20. Xiao Dejun
---
"Makasih ya," kata Mark saat Yaya mengantarkannya ke mejanya kembali dengan minuman pesanan Yangyang dan Haechan.
"Iya, sama-sama." Yaya mengangguk-angguk senang. "Mau gabung nggak? Ada Jungwoo sama Xaxa juga, biar lebih dekat. Ayo!"
"Ayo!" seru Yangyang semangat. "Makin rame, makin gue bisa promosi band gue!"
"Ayo-ayo aja, sih," tukas Haechan.
"Ya udah, capcus!" seru Mark seraya membawa makanannya. Begitu pula dengan Yangyang dan Haechan. Yaya mengantarkan mereka ke meja di mana sudah ada Xaxa duduk dan Jungwoo serya tiga porsi batagor di atas meja.
Yaya duduk di sebelah Xaxa. Jungwoo di sebelah Yaya Yangyang duduk di Jungwoo, lalu Mark dan Haechan duduk di bangku tersisa. Xaxa langsung keringat dingin saat duduk dekat Haechan dan tak mampu menatapnya sama sekali. Xaxa hanya menunduk ke mangkok batagornya.
"Oh ya, kenalin," kata Yaya dengan santainya. Yaya memang supel dan ramah. "Jungwoo, Xaxa, ini Yangyang, Mark, Haechan. Yangyang, Mark, Haechan, ini Jungwoo sama Xaxa. Kalian pasti udah kenal gue, gue Yaya, sekretaris. Kita emang baru kenal, tapi kita sok akrab aja karena sekelas. Setuju?"
Yangyang langsung bertepuk tangan. "Mantul! Mantul!"
"Gue Haechan," kata Haechan seraya mengulurkan tangannya pada Xaxa. "Bendahara kelas paling ganteng dan humoris. Salam kenal."
Xaxa menatap Haechan dengan penuh rasa terkejut. Pipinya lama-lama terasa panas. "Eh?"
"Modus lo, elah!" seru Mark seraya memukul tangan Haechan yang terulur pada Xaxa. Namun selanjutnya, Mark tersenyum lebar pada Xaxa. "Selamat datang di sekolah ini, Xaxa. Semoga betah."
"Kampret!" seru Haechan kesal. "Lo nyolong kata-kata gue!"
Mark memeletkan lidahnya dan membuat Yaya tertawa. Hal itu membuat Mark menatap ke arahnya. "Eh, btw, kenapa lo berani banget tadi jambak rambutnya Taeyong? Gila, gue kaget banget."
Yaya tertawa lagi. "Gue nggak suka aja ada penindasan, padahal lo jelas-jelas nggak salah. Aneh tu orang. Bosen banget hidupnya sampai cari-cari masalah nggak guna."
"Oalah." Mark ikut tertawa, terbayang bagaimana ekspresi Taeyong saat rambutnya dijambak Yaya.
"Nanti hati-hati ya, jangan sampai masalah lagi sama Taeyong," balas Yaya. "Nyesel gue pilih dia sebagai ketua kelas. Gue pikir dia yang paling baik di antara Kun yang kayak guru ngaji atau Jhonny yang kayak preman. Eh, ternyata ...."
"Gue juga mikirnya gitu, lho!" seru Jungwoo.
"Gue juga!" lanjut Yangyang.
"Gue juga!" Mark berseru.
"Eh, gue juga!" Haechan juga gak ketinggalan.
"Sama." Xaxa tersenyum kecil. "Emang Taeyong yang kelihatan meyakinkan. Sebelumnya dia juga kan ketua kelas."
"Hebat, sih. Aktingnya jago bener." tukas Yangyang mengapresiasi. "Eh, omong-omong, nanti jangan lupa nonton konser band gue nanti, ya."
"Hah?" Jungwoo menaikkan kedua alisnya. "Band apa?"
"Band Acuh Tak Acuh," balas Yangyang dengan tawa kecil, pura-pura kelihatan baik-baik saja padahal ia sangat kecewa karena ada yang tak mengenal bandnya. "Gue rapper di sana."
"Wah, hebat!" seru Yaya mengapresiasi. "Gue jadi kendaraan gimana. Soalnya gue juga suka band. Terutama Day6. Gila, adem-adem banget nyanyiannya."
Yangyang tersenyum lebar. Merasa senang sekali. "Kalau ada konser, gue kasih gratis khusus buat lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 4 • NCT 127 X WAYV
Fanfiction--- Ini kisah kelas XI IPA 4 yang merupakan kelas biasa-biasa saja. Sampai mereka semakin dekat, semakin berselisih, saling bersaing, merebutkan perempuan yang sama dan sakit hati. Ini hanya kisah remaja biasa. Tentang jatuh cinta dan patah hati...