64. Gibah Sore

63 6 17
                                    

64. Gibah Sore

---

Happy reading, y'all

---

Baru-baru ini, Xaxa sering kali curhat tentang perkembangannya dalam mendekati Haechan. Mendengarnya, Yaya merasa terbelakang dan termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Xaxa sudah melakukan banyak cara, seperti pulang bersama, banyak mengobrol berdua saja dan memberinya makan, dan semuanya berjalan lancar.

Berkat kiat-kiat PDKT itu, Xaxa dan Haechan kini sering terlihat bersama dan terlibat obrolan yang seru, sudah seperti orang pacaran saja.

Yaya juga ingin seperti itu dengan Mark.

Meski beda ekskul, Yaya berjalan di samping Mark yang hendak pergi ke ruangan basket karena hari ini jadwalnya latihan.

Mark tertawa karena keberadaan Yaya. "Mau ke mana, nih?"

'Mau ke hati kamu, boleh?' tanya Yaya dalam hati. Ia berdeham seraya menautkan jari-jari tangannya karena gugup. "Gue mau liatin lo main basket, boleh?"

"Hah?" Mark terkejut sekaligus tak paham.

"Maksud gue, gue pengen ikutan basket juga, gitu," jelas Yaya setelah berpikir singkat, bahkan ia hanya menyuarakan sebagai basa-basi saja. "Apa masih open member?"

"Kenapa bilangnya ke gue?" tanya Mark sambil tertawa renyah. Menganggap perkataan Yaya dengan serius. "Kan ketua basket cewek itu Kak Seulgi, kelas XII IPA 1. Bilang aja ke dia."

"Gue kan nggak tau Kak Seulgi itu yang mana, Mark." Yaya jadi panas dingin karena yang ia rencanakan sama sekali tak berjalan lancar. Sekarang, Yaya sudah basah, ia memutuskan untuk berenang saja. "Anterin, dong."

Sepertinya modus Yaya berjalan mulus. Ia tersenyum-senyum sendiri saat punya alasan untuk lebih lama bersama Mark.

Mark melihat jam tangannya lebih dulu sebelum menjawab. "Kalau kamu segini, Kak Seulgi biasanya bimbel. Biasa, udah kelas udah belas. Harus siap UN enam bulan lagi."

"Yah, terus gimana?" Yaya pura-pura kecewa.

"Besok aja gue anterin lo ke Kak Seulgi," balas Mark menyarankan. "Oh, apa mau lewat chat aja?"

Yaya langsung menggeleng. "Nggak, ah. Jangan lewat chat. Kesannya nggak sopan, Mark. Lebih baik besok aja langsung ke kelasnya, lo anterin gue."

"Oke."

"Siip."

Yaya memutar otak dengan cepat saat ruangan basket semakin di depan mata. "Oh iya, Mark."

"Kenapa?"

"Kata Xaxa, dia dapet hot news tentang sesuatu di kelas. Xaxa bilang itu rahasia banget, cuma orang-orang tertentu yang boleh dikasih tau. Kata Haechan, Xaxa nggak boleh kasih tau ke siapa-siapa lagi. Gue jadi penasaran gara-gara itu." Xaxa berkata pelan. "Lo tau sesuatu nggak tentang itu?"

Mark membulatkan matanya, lalu berhenti berjalan. Ia melihat ke sekelilingnya sebelum menarik tangan Yaya untuk berada di tempat yang lebih sepi.

Jantung Yaya langsung berdegup kencang saat tangan Mark lepas dari pergelangan tangannya. Kini, mereka hanya berdua saja dan wajah Mark terasa sangat dekat dengan Yaya.

"Gue gatel banget pengen kasih tau ini ke orang-orang, tapi gue sama Haechan sepakat buat simpan dalam diri aja karena hot news ini berkaitan sama orang yang berbahaya," kata Mark seraya berbisik. "Gue sama Haechan sepakat buat kasih tau ke orang-orang yang terpercaya aja. Dan sekarang, gue percaya sama lo."

Senyum Xaxa berkembang lebar.

"Jadi, gue sama Haechan pergok Taeyong sama Jaehyun lagi pacaran di pohon mangga parkiran--"

"PACARAN?!" Yaya tak bisa menahan rasa terkejutnya.

"Ssssttt!" Mark segera menyentuhkan jari telunjuknya pada bibir Yaya, menyuruhnya untuk tak berisik. "Jangan dikasih tau ke siapa-siapa lagi. Gue ada bukti fotonya. Mereka berdua saling genggam tangan gitu, terus saling tatap mesra gitu. Agak jijik liatnya, tapi gemes juga."

Yaya melihat bukti foto di ponsel Mark seraya menutup mulutnya yang terbuka karena sangat tak menyangka. Di foto itu, Taeyong dan Jaehyun terlihat sangat berbunga-bunga, tatapan penuh arti dan genggaman kuat pada tangan masing-masing.

Mark menatap Yaya penuh arti seraya masukkan kembali ponselnya ke satu celana. "Gue juga sama, Ya. Gue juga nggak nyangka di kelas ada sepasang gay. Sekarang, gue bingung harus gimana."

Yaya menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk mencerna segalanya.

"Gue bingung, Ya, harus cermahin mereka dan tuntun ke jalan yang lurus, atau biarin aja karena asas 'kebebasan hati dalam memilih cinta'," lanjut Mark lemah.

***

"Rajin banget, La," kata Kun seraya tersenyum saat melihat Lala tengah mengelak pesanan pelanggan di kamarnya. Kun dan Lala sekarang tengah terhubung dalam video call pada pukul sembilan malam.

Lala tersenyum kecil. "Bukan rajin ini mah, Kun, udah jadi hobi gue beginian. Gue bisa bungkus kado yang rapi, packing koper buat pergi-pergian, gue suka kerja yang begituan. Apalagi gue bisa dapat uang dari kerjaan ini, gue main semangat."

Kun tersenyum lebih lebar. Jika saja Lala bisa melihatnya, pada hati Lala sudah meleleh dan sejuk melihat senyuman Kun. "Bangga banget punya temen kayak lo, La. Masih kecil udah bisa hasilin uang, udah bisa mandiri dan bekerja keras."

"Makasih, Kun," balas Lala dengan kedua tangan yang sibuk menyusun barang-barang pesanan yang harus diantar besok. "Gue jadi makin semangat."

"Nanti pas udah gede, pasti lo pengen banget jadi bos jualan kan?" tebak Kun.

"Cita-cita gue ya bikin toserba, Kun. Gue pengen punya gedung belanja sendiri. Dari kecil, gue udah suka jualan."

"Bagus tuh, Rasulullah juga kan seorang pedagang."

"Iya. Ayah sama Ibu gue juga pekerjaannya sehari-hari ya dagang kayak gue. Satu turunan kayaknya bakal suka dagang semuanya."

Kun tertawa renyah. Bahagia melihat salah satu temannya bisa memiliki kegiatan positif untuk mengisi waktu luangnya. "Tingkatkan pokoknya, La. Gue bakal dukung sebisa mungkin."

Lala tersenyum tanpa menatap Kun karena dia sibuk mengemas. Meski Kun tidak memiliki perasaan yang sama dengannya, Lala tetap senang karena Kun masih manis dan baik seperti biasanya. Tak canggung karena telah membuat hati Lala retak.

Lala bersyukur karena Kun begitu.

"Makasih, Kun."

"Sama-sama. Jangan bergadang. Udah gue tutup vc ini, langsung tidur, tapi jangan lupa buat sikat gigi, cuci kaki sama berdoa dulu."

"Iya, Kun, iya. Berasa punya suami, deh."

Kegiatan mereka berdua setiap malam selalu begitu. Keduanya menikmatinya.

****

Lol

Selasa, 29 Sep 2020

11 IPA 4 • NCT 127 X WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang