22. Salah Kostum

146 20 4
                                    

22. Salah Kostum

Hai, apa kabar?

Adakah yang menunggu cerita ini? :3

---

Lucas bersiul saat melangkah menuju kelasnya. Di perjalanan, ia tersenyum penuh pesona sambil menatap genit pada perempuan-perempuan yang melewati dan dilewatinya. Pagi ini cerah sekali, membuat mood Lucas naik.

"Pagi, yorobun!" seru Lucas lantang saat ia tiba di kelasnya. Karena masih pagi, hanya ada beberapa yang sudah datang. Melihat seseorang sudah duduk di kursinya, senyum Lucas tercipta lebar. "Yang, yang!"

Yayang yang namanya merasa terpanggil, sontak mengalihkan pandangan dari bukunya. Sebelumnya, Yangyang tengah menulis lirik rap untuk penampilan bukan depan band Acuh Tak Acuh. Yangyang menatap Lucas dengan kedua alis terangkat. "Iya, kenap—"

"Yang digoyang, digoyang, yang~" Lucas berjoget dengan wajah penuh rasa puas. Senyumnya mengembang sangat lebar dan ada tawa menyebalkan saat ia berhasil mengerjai Yangyang. Lucas pura-pura bernyanyi, bukan memanggil Yangyang. "Asiknya bergoyang-goyang, acikiwirrrrr, aweu, aweu, aweu! Wuuu!"

Yangyang memutar bola matanya. Sadar bahwa dirinya dipermainkan, ia berdoa dalam hati supaya Lucas lekas diberi hidayah.

"Yang, yang!" seru Lucas lagi, kini seraya mengeluarkan botol minumnya yang tadi pagi disiapkan oleh Bunda. Isinya susu jahe kesukaan Lucas.

Yangyang menutup bukunya kembali, kemudian menoleh ke arah Lucas dengan wajah penuh kesabaran. "Kenap—"

"Yang haus, yang haus," tawar Lucas bagaikan pedagang minuman di pasar. "Yang haus, yang haus, yang haus."

"Anjrit, lo punya masalah apa, sih?" tanya Yangyang penasaran.

Lucas tertawa puas. "Nggak ada masalah apa-apa, kok. Lagi demen nyanyi aja. Awokawok."

"Nggak ada akhlak," desis Yangyang, kemudian berbalik dengan wajah kesal. Ia mengeluarkan airpods dari tempatnya dan menyumpal telinganya dengan beda yang mengeluarkan musik itu.

Di tempatnya, Lucas tertawa lagi, kemudian membuka botol minumnya. Karena tadi berjoget dan bernyanyi, Lucas merasa agak haus. Ia menyedap susu jahenya,, tapi ditahan dulu di mulut karena masih panas hingga pipinya jadi mengembung seperti ikan buntal.

Sebelum sempat meneguknya ke dalam tubuh, mata Lucas lebih dulu menangkap sosok Mark dengan pakaian batik di depan kelas. Pakaian yang dipakainya kontras sekali dengan seragam putih yang dipakai orang-orang, termasuk Lucas sendiri. Melihat itu, mau tak mau susu jahe di mulut Lucas menyembur karena selanjutnya ia tertawa terbahak-bahak.

"CIALAH, EMANGNYA HARI SELASA INI HARI RABU? KOK PAKE BATIK?! AWAOKAWOK."

Berkat Lucas, anak kelas ikut memerhatikan Mark. Beberapa tertawa karena Mark, beberapa tertawa karena Lucas.

Sadar dirinya jadi bahan tawaan, Mark menunduk dan berjalan ke kursinya dengan lesu, sambil menunduk malu.

Yangyang yang berada di depan Mark kontan menoleh ke belakang, menatap Mark dengan kening mengerut. "Lo kenapa paket batik, Mark?"

Mark cemberut. "Nggak tau. Gue kira hari ini hari Rabu, Yang."

"Bisa gitu, ya?"

Mark tersenyum sedih, membuang napas lelah. Ia sendiri juga tak paham mengapa dirinya ini sangat pelupa.

Di tempatnya, Lucas mengelap sudut bibirnya dengan seragamnya, juga mengelap sudut mata yang mengeluarkan sedikit air mata karena terlalu ngakak. "Aduh, ada-ada aja itu orang."

Karena malu, Mark menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangan di atas meja.

Tak lama kemudian, Hendery datang dengan kameranya, lalu duduk di sebelah Lucas. Lucas langsung menatapnya dengan semangat. "Heh, Drol, lo telat banget datangnya. Tadi gue udah bikin momen yang noumu funny, lho."

"Wah, apa-apa?" Mata Hendery langsung berbinar-binar.

"Gue kerjain Yangyang, terus fue sembur pas Mark Dateng pake batik, padahal kan hari ini Selasa, harusnya pake putih-putih," jawab Lucas dengan sisa tawanya. "Pas gue nyembur, dislowmo-in pasti daebak lah, tuh!"

Hendery menyayangkan hal itu. "Tadi gue debat dulu sih sama Hendra. Gue pengen ganti nama channel YouTube, tapi dilarang. Ah, nggak seru."

"Hendra siapa?" tanya Lucas penasaran.

"Bokap gue," balas Hendery cengengesan.

"Durhaka lo bilang nama orang tua." Mata Lucas menatap tajam pada Hendery.

"Tradisi keluarga gue emang udah gitu dari jaman batu." Hendery membalas santai. "Gue manggil bokap gue Hendra, gue manggil nyokap gue Eri. Nggak durhaka dan nggak dosa buat gue karena aturannya emang gitu dari sananya."

"IWH, INI APAAN?!" Tahu-tahu seseorang berteriak, membuat Lucas dan Hendery menatap ke arahnya. Yaya yang baru datang dengan Jungwoo menghentikan langkahnya di dekat kursi Lucas. Itu jelas karena susu jahe berkas semburan Lucas. "Kok ada muntahan kucing?"

Lucas geleng-geleng, pura-pura tidak tahu.

Yaya mendengus, mau mengomel lagi saat ia melihat seseorang yang berbeda di sebuah kursi di sana. "Mark?!"

Mark langsung mengangkat kepalanya. Yaya tak kuasa menahan matanya agar tak membulat dan Jungwoo tak kuasa menahan tawanya.

"IH, KOK PAKE BATIK? HAHAHA!"

***

Vote komennya jangan lupa yaw

Tue 28 Jul 20

Next: Laporan

11 IPA 4 • NCT 127 X WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang