10. Yangyang

213 35 0
                                    

10. Yangyang

Ini kesukaannya siapa, ayooo?

---

"NamagueYangyangtapibukanayang, jadilojanganmanggilguekayaklomanggilpacarlo. KarenagueYangyangbukan ayang," katanya dengan wajah santai.

Setelah bicara begitu, dua laki-laki di depannya langsung membulatkan matanya dengan wajah tak percaya. Yangyang tertawa melihatnya. Sepertinya ia harus melambatkan tempo bicaranya.

Yangyang lahir di sebuah keluarga yang banyak bicara dan karena terlalu banyak bicara, mereka sering bicara cepat-cepat sampai kedengarannya seperti sebuah lantunan rap.

Karena bakat bicaranya yang tak biasa, Yangyang ditunjuk sebagai ketua arisan ibu-ibu di kompleknya. Hal ini adalah rahasia kelam yang Yangyang jaga rapat-rapat. Kalau sampai seseorang tahu, mau ditaruh di mana wajah tampangnya yang lugu ini?

Dibalik tampangnya yang memang terlihat polos, Yangyang jago soal isu-isu di sekitar komplek perumahan tempat tinggalnya. Karena tak ada tetangga yang seumuran dengan Yangyang, mau tak mau Yangyang bergaul dengan ibu-ibu dan jadi juragan gosip yang terkenal di sana.

Yangyang juga punya telinga yang tajam selain kemampuan rap mulutnya. Dengan begitu, tanpa susah-susah, Yangyang bisa mendapatkan penghasilan sendiri.

Hidupnya baik-baik saja sejauh ini. Tak ada yang tahu rahasianya, tempat tanggalnya dan ibu-ibu kenalannya yang bersahabat dekat dengannya. Di sekolah ini, Yangyang terkenal sebagai seorang rapper dari band sekolah bernama Acuh Tak Acuh.

Sepertinya dua anak di depannya ini belum kenal siapa Yangyang. Sebenarnya, band Acuh Tak Acuh memang tak begitu dikenal karena personilnya tidak tampan, kecuali Yangyang. Yangyang mengakui hal itu.

Saat Yangyang membuka mulut, hendak menjelaskan lebih lanjut, salah seorang di depannya tertawa. Tawanya aneh, mirip semangka. Yangyang tak tahu mengapa dirinya bisa teringat semangka. Akibat tawa semangka itu, seseorang yang duduk di sebelahnya turut tertawa.

Tawa mereka berdua mendapatkan perhatian banyak orang, termasuk dua orang yang duduk di meja sebelah. Mereka ikut tertawa, juga merekam si pemilik tawa semangka.

"Gue Yangyang," kata Yangyang menjelaskan, berhadap tawa itu segera berhenti. "Kenapa kalian ketawa?"

"Gue Mark. Lo lucu banget, bro," kata Mark di akhir tawanya. "Lo keturunan dukun, ya? Tadi mantra dukun, kan?"

Yangyang berdecak sebal. "Kampret lo."

"Gue Haechan, Yang," kata Haechan memperkenalkan diri. "Gue sekarang inget siapa lo. Rapper Acuh Tak Acuh, kan?"

Senyum Yangyang langsung terkembang lebar. "Lo hafal?"

"Iya," balas Haechan. "Waktu pulang futsal, gue sering lewat ruangan lo."

"Mau tandatangan gue nggak?" tanya Yangyang mulai narsis.

Haechan menganga. Buat apa tandatangan Yangyang? Haechan tertawa hambar seraya menutup wajahnya julidnya. "Nggak, deh. Makasih."

"Lo mau nggak, Mark?"

"Eh?" Mark menaikkan alisnya, kemudian segera menyerahkan buku kosong ke hadapan Yangyang. "Boleh, deh. Nih, tandatangan."

Senyum Yangyang tercipta lebar. Ia mengambil pulpen yang selalu ada di saku celananya untuk jaga-jaga jika ada yang mengira tandatangannya dan menyorot buku kosong Mark dengan tandatangannya. "Nih, udah."

Mark tersenyum lebar. "Makasih."

"Sama-sama."

"Halo, semuanya—eh, eh, eh, awas jatoh!"

Yangyang mendengar seseorang seperti bicara padanya, tapi saat ia menoleh, ia tak menemukan siapapun.

Haechan membulatkan matanya sambil menutup mulut yang menganga saat melihat ke lantai di sampingnya. "Eh, mbak, mas, masih pagi, jangan berbuat dosa!"

"Eh, ada apaan?" Mark kepo dan bergerak untuk melihat apa yang Haechan lihat. Wajah Mark langsung memerah.

Yayang jadi ingin tahu, saat ia bergerak, ia melihat laki-laki dan perempuan saling menindih di lantai. Matanya membulat. "Kalian ini ngapain padahal masih remaja kok malah rebahan tumpuk-tumpuk begitu? Nggak takut dosa?"

***

Next: ???

Thu 9 Jul 2020

11 IPA 4 • NCT 127 X WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang