29. Makasih, Jhonny
---
Helo everybody!!!!
Wassap?
Are you ready????
---
"WAH! ADA KUE!" jerit Yaya senang saat melihat Xaxa mengeluarkan dua kotak besar berisi kue bolu dari dalam kantong plastik.
Jeritannya kontan membuat hampir semua anak mengerubunginya dengan tatapan lapar.
"Boleh di mana, nih?" tanya Lucas tak sabaran.
Xaxa mengangguk. "Makan aja sepuasnya."
Berkat izin Xaxa, tangan-tangan langsung bergerak untuk mengambil kue bolu itu. Meja Xaxa dan Yaya seperti terkena gempa bumi karenanya. Tak sedetik berlalu, kue bolunya langsung laris manis.
"Wah, enak bener! Bisa buat bahan jualan, nih!" seru Lala senang, mendapatkan ide baru.
"Udah kayak yang dijual di toko terkenal aja, sih, ini! Mantul!" seru Yangyang turut senang. Lebih senang lagi karena pagi ini tak ada gosip memalukan tentangnya. Ternyata Lala menepati anji untuk tidak bocor.
"Mantap lah, Xa!" seru Hendery seraya nge-vlog. Mendeskripsikan betapa enaknya bolu buatan Xaxa. "Rasanya itu enak banget kayak di surga, lembutnya itu kayak kapas dari pohonnya, manisnya pas kayak tebu, dan bikin nagih!"
"Muantap pollllll!" seru Lucas keras-keras.
Dan beragam komentar menyenangkan untuk didengar lainnya.
Xaxa tersenyum, tapi sadar bahwa ada yang sama sekali tidak bergerak untuk menyantap bolunya, Xaxa agak kecewa. Beruntung ia menyimpan beberapa potong karena hal ini memang sesuai dugaannya.
Xaxa tahu, sepulang sekolah kemarin siapa yang menyelamatkannya dari gerombolan Taeil, membawanya untuk berbaring di salah satu bangsal UKS dan menemaninya saat di UKS ketika Haechan juga tak sadarkan diri karena terpukul seseorang, salah satu teman Taeil.
Namun, saat Xaxa sadarkan diri dari pingsannya, Jhonny telah tiada, digantikan oleh kehadiran Haechan yang bercerita tentang bagaimana Jhonny menyelamatkannya.
Karena itu, sepulang sekolah, Xaxa mengikuti langkah Jhonny dan menahannya di depannya saat sampai di lorong yang sepi, depan perpustakaan. Xaxa tersenyum manis. "Boleh minta waktunya sebentar?"
Jhonny tak mengangguk, tidak juga menggeleng. Ia hanya diam.
Xaxa yakin artinya iya. Kemudian Xaxa memberinya kotak makan berisi kue bolu yang ia buat sendiri. Kemarin ia terkejut karena kemunculan Taeil, karenanya Xaxa ingin yang manis-manis dan lembut-lembut.
Xaxa senang karena Jhonny menerima pemberiannya.
"Makasih ya karena udah nolongin kemarin," kata Xaxa malu-malu. Ia tak pernah bicara dengan Jhonny, tapi karena suka bergaul dengan Yaya dan Haechan yang supel, Xaxa jadi keteteran. "Lo kenapa sih suka diem mulu? Nggak bergaul gitu—"
Perkataan Xaxa tidak selesai karena Jhonny sudah lebih dulu meninggalnya tanpa kata-kata. Xaxa berbaik, menatap kepergian Jhonny, menatap punggung yang entah mengapa terlihat bergitu jauh dan tak teraih, tapi terasa dekat dan familiar.
***
"Yong, lo nggak ada cewek yang ditaksir apa?"
Taeyong mendengus saat Doyoung bertanya begitu padanya. Mereka berdua sedang ada di lab TIK, bermain game online saat pelajaran olahraga sedang berlangsung. Keduanya sama-sama tidak suka bekeringat, karena itu mereka bolos.
"Ngapain naksir cewek? Dapet duit aja kagak?"
"Emangnya gangguin orang dapet duit?"
"Nggak." Taeyong tersenyum puas. "Tapi kepuasan. Emangnya naksir cewek bisa dapet kepuasan?"
"Bisalah, Yong." Doyoung menjawab yakin. "Lo bakal seneng, hati tuh kayak berbunga-bunga gitu. Pengennya deket dia terus, tatap dia terus sampai mampus."
"Cih."
"Lo kenal Tata?"
"Kagak."
"Ye, Sumprit! Anak kelas sendiri masa nggak hafal lo?" Tanya Doyoung kecewa berat. "Lo kan ketua kelasnya, Ego!"
"Emangnya gue emaknya?" Taeyong melotot pada Doyoung dengan wajah tak terima. "Ngapain, Njir, buang-buang waktu aja hafal nama mereka satu kelas. Cuih."
Doyoung membuang napas pasrah. Ia menyerah kalau soal keras kepalanya Taeyong. "Jadi, itu anak, anak jaipong, Yong. Gerakannya oke banget, eh, pas gue liat wajahnya, gue langsung mikir, 'apa bidadari lagi turun ke bumi?' Gila, Yong, gue naksir berat sama Tata sekarang."
Taeyong tertawa hambar. "Gue yakin lo pasti ditolak, Doy."
"Mau taruhan?" tanya Doyoung semangat. "Gue besok bakal nembak Tata, nih. Siapin kejutan yang oke, ya."
"Lo mau kejutannya gue siapin?" tanya Taeyong dengan senyuman penuh arti.
"Boleh, kalau lo mau."
"Oke. Gue bakal siapin." Taeyong mengangguk kecil. "Kalau lo diterima, gue kasih sepuluh juta."
"Oke."
***
Aku pikir drama 11 IPA 4 itu bakal panjang, jadi siap-siap ya hehehe
Dadah
Sat 22 Aug 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 4 • NCT 127 X WAYV
Fanfiction--- Ini kisah kelas XI IPA 4 yang merupakan kelas biasa-biasa saja. Sampai mereka semakin dekat, semakin berselisih, saling bersaing, merebutkan perempuan yang sama dan sakit hati. Ini hanya kisah remaja biasa. Tentang jatuh cinta dan patah hati...