38. Akhlak dan Otak Harus Seimbang

105 17 3
                                    

38. Akhlak dan Otak Harus Seimbang

---

Makasih buat yang gercep 😘😘😘

---

"Gue maunya nembak lo. Boleh?"

Telinga Xaxa langsung memerah, tiba-tiba ia merasa panas. Oksigen di sekitarnya tiba-tiba menipis dan ia tak punya kuasa untuk balas menatap mata Haechan.

"Canda elah," kata Haechan sambil tertawa renyah. "Gue mau tembak Yaya aja. Dia mencurigakan."

Mata Yaya langsung membulat. "Tunggu, kok gue?!"

"Heh, Yaya baik!" seru Taeyong seraya merentangkan tangannya di depan Yaya, melindunginya.

"Bomat. Terserah gue, dong," balas Haechan dengan nada menyebalkan. "Jadi gimana, Xa? Yaya mati sebagai apa?"

"Oh." Xaxa segera tersadar, lalu melihat kertas di tangannya sebelum melakukan pengumuman. "Yaya mati sebagai werewolf."

"APA?!" Taeyong bagai bom yang meledak. Matanya membulat sempurna, bagai mau lepas dari tempatnya. "KOK GITU, YA?!"

Yaya tertawa kecil saat semua orang menatapnya dengan pandangan tak percaya, tersakiti dan takjub. "Ini kan cuma game. Kalian jangan berlebihan gitu." Yaya berlaih pada Taeyong. "Lagian, Yong, gue bisa buat menang. Wajar, dong?"

"Gue udah percaya banget sama lo padahal," balas Taeyong dengan hati yang sakit, tercabik-cabik.

"Sorry." Yaya tersenyum menyesal, tapi tampak cantik dan manis di mata Taeyong.

Sehingga Taeyong langsung mengangguk. "Iya, nggak apa-apa."

"Emang ya, muka bidadari nggak menjamin akhlak," kata Lucas sebal. "Jangan-jangan lo berdua juga ww lagi?"

Tata dan Lala yang ditunjuk Lucas jelas langsung berseru tak terima.

"Lanjut?" tanya Xaxa. "Oke! Malam tiba!"

"Oke, pagi tiba. Taeyong terbunuh sebagai penerawang." Xaxa memberi pengumuman. "Hasil terawangannya tadi malam nggak berhasil cari ww. Silakan berdiskusi."

"Tadi gue cek Lala," kata Taeyong.

"Curigaan mulu sama gue. Udah tau gue baik," tukas Lala.

"Kalau kita salah pilih dan penyihir mati, kita kalah, maksudnya kaum berakhlak kalah," kata Yangyang menyuarakan pendapat.

"Berarti ww itu kaum nggak ada akhlak, ya?" tanya Hendery.

"Oyajelas!" seru Yangyang. "Mana ada akhlaknya kalau bunuh temen sendiri?"

"Kan ini cuma game, Yangyang," balas Tata agak malas.

"Jungwoo diem mulu daritadi," kaya Lucas heran. "Kenapa?"

"Nggak kenapa-kenapa." Jungwoo memberi jawaban singkat.

"Jadi curiga." Lucas menyipitkan matanya.

"Pokoknya gue baik." Jungwoo menegaskan. "Kalau lo pada pilih gue, pasti bakal menyesal banget."

Lucas menepuk tangannya satu kali. "Oke! Gue pilih Jungwoo aja, soalnya dia neomu neomu suspicious."

"Gue juga!" seru Hendery setuju.

"Yaudah, gue ikut aja deh." Jaehyun yang sedari tadi hanya diam, angkat suara.

"Oke, karena Jungwoo mendapatkan suara terbanyak, maka sampai di sini saja umur hidupnya." Xaxa tersenyum tipis saat menyuarakan hasil permainan.

Jungwoo menepuk jidatnya, tak menyangka teman-temannya akan sebodoh ini dalam permainannya werewolf. "Lo pada bakal menyesal. Asli."

