53. Ini Cinta

63 13 9
                                    

45. Ini Cinta

---

Aku bakal up 6 part beruntun karena enam hari ke depan aku akan fokus untuk berkompetisi

Semangat!!!

Do'ain yaww😚

Happy readinggg

---

Hendery sama sekali tak menikmati bagaimana film itu diputar. Ia bahkan tak tahu judul filmnya.

Ia duduk di sebelah Winwin, yang mana sibuk berbalas kaya dengan Tata tentang film yang sedang diputar di depan. Mereka berbisik-bisik dan tertawa-tawa seperti anak kecil, bahkan pada sesuatu yang sama sekali tidak lucu menurut Hendery.

Selama satu setengah jam ia duduk, Hendery hanya merasakan panas, jengah dan ingin meledak, tapi ia tak bisa. Bioskop adalah tempat umum dan Hendery masih punya urat malu untuk mengamuk pada Winwin karena berani-beraninya bermain dengan perempuan miliknya.

Kapanpun itu, Hendery sudah menandai agenda untuk bicara empat mata dengan Winwin tentang hari ini.

Akhirnya, mereka keluar setelah film selesai, tentu saja. Lala dan Kun langsung pergi entah ke mana karena Lala menyeret Kun secara tiba-tiba, sehingga kini hanya ada Winwin, Hendery dan Tata.

"Fotoin dulu dong!" seru Tata saat berjalan melewati sebuah poster film. Ia mengambil ponsel dalam saku celananya dan memberikannya pada Winwin. "Gue pengen ngasih bukti ke sosial media."

Hendery langsung merebut ponsel Tata dari tangan Winwin. "Biar gue aja."

Tata mengangkat kedua bahunya dan segera berjalan ke poster di depan untuk difoto. Winwin hanya diam saja, tersenyum kecil melihat gaya lucu Tata saat difoto. Tata melihat ke atas sambil mengerucutkan bibirnya dan menusuk kedua pipinya dengan telunjuknya.

Di mata Winwin, Tata sangat lucu, sehingga mungkin saja ia akan menculiknya dalam karung gemas saat ini juga.

Hendery tertawa kecil saat mengambil gambar untuk Tata. Sebuah ide tiba-tiba terlintas di benak Hendery hingga kemudian dia menyerahkan ponselnya sendiri pada Winwin.

Winwin menerimanya, tapi mengerutkan keningnya. "Kenapa, nih?"

"Fotoin gue sama Tata," kata Hendery, lalu segera melangkah untuk berdiri di depan Tata.

Hendery tersenyum lebar pada Tata. "Fotbar, kuy!"

"Boleh, tapi jangan diposting di mana-mana ya," balas Tata cepat.

"Lah? Kenapa?"

"Soalnya gue pendek! Gendut juga!" seru Tata gemas. "Apalagi fotbar sama lo yang tinggi and kerempeng."

Kening Hendery mengerut tak suka. "Kata siapa pendek sama gendut itu jadi alasan buat nggak posting di mana-mana?"

"Nanti gue kena julid netijen ah lo kagak ngerti banget," balas Tata agak kesal.

"Lo lucu lo, Ta." Perkataan Hendery membuat Tata tersentak, lalu menatapnya dengan penuh arti. Hendery balas menatap Tata dengan serius. "Lo cantik, Ta. Lo menarik. Lo shining, shimmering, splendid, Ta. Jadi, jangan insecure gitu, gue nggak suka."

Tata memuat bola matanya. "Orang cakep kayak lo mana oaham gimana sakitnya dikata-katain orang."

"Ca-cakep?" Hendery membulatkan matanya dalam bukaan maksimal.

"Iya." Tata menukas tanpa berpikir panjang. "Lo nggak sadar emangnya?"

Hendery mengatupkan bibirnya, mengalihkan pandangannya dari Tata karena salah tingkah. Telinganya mulai terasa panas dan detak jantungnya mulai tidak sesuai dengan ketukan normal.

Bersama Tata, Hendery merasa tengah naik rollercoaster. Melalui senang dan sedih, tak ada tempo untuk pergantiannya. Terlalu cepat, tapi itulah yang membuatnya terasa menakjubkan.

Itulah cinta.

"Winwin juga ganteng, Kun juga ganteng," lanjut Tata santai pada detik berikutnya, setelah membiarkan Hendery terbang sampai langit teratas.

Sekarang, Hendery telah terhempas ke bagian bumi terdalam. Entah bagaimana Hendery bisa bangkit lagi, mungkin juga ia tak akan bisa bangkit lagi. Sebab ia terhempas terlalu dalam, terlalu masif.

"Cowok-cowok lain di kelas juga pada ganteng, makanya gue agak kurang pede kalau deket-deket sama mereka. Sama lo juga. Gue kan nggak semua good looking kalian," sambung Tata dengan nada suara tak senang.

***

Jangan lanjut dulu sebelum komen atau pencet bintang:))

11 IPA 4 • NCT 127 X WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang