Hundred Twenty Seventh

1K 165 25
                                    

Notes : Yang bercetak miring adalah percakapan dengan bahasa asing!

Juri dan Mako menuju penjara setelah dari rumah sakit mengurus paramedis Singapura yang mulai intensif mengurus Miru.

Juri santai memotong kukunya di dalam mobil dengan Mako yang menatap iPad ditangannya sambil memilih milih sesuatu.

"Aku mau beli singa" kata Mako menunjukan foto singa pada Juri.

"Baru dua hari lalu kamu memesan akuarium piranha! Sekarang mau beli singa lagi!" kata Juri pada tunangannya itu.

"Oto-san mengirimi uang harianku tadi pagi, aku mau beli singa ya" kata Mako memelas pada Juri.

"Di mansion sudah ada Hiu, dua hari lalu Piranha, Doberman milikmu ada 5 ekor Mako-khun!" kata Juri menatap tidak setuju.

"Ayolah, minggu lalu kamu tidak ijinin aku beli beruang" kata Mako memelas.

"Yasudah, beli sana.." kata Juri tersenyum lalu mengelus pipi Mako yang langsung memesan seekor singa.

"Oto-san akan membeli tanah lapang di dekat mansion kita, rencananya mau dijadikan lapangan golf" kata Mako pada Juri

"Oto-san mu dapat proyek besar lagi?" tanya Juri yang di angguki Mako.

"1,6 ton berlian terjual tahun ini, juga oka-san dapat bonus dari tempat kerjanya di Microsoft. Oto-san mau beli pulau Urume dan Komariyama untuk tambahan tambang juga investasi rencananya satu akan aku berikan satu pada Yoorim jika dia menikah" kata Mako mengecek iPadnya.

"Huhhh untung saja calon suamiku lebih kaya dari padaku, jadi tidak ada berita buruk" kata Juri memeluk Mako yang hanya tersenyum menonton youtube cara merawat singa.

Mako dan Juri sampai lalu masuk kedalam kantor polisi untuk menemui Aisha. Mereka dapat ijin memasuki tempat kegiatan tahanan ditemani oleh petugas polisi.

Juri terdiam mengamati Aisha yang sedang sibuk memecah batu dengan palu, Aisha tampak kesusahan.

"Kegiatan tahanan seperti ini? Kalian memperbudak?" tanya Juri pada polisi.

"Memang semuanya seperti ini, bukan perbudakan" jawab polisi pada Juri.

"Palunya lepas" kata Aisha datar saat palu yang dipakainya lepas dan dengan segera laki laki itu membuang palu itu dan memecah batu dengan tangannya.

Brakkkk!

"Yoorim-khun hentikan! Itu caramu memecah batu?!" kata Juri membuat Aisha berhenti lalu berbalik menatap wanita itu.

"Juri-san? Kojima-san? Kenapa kalian kemari?" tanya Aisha pada keduanya.

"Kenapa kamu bisa seperti ini dan kamu tidak menghubungi kami? Kenapa harus orang lain yang memberi tahukan pada ku?" tanya Juri pada Aisha.

"Dari mana Juri-san tau?" tanya Aisha pada Juri yang mendekati dirinya.

"Mata mata ku banyak! Jadi jangan macam macam, Yoorim-khun!" kata Juri memukul lengan Aisha.

"Kalau sudah tau, pergilah!" kata Aisha berbalik namun ditahan oleh Juri.

"Kamu kenapa? tidak senang kakakmu ini kunjungi?" tanya Juri pada Aisha.

"Tujuan Juri-san kemari apa?"

"Membantumu keluar dari penjara, dan memberi pelajaran orang yang bermain main dengan adikku" jawab Juri.

"Pulang lah!" kata Aisha datar menatap Juri.

"Kenapa?"

"Yoorim bukan anak kecil, Yoorim akan hadapi masalah sendiri! Jangan buat Yoorim seperti anak kecil yang selalu di bantu! Yoorim mau bertanggung jawab dengan semua masalah!" jawab Aisha.

TUYUL CHIBI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang