Sebuah mobil hitam berhenti di depan pekarangan rumah yang cukup besar. Pengemudi mobil segera berlari keluar dan membukakan pintu penumpang depan untuk seorang perempuan.
Keduanya lalu berjalan kearah gerbang rumah itu sambil tersenyum kearah masing masing dan berakhir berdiri didepan gerbang.
"Makasih ya, Jin. Maaf tadi gu maksa lo nganterin gue pulang" kata Minju pada Yujin.
"Sama sama, gue sih seneng seneng aja" kata Yujin senyum ganteng kearah Minju.
"Yaudah masuk gih" suruh Yujin pada Minju.
"Gak! Lo pergi dulu baru gue masuk" kata Minju menggelengkan kepala.
"Yaudah gue gak pergi kalo gitu" kata Yujin.
"Mulai deh, sanaaa" kata Minju mendorong Yujin kearah mobilnya.
"Kok di dorong? Ngusir nih ceritanya?" canda Yujin.
"Bukan ngusir, lo mah ngeselin" kata Minju mengerucutkan bibirnya pura pura sebal.
"Aishh ngambek aja mbak, jangan ngambek ngambek gitu nanti gue susah pulangnya"
"Kok gue ngambek lo jadi susah pulang?"
"Ya, soalnya lo ngambek lucu. Gue jadi susah pulang soalnya lo ngangenin, kalau udah tengah jalan gue mau balik lagi kan berabe"
Pipi Minju kembali memanas dan wanita itu tidak dapat menyembunyikan senyumannya.
"Isshh apaan sih lo! Gaje tau gak!" kata Minju memukul dada Yujin pelan.
"Aduhh sakit, tega bener mbaknya"
"Makanya pulang! Jangan bandel deh, lo harus istirahat" kata Minju membuat Yujin tersenyum lalu mengacak pelan rambut Minju.
"Yaudah, gue pulang ya" kata Yujin yang diangguki oleh Minju. Baru akan berbalik, langkah Yujin terhenti karena sebuah suara.
"Siapa yang ijinin kamu pulang setelah nganterin plus megang megang anak saya kayak tadi?!"
"Papa?"
"Kim Minju masuk!! Dan kamu diam disitu, saya mau bicara!!"
"Kalau pacar lo gak bisa buat memperlakuin lo sebaik mungkin, biar gue! Biar gue yang lakuin itu buat lo!"
"Chae... gue gangerti? Maksud lo apaan?" tanya Sakura lagi diseberang telepon membuat Chaeyeon terdiam.
Dirinya juga bingung, kenapa kata kata yang sangat berani itu bisa keluar dari bibirnya.
"Maksud gue... lo jangan mau lakuin hal yang enggak enggak. Walaupun lo cinta, dan kalau dia cinta dia pasti bisa ngertiin lo dong"
"Yaudah... makasih ya, Chae udah mau dengerin curhatan gue terus jawab pertanyaan gue"
"Sama sama, telepon gue kapanpun lo butuh gue. Gue akan selalu ada buat lo, dan jangan sedih sendirian kayak sebelumnya. Tumpahin rasa sedih lo dan bagi sama gue"
"Iya, makasih ya. Good night, Chae"
"Good night, Saku-chan"
Pip!
Telepon dimatikan dari pihak Sakura dan dengan segera Chaeyeon menatap layar ponselnya yang sudah berubah menjadi wallpapernya yang berisi banyak aplikasi.
Chaeyeon menghela nafasnya berat lalu kembali melanjutkan kentangnya yang masih setengah matang.
Chaeyeon membawa piring penuh kentang goreng dan bacon kedepan televisi ruang tamu karena televisi kamar sudah berisik dengan suara laknat Shinchan yang diputar Nako.