Di sebuah kuil di Seoul, semua sahabat sudah tiba dengan pakaian traditional Hanbok mereka juga siap menuju pernikahan Yena dan Yuri.
Pernikahan keduanya dilaksanakan di Kuil dengan adat tradisional Korea yang kental, para tamu undangan juga memakai hanbok bagi wanita dan memakai jas bagi laki laki sesuai adat pernikahan traditional.
Yuri memakai hanbok pink dan special mewarnai rambutnya menjadi kuning untuk suasana baru pernikahan, juga sekalian pamer rambut baru.
Yena yang sudah rapi dengan Hanboknya sedari tadi mondar mandir gak jelas sambil menatap teman temannya yang sudah ganteng dengan jas mereka.
"Duduk bek! Kayak orang kebelet boker lo" kata Husen sambil ngunyah chiki.
"Biarin Sen, dia emang lagi kebelet. Kebelet kawin maksudnya" kata Yujin ngakak bareng Hyewon.
"Diem lo bedua! Besok lo berdua yang kayak gue mampus lo!" kata Bebek ngegas.
"Widihhh atut gue haha" tambah doggy.
"Mau nikah emang gini ya, Chae? Gue kok gemeteran gini?" tanya Yena.
"Gue belom nikah jadi gatau" saut Chaeyeon.
"Bukan elo!! Ssamu maksud gue!" kata Yena ngegas sambil gemeteran.
"Gausah ngegas juga elah!" kata Chaeyeon sambil merapikan jasnya.
"Ya gitu deh, gue aja gak bisa tidur dua hari gara gara mikirin pemberkatan doang" kata Chaewon menepuk pundak Yena.
"Obat nervous sama mules udah diminum bek?" tanya Chaewon yang liat ekspresi Yena udah kayak bebek potong.
"Udah, cuma gue kok masih gemeteran ya?" tanya bebek.
"Suntik mati aja coba biar gak gemeteran" kata Yujin ngasih saran.
"Pake formalin coba" tambah Husen sambil ngakak bareng Yujin.
"Gue usir lo ye!! Bangsyul emang lo pada!" kata Yena akan melempari Yujin dan Hyewon dengan vas bunga namun ditahan oleh Aisha.
"Jangan, nanti pecah dan tidak bisa digunakan lagi. Kasihan bunganya tidak memiliki tempat" kata Aisha datar membuat Yena menghembuskan nafasnya sabar.
"Awas lo berdua ya, giliran kalian nikah gue kata katain abis abisan lo bedua!" kata Yena kesal.
"Appa!!!!" kata anak kecil masuk keruangan Yena.
"Nako-ya!" kata Yena langsung memeluk Nako yang berlari cepat naik kepangkuan Yena.
"Appa katanya mau nikah? ngapain pake daster? kurang kerjaan deh" tanya Nako pada Yena.
"Ini hanbok cowok, panjang tapi bukan daster" kata Yena berusaha sabar.
"Hmm eomma pake hanbok juga?" tanya Nako penasaran.
"Pake, cuma beda. Punya eomma ngembang gak kayak appa yang kayak daster" kata Yena pada Nako.
"Nako mau pake hanbok sama Yuna!" kata Nako pada Yena.
"Yuna? anak pertamanya Yeji-hyung?" tanya Yujin kaget.
"Gatau anak siapa, tapi dia temen sekelas Nako" jawab Nako memainkan hanbok Yena.
....
Waktu pernikahan tiba, tamu undangan sudah berkumpul menyaksikan alat musik Korea dan tari kipas yang dibawakan penari traditional.
Semua mata menatap Yena yang berjalan dengan Gurukabi atau pengantar pengantin laki laki yang adalah adik laki laki Yena, Choi Dongpyo yang membawa angsa kayu.
Yena terlihat menyapa ibu Yuri dan mengecup punggung tangan calon mertuanya itu.
Dongpyo memberikan angsa pada Yena lalu dengan hormat sambil menunduk, Yena memberikan angsa itu pada orang tua Yuri dan orang tua Yuri langsung membawa angsa itu kedalam rumah dan memanggil Yuri keluar.
