44. Traktir Seblak

98 16 12
                                    


38. Traktir Seblak

Usai bel sekolah berbunyi, sesuai perkataan tadi pagi, Lucas mengajak Jungwoo untuk mampu ke daerah di mana kawasan rumahnya berada. Awalnya, ia hanya akan pergi berdua, tapi Hendery dan Yangyang tak sengaja menguping Lucas yang akan menraktir. Jelas, dua laki-laki itu tak mau menyia-nyiakan kesempatan.

"Ya udahlah, karena gue teman yang baik, gue traktir juga lo berdua. Semoga Miss Iim ngasih diskon, deh," kata Lucas akhirnya setelah lama berpikir dan melihat Hendery serta Yangyang sudah menatapnya seperti anjing menggemaskan yang kelaparan.

Lucas itu punya hati yang sangat lembut. Ia sangat mudah terbujuk.

"Gue juga mau ikut, dong!" seru Yaya yang saat itu tak sengaja mendengar perbincangan Lucas dan Jungwoo tentang traktir. "Gue juga mau ditraktir, Cas!"

"O tidak bisa," balas Lucas cepat. "Ini khusus buat cowok. Kalau lo mau ditraktir juga, ganti gender dulu baru boleh."

Yaya memutar bola matanya dengan jengah. "Pelit banget lo."

"Terserah netijen mau bilang apa," balas Lucas dengan tampang menyebalkan. "I don't care, really really don't care!"

"Ya udah, gue titip Jungwoo aja." Yaya benar-benar malas berdebat hari ini. "Kalau Jungwoo pulang kenapa-kenapa, leher lo jadi taruhannya, ya."

Lucas membulatkan matanya, agak ngeri. "Serem amat lo. Udah kayak pawang aja."

"Gue bahkan rela nyewa seratus dukun buat santet lo kalau nggak Jungwoo kenapa-kenapa!" seru Yaya.

"Uuuwwww, friendship goals banget, nih," komentar Hendery yang sejak tadi merekam dengan kamera andalannya. "Apakah ini friendzone?"

"Diem aja lo, Woo," sambung Yangyang seraya merangkul bahu Jungwoo sok akrab. "Lo suka nggak sama Yaya? Yaya protektif banget tuh sama lo. Apa nggak lemes itu jiwa?"

Jungwoo hampir memutar bola matanya. Ia tak yakin ada orang waras di kelas ini selain dirinya, Yaya dan Xaxa.

Yaya langsung tertawa. "Semoga lo baik-baik aja sama tiga orang ini ya, Woo. Gue pulang duluan. Dadah!"

Jungwoo balas melambai pada Yaya. "Dadah! Hati-hati!"

Lucas menjentrikkan jarinya. "Ya udah kalau gitu, tanpa bacot-bacot nggak guna lagi, kita cus ke kampung halamanku!"

"Let's go!" seru Hendery semangat. Tak lupa melambai ria pada kameranya. "Jangan bosen buat ikutin kita terus ya, capcusss!"

***

"Emang ya lo berdua itu cuma ada pas manisnya aja," kesal Lucas untuk kesekian kalinya di sepanjang perjalanannya menuju rumah. Perkataan itu jelas ditujukan pada Hendery dan Yangyang. Mereka berempat sedang duduk berderet di angkot.

Lucas baru sadar bahwa kehadiran Hendery dan Yangyang adalah simbiosis parasitisme untuknya.

"Kalau ngomong gitu terus, nanti pahala lo ilang, Cas," balas Yangyang serius. "Berdasarkan yang gue pelajari dari Kun, temen sebangku gue, kalau mau beramal, harusnya tangan kiri nggak usah ikutan. Lah lo sekarang udah tangan kiri diikutin, mulut juga ikut ngebacot lagi. Udahlah, ilang aja tuh pahala buat lo. Dapet nol!"

Lucas mengangguk-angguk dengan wajah keki setengah mati. "Bagus ya, sekarang lo jago dakwah kayak Kun."

"Bener," balas Hendery. "Bangga gue sama lo, Yang."

Yangyang menaik-turunkan dua alisnya dengan wajah bangga.

"Masalahnya lo berdua maksa, Setan," kata Lucas jengkel. "Gue nggak pernah mau traktir kalian. Gue bacot terus karena gue mau sadar kalau hidup tuh jangan begini, jangan jadi temen toxic, nanti lo berdua di akherat nggak bakal tenang."

11 IPA 4 • NCT 127 X WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang