57. Ditolak
---
Tanpa mukadimah, langsung baca aja yow
---
Yuta merasa tak enak badan hari ini.
Bukan sebuah kondisi tubuh yang serius hingga harus melakukan penanganan khusus atau istirahat seharian penuh sebenarnya, tapi Yuta kurang bisa fokus karenanya. Matanya berkunang-kunang, semuanya jadi kuning dan kadang kepalanya terasa berdenyut, nyeri.
Jungwoo yang duduk di sebelahnya menyadari hal itu saat sudah tiga kali Yuta salah jawab pertanyaannya. Mulai dari pertanyaan tugas matematika yang dijawab dengan materi biologi, meminjam penghapus dan diberi penggaris lalu yang terakhir, Jungwoo bertanya tentang kedatangan guru magang ke sekolah yang dijawab bagaimana serunya pelajaran olahraga kemarin oleh Yuta.
Saat Jungwoo mengeluh tentang itu, Yuta meminta maaf dan menyentuh keningnya sendiri. Yuta memejamkan matanya dan Jungwoo semakin heran melihatnya.
"Lo sakit, Yut?" tanya Jungwoo akhirnya.
Yuta mengangguk kecil. "Tapi cuma pusing dikit aja. Kayaknya kemarin gue tidur terlalu malem, makanya sekarang agak kurang enak badan, Woo."
"Mau pulang nggak? Soalnya lo sama sekali nggak fokus tadi. Kalau dipaksain, takutnya sakit lo makin parah dan bikin lo nggak bisa sekolah besok," kata Jungwoo khawatir.
"Nggak, makasih." Yuta tersenyum tipis. "Gue nggak mau kehadiran gue ada bolongnya. Dari SD udah biasa begini, kok. Nggak apa-apa, lo nggak usah khawatir."
Jungwoo meringis kecil. "Kalau ada apa-apa langsung bilang aja, gue bisa bantu."
"Oke." Yuta mengangguk. "Makasih, Woo."
"Sama-sama."
***
Kehadiran Taeyong yang duduk di depan Yaya saat di kantin membuat perhatian semua orang tersita. Pasalnya, kantin lantai satu bukan tempat andalan Taeyong selama satu tahun terakhir.
Taeyong meninggalkan singgasananya dan itu sangat aneh.
Sementara itu, Doyoung tidak ikut karena menjaga tempat kekuasaannya di lantai dua. Taeyong benar-benar sendirian ke tempat ini, tempat yang dulunya selalu Taeyong olok-olok sebagai tempayan kaum rendahan.
Jungwoo, Xaxa, Haechan, Mark dan Yangyang yang satu meja di sana jelas heran akan kedatangan Taeyong. Selama seminggu terakhir mereka tidak melihat Taeyong hadir dan saat masuk kembali, Taeyong tak menjelaskan apa-apa tentang ketidakhadirannya sehingga membuat tanda tanya di benak mereka membesar.
"Ngapain di sini?" tanya Yaya dengan nada suara tak suka.
Xaxa ikut mengerutkan keningnya. Bukan hanya penasaran akan jawaban Taeyong atas pertanyaan Yaya, tetapi juga heran mengapa Yaya tiba-tiba bersikap ketus pada Taeyong. Biasanya Yaya ramah pada siapapun. Sejauh ini, hanya Lucas yang Yaya tandai sebagai orang berbahaya dan tidak akan dijadikan teman.
Xaxa tak tahu jika Taeyong termasuk orang yang Yaya tandai.
Taeyong tersenyum kecil. "Nggak boleh emangnya gue di sini?"
"Bukan nggak boleh, sih, sebenarnya," balas Yaya cepat. "Cuma di sini kelihatan terlalu murahan buat lo."
Taeyong tertawa hambar. Xaxa tercengang melihatnya. Wajah Taeyong sudah jauh dari normal, maksudnya wajahnya benar-benar sempurna hingga hampir tidak bisa dikatakan sebagai manusia. Sekarang, laki-laki super tampan itu tertawa. Tawanya merdu dan renyah, membuat hati Xaxa lebih cerah dari awalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 4 • NCT 127 X WAYV
Fiksi Penggemar--- Ini kisah kelas XI IPA 4 yang merupakan kelas biasa-biasa saja. Sampai mereka semakin dekat, semakin berselisih, saling bersaing, merebutkan perempuan yang sama dan sakit hati. Ini hanya kisah remaja biasa. Tentang jatuh cinta dan patah hati...