Sixty Eight

1K 162 27
                                    

"dan satu lagi... Psikopat menyembunyikan kekejamannya dengan wajah tenang tanpa ekspresinya dan Psikopat tidak punya rasa takut!"

Semuanya langsung menatap kearah Aisha yang tenang seperti tidak ada rasa takut saat ini.

Bahkan mereka semua ketakutan walaupun mereka yakin bahwa diri mereka tidak melakukan hal itu tapi Aisha hanya berdiri tegap seperti orang tanpa rasa takut.

"Biar saya coba" kata Yohan menatap Aisha dengan senyuman sinisnya.

"Aisha-nim, jawablah pertanyaan saya dengan bohong! Apa kamu tidak suka kopi pahit?" tanya Yohan.

"Iya, saya tidak suka" kata Aisha dengan wajah datarnya.

"Aisha-nim, jawab dengan jujur! Apa kamu yang melakukan ini pada nona Juri?" tanya Yohan lagi.

"Bukan saya, saya hanya melakukan tugas yang disuruh oleh nona Juri" kata Aisha dengan ekspresi datar juga.

"Lihat? Bisakah kita membedakan kebohongan saat ini?" tanya Yohan membuat tangan Juri memerah dan tangannya mengepal.

Juri beranjak dari duduknya namun seseorang berjalan cepat kearah Aisha membuat Juri kembali duduk.

Dengan cepat Yena mendekati Aisha dan membogem keras wajah Aisha, namun wajah Aisha tidak bergerak sedikitpun dan hanya terdengar bunyi keras dan lebam dipipi laki laki itu.

Bbbbuuuuggggghhhhhhhh!

Benar berbeda manusia ini sedangkan tangan Yena sudah berdarah akibat kerasnya pukulan dan tulang Aisha.

"Apa kamu kesakitan saat ini?" tanya Yena pada Aisha.

"Saya kesakitan" jawab Aisha datar membuat Yena langsung mengambil kursi untuk memukul Aisha namun ditahan oleh Yujin dan Chaeyeon.

"Tahan bek!! Lo dah gila ya mau mukul dia!" kata Chaeyeon menahan Yena.

"Kesakitan apaan!! Liat dia ada meringis gak?! Dia gerak sedikitpun enggak!! Dia gak punya rasa takut bahkan gak kedip waktu gue mau bogem dia!! Dia psikopat bangsat!!" kata Yena marah dan langsung ditarik oleh Yujin.

"Tahan diri lo bek! Tahan!" kata Yujin berusaha menenangkan Yena yang emosi walaupun kakinya agak pincang.

"Heo Yoorim!! Saya mengambil kamu di jalanan 12 tahun yang lalu, dan kamu adalah orang yang pertama menjadi tempat sandaran saya dan saya percaya kamu dengan seluruh hidup saya!"

"Saya maklumi kamu yang tidak punya ekspresi bahkan tanpa rasa takut kamu menjaga saya! Kamu habiskan 5 jam sehari untuk berolahraga dan kamu selalu mematahkan tangan dan kaki orang yang berhianat dengan saya!"

"Dan saat ini kamu sendiri yang mematahkan saya! Kamu mematahkan kepercayaan saya dan berhianat pada saya!!" bentak Juri pada Aisha yang hanya menatap datar Juri.

"Saya tidak menghianati Nona... Yoorim tidak menghianati Juri! Yoorim akan selalu menjaga Juri!" kata Aisha datar tapi tegas pada Juri.

"Kamu akan saya hukum! Saya akan patahkan tangan dan kaki kamu dengan palu, Heo Yoorim!" kata Juri menangis dihadapan laki laki yang sangat ia percayai itu.

"Patahkan tangan dan kaki Yoorim! Yoorim siap dihukum, tapi jangan menangis Juri!" kata Aisha datar pada Juri.

"Kamu pergi dari sini!! Saya berikan kamu waktu lima hari dan terserah kamu akan kemana, datanglah ke hotel dihari keenam dan bersiap untuk menerima hukuman!" kata Juri menghapus kasar air matanya lalu keluar dari ruangan.

TUYUL CHIBI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang