Hundred Twenty Eight

1.1K 165 28
                                    

Di rumah sakit, dokter dan perawat asal Singapura merawat Miru dengan segera menangani Miru saat monitor menunjukan penurunan.

"The blood rate low! We need to do surgery as fast as we could!" kata dokter apda perawat.

"But, we need permission from the family and also Korean hospital to take place and actions! Doctor, all the equipments and thing are incomplete!" kata perawat mengecek persediaan peralatan dan keperluan.

"What's lost?"

"Blood! It's B rheseus negative" kata perawat dan dengan segera dokter mengambil tindakan.

"Tonight 8pm! Call the hospital all around Korea for blood, and we call the surgery tonight with Korean doctors!" kata dokter itu yang diangguk oleh perawat.

Dokter itu memakaikan selang oksigen yang lebih besar dan menekan infus darah Miru agar Miru bisa bertahan.

Monitor membaik, dan dengan segera dokter bergerak menutup tirai ruang rawat dan pergi dengan perawat meninggalkan ruangan.

Dokter dan perawat meninggalkan ruangan, seorang anak kecil dan bapak bapak gendut berjalan mengendap endap masuk kedalam kamar Miru dan menutup pintu.

Nako dan penjual es krim masuk dan membuka tirai ranjang Miru dan menatap wanita yang penuh selang dan tempelan luka itu.

"Ini om, yang ditabrak itu" kata Nako pada om om penjual es krim yang entah sejak kapan lebih milih ngikut sama si tuyul dari pada nyari duit.

"Cewek euyy kasian bener, mana cantik lagi.. Walaupun muka penuh selang dan tempelan, tetep keliatan cantiknya ehh" kata si penjual es krim menatap Miru.

"Om, jagain pintu ya! Nako mau ritual" kata Nako.

"Okehh! Cepet adik manisss" kata penjual es krim itu berjaga didepan pintu.

Nako langsung masuk dan menutup tirai memejamkan matanya memanggil sesuatu sambil merem melek memegang tangan Miru.

"Nako-ya!" panggil seseorang membuat Nako membuka matanya.

"Bapak Ibu! Nako sebagai anak yang baik sudah siap menyambit mu!" kata Nako senang menatap Kunti Eunbi dan Ocong Sian.

"Belajar ngomong dulu nak, gak usah sok nyambut nyambutan! Ada apa kamu manggil nak?" kata Sian menatap Nako.

"Bapak ibu bau kemiri hehehehe" kata Nako cekikikan.

"Iya tau yang bau bedak bayi! Cepetan, kamu pasti mau minta tolong ya?" tanya Eunbi.

"Salah, Nako mau minta bantuan" kata Nako menatap Miru.

"Bacot kamu boncel" kata Sian menatap anaknya.

"Oh dia kenapa? Kenapa dia pakai selang dan kepalanya di perban?" tanya Eunbi menatap Miru.

"Dia terluka ibu, jadi buat ia sembuh" kata Nako pada Eunbi.

"Kenapa harus ibu? tau kah kamu Nako, meminta kesembuhan pada mahluk halus itu dosa besar?" kata Eunbi.

"Ahh ibu ngelawak nihh, Nako kenyot nih" kata Nako pada Eunbi.

"Yasudah, kita sembuhkan saja Eunbi. Agar tidak lama lama kita harus berada disini bersama bedebah ini" kata Sian menunjuk Nako yang cuma cekikikan.

"Baiklah Sian, ayo kita sembuhkan!" kata Eunbi langsung berjalan mendekati Miru dan menyatukan tangan mereka untuk ritual.

"Nihinahinuhinahinuhinahinu yakkkk~"

"Nuhinahinuhinahinuhinahinu yakkkk~"

Ctring!

TUYUL CHIBI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang