Thirty Seventh

1.2K 190 20
                                    

Chaewon mengantarkan Hitomi kembali ke apartemennya setelah makan malam tadi. Chaewon menyetir dengan lenggang karena jalanan sepi.

Jam menujukan puku 11 malam dan tumben jalanan sudah sepi, biasanya masih ramai orang berkendara di Seoul jam segini.

Sejak makan malam tadi, Chaewon terus berusaha membaca raut wajah Hitomi.

Jujur, Chaewon merasa sangat bersalah pada Hitomi. Perjodohan yang dilakukan tanpa sepengetahuannya itu melukai hati Hitomi.

Chaewon yang ingin membelapun hanya bisa diam karena Hitomi meminta agar Chaewon diam saja dan tidak merusak suasana bahagia orang tua Chaewon malam itu.

Yang membuat hati Chaewon semakin sakit adalah, kenyataan bahwa Hitomi tersenyum paksa bahkan sampai berkaca kaca saat makan malam tapi dirinya tidak bisa berbuat apa apa.

Hitomi terus berusaha tersenyum selama makan malam sambil mendengarkan pujian pujian untuk Chaewon dan wanita yang dijodohkan dengan Chaewon, bahkan papi Chaewon mengatakan bahwa Go Eun adalah wanita yang pantas karena sederajat dengan Chaewon.

Chaewon marah, dan sangat marah tapi Hitomi yang harusnya lebih marah malah diam karena tidak mau merusak kebahagiaan orang tuanya.

"Hi-chan..." panggil Chaewon lembut pada Hitomi yang melamun.

"Hi-chan..." panggil Chaewon lagi tapi Hitomi masih melamun.

"Sayang" panggil Chaewon menggengam tangan Hitomi yang akhirnya menyadarkan Hitomi dari lamunannya.

"Eh iya oppa" jawab Hitomi pelan sambil membiarkan Chaewon menggenggam tangannya.

"Kalau kamu marah, kamu bisa maki maki oppa. Kalau kami sedih kamu bisa pukul oppa, keluarin emosi kamu... tapi oppa mohon jangan pergi dari oppa" kata Chaewon pelan sambil menatap jalanan.

"Oppa...Hi-chan gak mau rusak kebahagiaan keluarga Oppa. Mungkin orang tua Oppa bener tentang derajat, Hi-chan gak pantes untuk mendampingi oppa" kata Hitomi menahan airmatanya.

"Oppa akan menolak keras perjodohan itu, oppa akan menikah...tapi sama Hi-chan. Oppa sayang sama Hi-chan, oppa cinta sama Hi-chan"

Hitomi hanya terdiam dan tangisan Hitomi akhirnya pecah setelah ia tahan sejak makan malam walaupun tidak sesenggukan.

Hati Chaewon teriris melihat itu namun Chaewon hanya bisa melajukan mobilnya cepat sambil menggengam tangan wanitanya.

Sampai diapartemen, Chaewon mengikuti Hitomi sampai kedepan pintu apartemen.

Air mata diwajah Hitomi masih basah namun tangisan wanita itu sudah mereda membuat Chaewon sedikit lega.

"Oppa mau mampir dulu?" tanya Hitomi.

"Kamu harus istirahat, Hi-chan istirahat sehabis ini" kata Chaewon mengelus lembut pipi tembam Hitomi.

"Oppa juga hati hati, besok harus kerja jangan begadang"

Chaewon menarik Hitomi masuk kepelukannya dan memeluk erat wanita itu seperti tidak mau melepaskan wanita itu.

"Ayo menikah, apapun itu dan kapanpun itu ayo kita menikah! Oppa akan kosongkan jadwal jumat sabtu minggu ini untuk flight ke Jepang. Oppa akan temui orang tua Hi-chan" kata Chaewon.

"Jangan gegabah dulu, Oppa harus dapat persetujuan dari orang tua Oppa"

"Oppa tidak perduli kalau mereka tidak merestui, Oppa akan tetap menikahi Hi-chan jadi percayakan semua sama Oppa" kata Chaewon melepaskan pelukannya dan menatap wajah wanita itu.

"Oppa duluan ya" kata Chaewon mengusap puncak kepala Hitomi lalu berbalik pergi.

Namun baru dua langkah, langkah Chaewon terhenti dan tangannya ditarik oleh seseorang yang dengan cepat membuatnya berbalik.

TUYUL CHIBI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang