"Gimana lombanya kemarin?" tanya Xaxa pada Haechan. Mereka kini sedang menghabiskan waktu bersama di kantin. Ada Yangyang, Mark dan Jungwoo. Xaxa tak tahu Yaya ke mana karena ponsel teman sebangkunya itu tidak aktif sampai kini.
"Masuk final." Haechan menjawab dengan senyuman lebar. "Besok."
"Wah, hebat!" Xaxa bertepuk tangan dengan semangat.
"Makasih," balas Haechan. "Eh, terus gimana hasilnya?"
"Hasilnya apa?"
"Seleksi matematika."
Xaxa menipiskan bibirnya. "Hendery yang masuk."
"Hendery nggak masuk?" Mark yang sedari tadi menguping langsung membulatkan matanya. "Gue kira dia emang jago banget, jadi Taeyong pilih Hendery."
"Ya, saingan dari kelas lain mungkin berat-berat. Kita nggak tau, kan," balas Xaxa.
"Kalau kamu yang ikutan, yakin menang nggak?" tanya Haechan kemudian.
Xaxa berpikir sebentar. "Ya, mungkin. Aku udah baca-baca soalnya kemarin. Sebagian besar bisa aku kerjain."
Haechan tersenyum tipis. "Sekarang perasaan kamu gimana?"
"Mau aku jujur?"
"Iyalah."
"Aku—"
"Kok aku-kamu-an, sih, ngomongnya?" tanya Mark penasaran akut. Posisinya yang ada di sebelah Haechan, meski Kantin sedang ramai seperti pasar malam, ia mendengar percakapan antara Xaxa dan Haechan yang bisik-bisik. "Kalian berdua ada apa?"
Xaxa terkejut, ia menatap Haechan dengan tak percaya. "Kamu belum kasih tau Mark?"
Haechan membuang napasnya, panjang sekali. "Kamu pasti hafal Mark mulutnya kayak comberan. Mana bisa aku kasih tau."
"Tapi aku udah kasih tau Yaya, lho," balas Xaxa agak kecewa. "Setidaknya Mark kan temen deket kamu."
"Temen deket sih temen deket, tapi ...." Haechan menatap Mark dengan tatapan 'ih, ini beneran temen gue?' dan memblokir Mark untuk mendengarkan bidikannya pada Xaxa. "Nggak bisa jaga mulut."
Xaxa menipiskan bibirnya. Ia mengambil lemon tea miliknya dan meminumnya karena kerongkongannya tiba-tiba terasa kering.
"Ngomong apaan, sih?" tanya Mark kepo akut.
"Nggak, kok," balas Haechan. "Lo mau ke konsernya Yangyang nggak besok?" tanyanya mengalihkan perhatian.
Omong-omong, Yangyang sekarang sedang sibuk membujuk Jungwoo untuk ikut hadir dalam konsernya besok. Setiap hari, Yangyang gak pernah absen untuk memegang tangan orang lain untuk memohon.
Kasihan, tapi Haechan tak bisa membantu karena dia ada pertandingan final besok.
"Kalau masih ada umur, gue ikut," jawab Mark.
"Eh, helow, everybody!" seru Lucas heboh, tiba-tiba datang dengan satu nampan berisi makanannya. "Gue ikut gabung, boleh?"
"Boleh, dong! Ayo, duduk sampai gue!" seru Mark ramah.
Lucas duduk di samping Mark dan mulai mengaduk soto di mangkuknya. Lucas yang sadar sedari tadi ditatap Mark, balas menatapnya dengan polos.
"Kenapa, Mark?"
"Eh?" Mark mengusap tengkuknya dengan canggung. "Ma-mau disuapin?"
"Eh?"
Lucas cengo. Sama halnya dengan Haechan dan Xaxa. Yangyang dan Jungwoo kompak membulatkan kedua mata mereka saat mendengar tawaran Mark pada Lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 4 • NCT 127 X WAYV
Fanfic--- Ini kisah kelas XI IPA 4 yang merupakan kelas biasa-biasa saja. Sampai mereka semakin dekat, semakin berselisih, saling bersaing, merebutkan perempuan yang sama dan sakit hati. Ini hanya kisah remaja biasa. Tentang jatuh cinta dan patah hati...