04. Kim JungwooHappy reading!!!!
Biasnya siapa, nih? Uwu
---
"Jadi anak baik-baik di sana, jangan dinakalin juga di sana," pesan Mama sebelum akhirnya Jungwoo berangkat bersama Yaya, tetangganya, ke sekolah.
Mereka sudah mengenal sejak kecil. Sampai sekarang, sekolahan mereka selalu sama. SMA NCT 127 WAY V ini adalah yang paling dekat dengan perumahan mereka. Hanya berjalan satu menit, mereka sudah ada di gerbang sekolahnya.
Memang, hidup Jungwoo sangat mudah saat masuk SMA ini. Namun, sayang sekali, saat kelas sepuluh ia sering disuruh-suruh dan dijadikan budak. Bukan oleh Taeyong, tapi oleh seseorang di kelasnya.
Jungwoo menerima dan menyembunyikannya baik-baik. Ia tak mau terlihat lemah, apalagi di depan Yaya dan Mama. Lebih apalagi jika di depan Papi, Jungwoo pasti kena pecut.
Laki-laki itu tidak boleh lemah dan menangis.
Saat melihat namanya di sebuah kelas yang juga terdapat nama Yaya di sana, Jungwoo senang bukan main.
"Ya! Kita akhirnya sekelas!" seru Jungwoo senang. Bahkan sampai menggenggam erat kedua tangan Yaya dan mengangkat-angkatnya dengan riang.
Yaya tersenyum lebar. "Iya, akhirnya kita sekelas. Gue khawatir bakal nggak kenal siapa-siapa di sana."
Jungwoo mengacungkan jempolnya. "Ayo, ke kelas!"
"Ayo!"
Dua anak itu berjalan sambil sedikit meloncat dan saling berpegangan tangan, seperti dua anak TK yang tengah berjalan menuju kelasnya. Dari kelas sepuluh, Jungwoo dan Yaya memang tidak sekelas. Saat tahu sekelas, keduanya senang bukan main.
Jungwoo dan Yaya segera duduk di tengah-tengah. Saking bersampingan. Mereka mengobrol tentang pengalaman tahun kemarin, kemudian dikejutkan saat seseorang berteriak di depan.
Saat Jungwoo dan Yaya ke depan untuk menghampiri, tahu-tahu ada dua orang yang mau berkelahi. Yaya segera memisahkan keduanya, tapi malah diteriaki dan pada akhirnya ada sebuah drama menyedihkan yang juga membuat Yaya menitikkan air mata dan memeluk Jungwoo dari samping.
"BUBAR, BUBAR!"
Seruan itu membuat semua orang tersetak, termasuk Yaya. Segera, Yaya mengusap air matanya dan menarik Jungwoo untuk duduk di kursi kembali.
"Itu Taeyong-Taeyong yang sering ngebully ya?" tanya Jungwoo pada Yaya saat mereka dalam perjalanan ke kursi kembali setelah Taeyong berteriak murka. Kerumunan yang awalnya terbentuk di depan meja Taeyong kini sudah hilang, kembali ke tempat masing-masing.
"Iya kali," balas Yaya singkat. "Gue nggak kenal."
"Heh, masa nggak kenal?" Jungwoo membulatkan matanya, kemudian berbisik di tengah Yaya. "Dia itu raja bully. Semua orang takut sama dia, lho."
"Takut itu sama Allah," tukas Yaya tegas. "Orang kayak dia itu songong. Nanti juga kena karma sendiri, nggak usah diurusin lagi, deh."
"Lo bilang gitu, tapi tadi malah ikut campur," balas Jungwoo datar.
Yaya tersenyum kikuk. "Soalnya gue nggak tahan liat keributan. Nggak suka."
"Iya, iya." Jungwoo malas berdebat. Yaya selalu menang soalnya. "Lo jangan deket-deket sama Taeyong, ya. Maksud gue, harus hati-hati soalnya tadi aja dia ngeliat lo kayak harimau kiat kelinci. Predator liat mangsa."
Yaya tertawa ringan. "Gue nggak takut, Woo. Sorry aja, ya."
"Udah diingetin, ya," kata Jungwoo lembut. "Awas nanti nangis."
"Gue duduk di sini, ya." Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sebelah Jungwoo. Membuat perhatian Yaya dan Jungwoo tertarik ke arahnya.
Kemudian kedua sahabat dari kecil itu kompak membulatkan kedua mata mereka.
***
Next: Nakamoto Yuta
Thu 9 Jul 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 4 • NCT 127 X WAYV
Fiksi Penggemar--- Ini kisah kelas XI IPA 4 yang merupakan kelas biasa-biasa saja. Sampai mereka semakin dekat, semakin berselisih, saling bersaing, merebutkan perempuan yang sama dan sakit hati. Ini hanya kisah remaja biasa. Tentang jatuh cinta dan patah hati...