"Bomat, bomat. Lo ww." Lucas mencibir. "Kalau lo ww, gue mau piteng itu leher sampai putus."

Yaya yang duduk di belakangnya langsung memukul punggung Lucas.

"Aw!" seru Lucas kesakitan, ia menatap Yaya dengan tak terima. "Kenapa lo mukul-mukul gue?"

"Jangan begitu ke Jungwoo!" seru Yaya galak.

Yaya tak sadar, di sebelahnya ada Taeyong yang cemburu dengan sikap perhatiannya pada Jungwoo.

"Jungwoo adalah penyihir!" seru Xaxa riang gembira. "Pemenangnya adalah werewolf! Hore!"

"WHAT'S?!" Lucas langsung berdiri dan menatap semua orang dengan pandangan tak percaya.

"Jadi, lo bukan penyihirnya?!" tanya Yangyang kecewa sekaligus marah.

"Gue ngaku-ngaku biar penyihirnya aman, Yang," balas Lucas memberi alasan.

"Tapi malah lo sendiri yang bunuh penyihirnya, Bego," tukas Yangyang emosi.

"Ya maaf." Lucas menunduk, merutuki dirinya sendiri.

Taeyong dan Doyoung kompak memutar bola matanya. Haechan, Winwin dan Yangyang kompak membuang napas panjang, sementara Yuta, Jungwoo, Lala dan Tata hanya tersenyum tipis menyambut kekalahan mereka

"Yeeeee! Terimakasih buat pada orang berakhlak yang bego karena membuat tim orang nggak ada akhlak menang!" seru Hendery senang tak keruan. Bersama dengan werewolf yang lainnya, ia melakukan selebrasi di depan kamera. "Jadi, guys, tim ww menang, nih! Keren nggak, sih?"

Yaya muncul di sebelahnya. "Itu karena mereka nggak pada punya otak!"

Jaehyun tersenyum lebar seraya melambai-lambaikan tangannya ke kamera. "Pertama kali main, pertama kali menang! Mantul!"

"Mantul!" Kun mengacungkan jempolnya. "Emang, berdzikir itu nggak akan pernah sia-sia."

"Gini ya guys," kata Mark saat gilirannya muncul ke kamera. "Percuma kalau ada akhlak tapi nggak ada otak. Ujung-ujungnya kalah dengan miris."

"Heh! Lebih percuma lagi kalau ada otak tapi nggak ada akhlak!" seru Lucas kelewat emosi, pasalnya Hendery yang sangat ia percayai ternyata merupakan serigala berbulu domba. "Durhaka lo semua! Masuk neraka, dah!"

Hendery tertawa pada kameranya sebelum menutup vlog-nya. "Ye, marah dia. Ya, dengan cuma game ya, guys. Jangan dibawa ke dunia nyata, apalagi di bawa ke dunia maya. Bisa berbaring urusannya ntar. Oke, begitulah keseruan kelas 11 IPA 4 hari ini, see you next time! Babay, Sahabat!"

"Cas, jangan ngambek gitu dong," kata Hendery saat Lucas masih tak menyapanya sejak permainan werewolf itu selesai.

"Taulah, Anj, lo."

"Kasar banget, dah. Masuk neraka lo nanti."

"Lo juga." Lucas menatap Hendery dengan kecewa. "Khianati temen itu dosa gede tau!"

"Iya-iya, sorry." Hendery menyesal. "Tapi ... Makanya, lo kalau punya akhlak, otak juga dipake biar nggak gampang dibegoin."

"Lo juga!" seru Lucas dengan mata melotot. "Kalau punya otak, akhlaknya paket juga biar nggak nyakitin hati temen!"

***

Enaknya happy atau sad ending yaa?

Babayyy

Wed 9 Sep 2020

11 IPA 4 • NCT 127 X WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang