51. Hari Minggu Hendery---
Aku memang kayak siput, konfiknya lama muncul, lama juga selesai
Semoga dengan begitu kalian tidak bosan-bosannya untuk menunggunya yaaa:))
---
Tata: gue kosong sekarang, Dry. Ayo jalan
Mimpi apa Hendery semalam hingga dapat chat dari Tata yang mengandung kata-kata yang membuat Hendery merasa terbang ke seantero galaksi Bima Sakti.
Hendery: gue belum mandi, nih, soalnya gue kira lo lagi sibuk jadi nggak bisa diajak jalan
Hendery: nunggu bentar nggak apa-apa, kan?
Hendery mengetik balas dengan keringat dingin. Ia takut mengacaukan segalanya dengan kemalasannya untuk membersihkan diri di hari libur. Biasanya kalau liburan, Hendery mandi satu kali, waktu sore saja karena sepanjang hari ia berada di kamarnya, mengurus akun YouTube yang tengah dalam proses berkembang.
Hendra mendukung Hendery meski karena akun YouTube itu Hendery lebih sering menghabiskan waktunya di kamar daripada menanggapi lelucon-lelucon baru Hendra. Dukungan yang diberi Eri juga sebesar yang Hendra berikan meski karena kesibukan baru Hendery, kini putranya itu jadi jarang mengurus Ayya—anjing keluarga.
Perlu beberapa menit sampai akhirnya Hendery mendapatkan balasan dari Tata. Hal itu benar-benar membuat Hendery lega.
Tata: oke, gue tunggu. Kalau udah siap kabarin aja
Hendery: oke
Selanjutnya, Hendery melakukan ritual membersihkan diri yang paling cepat sepanjang hidupnya.
Setelah menggunakan deodorant dan parfum, Hendery segera mengambil ponsel yang tergeletak di atas mejanya dan keluar dari kamarnya. Dalam perjalanan turun dari tangga, Hendery mengetik pesan untuk Tata. Memberitahu Tata bahwa dirinya telah siap.
Saat itu, Hendery menyadari bahwa dirinya dan Tata belum memutuskan tujuan kepergian mereka siang ini.
"He, Hendery! Kalau turun tangga tuh diliatin jalannya! Jangan kena hp terus! Eri nggak suka liatnya!" seru Eri saat melihat kebiasaan Hendery yang jelek. Menuruni tangga tanpa memperhatikan keselamatannya.
Hendery hanya nyengir saat berada di depan Eri. "Hendery nggak apa-apa, kan?"
Eri langsung menepuk lengan Hendery dengan gemas. Pura-pura marah, padahal ia begitu karena sayang. Wajahnya jadi jutek. "Dibilangin suka ngeyel! Pengen dicoret dari KK?"
"Eri mah suka jahat," tukas Hendery seraya cemberut, mengeluarkannya jurus andalannya untuk membuat hati Eri tersentuh. "Kalau dicoret dari KK, Hendery numpang ke KK siapa, dong?"
"Makanya, kalau turun tangga jangan sambil mainin hp!" seru Eri gemas. "Lagian ada apa sih di hp kamu? Penting banget sampai kesampingkan keselamatan diri sendiri?"
"Ini penting banget, penting sepenting-pentingnya pokoknya!" seru Hendery hiperbola. Membuat kening Eri mengerut heran.
Hendery mengulurkannya tangannya kemudian. Ia tersenyum manis dengan wajah tak tahu malu. "Minta yang dong!"
Mata Eri melotot. "Mau ke mana?" Lalu, tiba-tiba Eri mengendus badan Hendery dan sadar akan sesuatu. "Nggak biasanya wangi. Biasanya mau kucing jalanan. Kamu kelihatan tapi juga, biasanya udah kayak anjir terlantar."
Hendery merapikan rambutnya dengan gaya iklan pomade. "Gimana? Ganteng nggak?"
"Ditanyain malah tanya balik." Eri ini bukan tipe Ibu yang membanggakan ketampanan anaknya. Jadi, ia membalas agak jengah. "Mau ke mana kamu sebenarnya?"
"Mau itulah, urusan anak muda." Hendery enggan jujur. "Minta uang pokoknya sekarang."
Eri menyipitkan matanya. "Jangan-jangan kamu ikutan paguyuban Sugeng?"
Paguyuban Sugeng yang disebut Eri adalah komunikasi masyarakat yang bernama Sugeng yang tengah terkenal baru-baru ini. Kegiatan paguyuban itu tak lebih dari kumpul-kumpul sambil makan-makan dan akhirnya gibah-gibah seru.
Hendery memutar bila matanya. "Nama aku kan Hendery, di mana sejarahnya ikut paguyuban Sugeng?"
"Kalau kan tanya aja," balas Eri datar. "Eri nggak bakal kasih uang sebelum kamu kasih tau mau ke mana."
Hendery membuang napas panjang. Dari kecil, ia bukan tipe ana yang suka menabung. Karena itu, untuk urusan main atau keluar di hari libur, Hendery kerap kali kesulitan mendapatkan dana.
Waktu akan menjawab, ponselnya tiba-tiba berdenting, tanda ada pesan masuk. Eri ikut menatap penuh tanda tanya pada ponsel Hendery.
Ada pesan dari Tata.
Tata: buset, baru sepuluh menit dan lo udah beres? Gilak
Kening Eri mengerut saat turut membacanya. Mereka sekeluarga punya kebiasaan mengatur kecerahan ponsel slai maksimal hingga orang lain bisa ikut melihat atau membaca layar ponselnya. "Tata? Siapa tuh? Cewek cowok?"
Jika sudah ketahuan, Hendery merasa berbiji tidak ada gunanya sama sekali. "Ini temen Hendery. Cewek. Mau jalan sekarang."
Tiba-tiba mata Eri langsung berbinar. Ia mengambil banyak yang untuk bekal Hendery dan menepuk-nepuk pundaknya dengan semangat.
"Pokoknya jangan sampai bikin dia kelaparan! Jajanin yang banyak! Kalau bisa, besok-besok bawa ke sini! Eri penasaran pengen liat!" seru Eri. "Ini pertama kalinya kamu jalan sama cewek, jadi jangan keliatan banget udiknya, ya! Good luck, My Lovely Son!"
***
Aku nggak bisa bikin kalian ketawa sama humor-humor milikku karena aku anaknya emang agak kurang pro soal dunia Hendery, tapi aku akan coba belajar lebih keras biar kalian nggak kecewa
So, see you in next chap! Babayyy 👋👋
14 Sep 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 4 • NCT 127 X WAYV
Fanfiction--- Ini kisah kelas XI IPA 4 yang merupakan kelas biasa-biasa saja. Sampai mereka semakin dekat, semakin berselisih, saling bersaing, merebutkan perempuan yang sama dan sakit hati. Ini hanya kisah remaja biasa. Tentang jatuh cinta dan patah hati...