09. Haechan

202 27 7
                                    

09. Haechan

Yang suka fullsun komen in-line!!!

---

Dari kecil, Haechan bermimpi sebagai timnas sepak bola Indonesia. Ia sangat mengagumi sepak bola, sampai selalu tidur bersama setiap malam. Haechan memeluk bola erat-erat dalam tidurnya, kemudian bermimpi indah.

Bagi Haechan, bola sudah seperti dream catcher Yang mencegahnya dari kedapatan mimpi buruk.

Karena kesukaannya yang cenderung berlebihan, Bu Anis, penjaga panti asuhan tempat tinggal Haechan sejak kecil selalu memarahinya. Haechan bermain tanpa peduli waktu dan cuaca, jadi Bu Anis marah.

Bagi Haechan, bola adalah pelipur lara, penghapus sedih dan penyembuh luka. Setiap kali Haechan bersedih karena tak pernah bertemu orangtuanya, ia bermain bola. Setiap kali Haechan terluka karena sikap teman-temannya, bola selalu menghiburnya.

Jika bola bisa dinikahi, maka Haechan akan berkeluarga dengan bola.

Mendengar klub futsal di SMA NCT 127 WAY V adalah yang terbaik se-kota Bandung, Haechan menarik perhatiannya ke sana. Ia ingin masuk ke sana, menjadi bagian dari tim andalan dan mencetak banyak prestasi.

Namun, sayang sekali biaya sekolah itu mahal.

Haechan memilih bermain bola sepanjang hari karena kesedihan dan rasa putus asa itu. Namun, seperti durian runtuh, ada seseorang yang menemaninya di lapangan dekat panti asuhan tempat Haechan biasa bermain.

Orang itu mengatakan tentang adanya jalur miskin untuk masuk ke SMA tujuan Haechan. Kemudian, Haechan menjadi satu-satunya siswa jalur berbeda yang masuk ke sana.

Awalnya, terasa berat karena ia sering diremehkan dan dikucilkan, tapi ada seseorang yang kerap kali menemaninya.

Mark Lee. Orang Kanada yang sedikit aneh. Namun, Haechan menyayanginya seperti adik sendiri, meski pada kenyataannya Mark lebih tua sedikit darinya. Mark mendekatinya karena ia juga dikucilkan karena keanehannya.

Padahal, Mark begitu karena kebiasannya menang begitu. Haechan juga mengerti. Sama seperti kesukaannya pada bola, Mark begitu karena ia bahagia.

Maka dari itu, saat Mark melihatnya dan berseru senang padanya, Haechan langsung memeluknya. Tak peduli tatapan orang-orang, Mark juga memeluknya dengan senang.

Tanpa tanggung-tanggung, Haechan mencium pipi Mark. Mark langsung melepas pelukannya dan mengusap-usap pipi berkumannya. Haechan memang sering begini, tapi Mark tak membencinya. Hanya tak suka saja.

"Najis lo!" seru Mark ilfeel.

"Seneng banget gue!" seru Haechan senang bukan main. "Ternyata, kita sekelas, lho!"

Mark mulai senang lagi. "Oh, ya?"

"Iya, liat, nih. Nama gue!"

"Oh, iya. Bener!" Mark berseru senang, tertawa lebar dan matanya berbinar-binar. "Asyik! Sebangku, yuk!"

Haechan mengangguk-angguk. "Ayok!"

Setelahnya, mereka berdua pergi ke kelas dan duduk satu meja di meja yang kosong. Mereka mengambilnya yang tengah-tengah karena nyaman. Setelahnya, mereka mengobrol.

Sampai seseorang duduk di kursi depan mereka. Mark penasaran, jadi ia menepuk pundaknya hingga orang itu menoleh.

"Hai, gue Mark." Mark memang terkenal dengan pribadi ramahnya. "Lo siapa?"

"NamagueYangyangtapibukanayang, jadilojanganmanggilguekayaklomanggilpacarlo. KarenagueYangyangbukan ayang," katanya dengan wajah santai.

Mark dan Haechan yang mendengarkannya sontak melongo.

***

Next: Yangyang

11 IPA 4 • NCT 127 X WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang