17. Ranking 1
---
Eh, jangan dulu discrool, ada yang kelupaan tuh
Bintangnya harus Oren dulu
Happy reading, syang
---
Ternyata dibalik wajah cantiknya yang sempat membuat Yaya terperangah dan takjub, ternyata Xaxa punya sifat malu-malu akut. Perempuan itu selalu saja menjadi pihak pasif yang mana membuat Yaya harus bersifat aktif.
Karena mereka satu meja, Yaya selalu duluan bertanya. Jungwoo sendiri asyik mengobrol dengan Yuta dan mana mungkin Yaya mengobrol sendiri. Maka dari itu teman sebangku ada untuk menjadi teman. Awalnya, Yaya juga malu-malu karena segan pada orang baru yang belum pernah ia temui, tapi ternyata Xaxa asyik juga jika sudah mulai akrab. Perempuan dari China itu akan terbuka dengan sendirinya.
Hanya dalam waktu sepuluh menit, Yaya sudah tahu banyak informasi tentang Xaxa karena perempuan itu bercerita tanpa harus ditanya.
Katanya, Xaxa dari pindahan dari SMA 1 karena perpindahan tugas Paman dan Bibinya. Orangtua Xaxa sendiri ada di China dan Xaxa sudah enam tahun yang lalu tinggal di Indonesia sehingga gaya bicaranya sudah seperti orang Indonesia betulan.
Dulunya juga Xaxa anak olimpiade dan perempuan itu suka membuat kue-kue manis. Xaxa tak bisa bergaul dengan mudah, karenanya sahabatnya ada hanya beberapa. Xaxa juga tidak ikutan OSIS atau ekskul karena malu.
Yaya tertawa saja atas fakta-fakta itu, kemudian menceritakan dirinya sendiri yang merupakan murid biasa-biasa saja. Yaya juga mengenalkan Jungwoo sebagai sahabat dari kecilnya pada Xaxa, sekaligus Yuta—secara sekilas.
Mereka berdua akrab begitu saja. Saat ke kantin, mereka juga bersama. Jungwoo juga ikut, sementara Yuta ada urusan di ruangan OSIS hingga tak bergabung dengan mereka padahal Jungwoo sudah mengajaknya dengan semangat.
"Mau beli apa, nih?" tanya Yaya begitu mereka sampai dan duduk di sebuah meja, mengambil tempat agar tidak kecolongan.
"Biar gue aja yang beliin," lanjut Jungwoo secara suka rela memberikan jasa.
Yaya mencibir. "Sok baik banget di depan Xaxa. Pas sama gue aja harus suit sepuluh kali."
"Sekarang gue udah insyaf, nggak ada malas-malasan lagi buat beramal." Jungwoo cengengesan.
Yaya mengangguk-angguk dengan wajah meremehkan, sementara Xaxa hanya tersenyum kecil. Kalau di depan laki-laki, Xaxa merasa sangat malu. Keringat di tubuhnya keluar begitu saja karena ia gugup dan tubuhnya mulai merasa panas serta jantungnya bergedik tak karuan hingga Xaxa merasa tak nyaman.
Intinya, Xaxa memiliki sedikit reaksi aneh setiap kali dekat dengan laki-laki.
"Lo mau beli apa, Xa?" tanya Yaya.
"Yang enak di sini apa?"
"Semuanya enak sih," balas Yaya. "Apalagi batagornya Mang Nanang. Unch, favorit banget, sih."
"Apalagi gratis," lanjut Jungwoo.
"Iya!" Yaya tertawa keras. "Bener banget!"
Xaxa turut tertawa. "Kalau gitu gue persen batagor Mang Nanang aja."
"Oke." Yaya lalu berpaling pada Jungwoo. "Beli batagor tiga, ya."
Jungwoo mengacungkan jempolnya dan segera beranjak menuju jajaran penjual. Banyak yang masih mengantre, makanya butuh waktu lama buat Jungwoo kembali, jadi Yaya memilih untuk mengobrol saja dengan Xaxa.
"Dulu lo di sekolah suka ranking berapa?" tanya Yaya penasaran.
Xaxa tersenyum malu-malu, agak lama terdiam sebelum akhirnya menjawab, "satu."
"Wah, hebat!" Kedua mata Yaya langsung berbinar-binar. "Rahasianya apa, nih?"
"Nggak ada rahasia-rahasialah," jawab Xaxa jujur. "Belajar aja yang rajin, selalu shalat lima waktu, berdoa, puasa sunah juga sangat dianjurkan, shalat sunah juga dibanyak-banyakkin kalau bisa. Kalau niat, kita bisa jadi apa yang kita inginkan."
Yaya geleng-geleng takjub. Yaya boro-boro Yaya boro-boro puasa sunah, puasa kodo aja suka dia akhir-akhirkan. Yaya boro-boro shalat sunah, dia shalat subuh aja suka jam setengah enam. "Harusnya lo bikin akun dakwah. Pasti laku keras, deh."
Xaxa tertawa, mau menjawab tapi terlalu terkejut dengan suara teriakan yang tiba-tiba.
"MAKANYA, BERSINNYA PAKE MATA, G*BLOK!"
Teriakkan itu berasal di sudut kantin, tepatnya di pintu keluar. Ada kerumunan orang-orang yang saling berbisik saat melihat sebuah pemandangan. Xaxa dan Yaya turut penasaran, karena itu mereka juga ikut mendekat ke sana.
***
Konfiknya memanas ya, siap-siap
Next: Raja Bully dan Ratu Penyelamat
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 4 • NCT 127 X WAYV
Fanfiction--- Ini kisah kelas XI IPA 4 yang merupakan kelas biasa-biasa saja. Sampai mereka semakin dekat, semakin berselisih, saling bersaing, merebutkan perempuan yang sama dan sakit hati. Ini hanya kisah remaja biasa. Tentang jatuh cinta dan patah hati...