Malam yang tenang, Sakura dan Chaeyeon berjalan ditaman dengan Nako yang sudah tertidur pulas digendongan Chaeyeon.
Keduanya nampak terdiam dengan pikiran mereka masing masing sambil terus menikmati angin malam yang berhembus.
Sakura menggosok gosokan tangannya yang dingin sambil terus mengusap telapak tangannya, kali ini Sakura menyesal karena lupa membawa sarung tangan.
"Dingin?" tanya Chaeyeon pada Sakura yang dijawab anggukan oleh Sakura.
"Ini, lo lepas sarung tangan gue. Lo pake" kata Chaeyeon menjulurkan tangannya sedikit agar Sakura melepas sarung tangannya.
"Enggak, gue gapapa. Lo juga dingin, kasian Nako kalau tangan lo dingin" kata Sakura menolak.
Tak kehabisan akal, Chaeyeon langsung berhenti dari jalannya membuat Sakura ikut berhenti dan menatap kearah laki laki itu.
Dilepaslah sarung tangan Chaeyeon sebelah kiri dan diberikan pada Sakura.
"Biar adil, lo pake sarung tangan gue yang sebelah kiri gue pake yang kanan" kata Chaeyeon apda Sakura.
"Tapi kan--"
"Udah pake aja" Sakura akhirnya menurut dan memakai sarung tangan Chaeyeon ditangan kirinya.
"Udah?" tanya Chaeyeon yang diangguki oleh Sakura saat tangan Sakura sudah memakai sarung tangan Chaeyeon.
"Terus kalau tangan kiri lo dingin, gimana?" tanya Sakura khawatir pada Chaeyeon.
Chaeyeon tersenyum lalu membenarkan posisi Nako di lengan kanannya lalu menggerakan tangan kirinya untuk mengambil tangan kanan Sakura yang tidak memakai sarung tangan.
Bukan hanya mengambil, Chaeyeon menggengam tangan itu erat agar tidak dingin lagi dan memasukan tangan Sakura kedalam coatnya.
"Ini hangat" kata Chaeyeon tersenyum.
Pipi Sakura memerah dengan perlakuan Chaeyeon padanya, Sakura menunduk dan menatap tangannya yang sempurna berada di coat Chaeyeon.
"Ayo, balik ke mobil. Gue anter pulang" kata Chaeyeon yang diangguki oleh Sakura.
Mereka berjalan menuju mobilnya bergandengan dan dalam tidurnya Nako tersenyum...
Keesokan harinya di kantor, Kim Chaewon sedang serius mengerjakan beberapa berkas yang harus ia analisa dan juga berfikir soal kemungkinan dari keuntungan yang ia dapatkan dari kerja samanya dengan investor Jepang.
Bukan hanya itu, inverstor Jepang ini juga membuat Chaewon bimbang karena keuntungan penjualan persenan yang ditawarkan cukup kecil yaitu 40-45% namun perusahaan itu menawarkan bahan material yang pastinya dibutuhkan Chaewon.
Setelah bergelut dengan pikirannya, Chaewon akhirnya membubuhi tanda tangannya diatas kertas putih dengan yakin.
Atensinya berpindah, dirinya terkejut karena pintu dibuka kasar oleh seorang laki laki yang masuk dengan wajah emosi saat berusaha di tenangkan oleh sekertarisnya, Hitomi.
"Hyung!!" kata laki laki itu tegas pda Chaewon.
"Ahn Yujin! Lo apa apaan sih, lo ngapain dateng kesini banting pintu?" tanya Chaewon berdiri menatap Yujin yang matanya sudah berapi api.
"Lo udah mulai jadi bajingan sekarang ya! Gue lepasin Minju buat lo, itu karena gue yakin lo bisa nyayangin dia and only her! Tapi apa yang gue liat, lo dengan gampangnya jalan bareng cewek lain!" kata Yujin emosi pada Chaewon.
"Pak Yujin... sabar dulu, kasian pak Chaewon" kata Hitomi disebelah Yujin menenangkan Yujin.
"Lo juga diem! Lo sebagai cewek gak seharusnya lo mau mau aja walaupun dia atasan lo!" kata Yujin menunjuk Hitomi.
