin.

"Lo sering keluar sama Chaewon ya? Lo deket sama dia?" tanya Yujin pada Minju.

"Lumayan, pak Chaewon suka ngajak gue keluar terus nemenin dia belanja terus nganterin pulang. Bisa dibilang gue deket sama dia. Kemaren juga dia nawarin pulang, cuma gue gak enak sama lo soalnya gue udah janji" kata Minju jujur.

Gak enak! Bukan mau! Gak enak!

"Jujur, lo...suka ya sama Chaewon?" tanya Yujin tiba tiba dengan senyuman paksa dibibirnya.

"Siapa sih yang gak suka sama sifat pak Chaewon, karena dia baik dan pak Chaewon itu hebat .Tapi ya...gitulah" kata Minju jujur dan itu semakin membuat Yujin merasa tidak punya harapan.

Hati Yujin seperti teriris mendengar itu. Sudah satu minggu dirinya mendekati Minju dan pastinya kalah dengan orang yang sudah dari lama mendekati Minju.

Jelas Yujin kalah dari Chaewon, sudah kenal lama, sifatnya baik dan juga seorang direktur. Yujin sudah kalah telak ditambah penuturan Minju...

Namun kali ini Yujin mengerti sudah, kalau Minju sebenarnya bersamanya karena Minju tidak enak tapi dengan Chaewon lah Minju benar benar merasa nyaman.

"Ya gapapa, lo semangat aja" kata Yujin pada Minju.

"Yaudah, lo boleh balik sekarang. Kasian Yena kalau ditinggal, juga makasih susunya" kata Yujin dengan senyuman paksa.

"Yaudah, gue duluan ya, Jin" kata Minju pada Yujin yang dijawab anggukan oleh Yujin.

Setelah Minju keluar, Yujin menatap susu coklat ditangannya dan bergerak memberikan susu coklat itu pada seseorang yang duduk anteng di lantai sejak Minju keluar.

"Wahh makasih papa.." kata Nako menerima susu coklat dan langsung meminumnya.

"Nako... Nako pakar cinta kan? Kok hati papa sakit banget ya denger semuanya tadi? apa papa punya riwayat jantung?" tanya Yujin random pada Nako.

Sruuuuuuupppptttttttt!

Nako menyedot susu dengan sepenuh tenaga hingga kotaknya mengkerut dan dengan santainya tuyul itu bersendawa.

"Haaaaa... bukan riwayat jantung. Riwayat hidup kelam alias patah hati" kata Nako pada Yujin.

Yujin terdiam hingga notifikasi ponselnya berbunyi dan terlihat sebuah pesan masuk...

Wonyoung🐰
Oppa, papa tadi bilang terima kasih
Sekalian papa ngajak makan bareng
Buat ucapan terima kasih
Mau?

Oke

Share aja lokasinya


Choi Yena berjalan kearah kantin dan menemukan seorang wanita yang sibuk mengurus kantin sendirian.

"Lah eommanya kemana? Kok sendirian?" batin Yena bertanya tanya pada wanita itu.

Dengan segera Yena mendekati wanita penjaga kantin itu dan berdiri didepan stand.

"Pak Yena? Mau pesen apa pak?" tanya Yuri pada Yena.

"Gue mau... babi asap aja sama orange juice" kata Yena yang diangguki oleh Yuri.

"Yaudah, semuanya 12,500 Won. Nanti saya antar, bapak silahkan duduk" kata Yuri menyerahkan kartu bill pada Yena.

Yena yang mendengar itu tidak duduk seperti biasanya, dirinya masih berdiri didepan stand sambil menatap Yuri.

Yuri menyadari Yena tidak duduk seperti yang ia suruh langsung menatap Yena bingung.

"Kenapa, pak?" tanya Yuri karena Yena tidak beranjak sedikitpun bahkan menatapnya lekat kali ini.

"Kok lo sendirian jualan? Eomma lo... sakit?" tanya Yena pada Yuri.

Yuri hanya mengangguk pelan sambil mengasap babi pesanan Yena.

"Sakit apa? udah berapa hari?" tanya Yena kembali pada Yuri.

"Demam, eomma kecapean masak" jawab Yuri sedih pada Yena.

"Kayaknya Yuri sayang banget sama Eommanya, gue pengecut banget kalau gue mau bangun hubungan sama Yuri tapi gue takut sama Eommanya" batin Yena menatap Yuri.

"Emang, eomma lo masak jam berapa?" tanya Yena. Yuri hanya terdiam membuat Yena khawatir dirinya salah bicara.

"Eh.. kalau lo gamau jawab gapapa. Sorry ya, gue cuma khawatir..." kata Yena berbalik namun langkahnya terhenti...

"Eomma bangun jam 3 pagi setiap hari buat kepasar, eomma pulang kerumah dan masak lagi buat bumbu besok sampe larut. Itu kenapa saya mutusin berhenti kuliah dan bantu eomma dan..."

"...makasih juga udah khawatir" kata Yuri tersenyum pada Yena.

"Oh iya, dia wanita hebat. Lo yang sabar ya, makasih udah ngasih tau gue dan semoga eomma lo bisa cepet sembuh" kata Yena lalu berbalik dan duduk dikursi kosong kantin.

Yuri langsung mengatarkan makanan Yena yang sudah matang dan pamit kembali kedapur, namun langkahnya terhenti setelah tangannya ditahan oleh Yena.

"Ada apa lagi, pak?" tanya Yuri pada Yena.

Yena terdiam sambil menatap Yuri mengumpulkan keberanian dalam hatinya.

Nafas beratnya ia hembuskan agar dirinya semakin relax dan dengan yakin, Yena menatap Yuri.

"Boleh gak...gue anter lo pulang hari ini sekalian jenguk eomma lo?"

To be continued
Vomments and happy reading!🐈🐈🐈

TUYUL CHIBI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang