Pada akhirnya, masalah dengan Taeil selesai karena Taeyong ingin berdamai. Taeil juga merasa tak ada waktu lagi untuk menggangu hubungan Haechan dan Xaxa karena ia sudah selangkah lebih dekat dengan Ujian Nasional serta persiapan masuk universitas yang harus ia geluti dengan serius.
Yang tersisa kini adalah hari-hari damai seperti biasanya.
Pulang sekolah kali ini, Jaehyun mengajak Taeyong ke rumahnya sebagai ucapan terimakasih. Namun, bukan hanya Taeyong yang ikut saat ini. Doyoung selaku ajudan Taeyong sekaligus sahabat permen karetnya dan Shapira yang memaksa juga ikut dalam perjalanan menuju rumah Jaehyun.
"Lo ember banget asli," kesal Taeyong saat teringat bagaimana Yaya kini sudah mengetahui perasaannya dan menjaga jarak sehingga Taeyong bukan hanya tak bisa dekat dengan Yaya lagi, ia seperti tak ada muka untuk menghadapinya.
Taeyong malu.
Jaehyun berdecak kecil, tak senang disalahkan begitu saja. "Bukan gue yang ember, lo yang nggak bisa jaga mulut."
"Bukan itu masalahnya sekarang." Jaehyun berdecak lagi saat melihat Shapira hadir di sampingnya padahal sebelumnya sudah menjauhkan diri. Taeyong yang membuat Shapira bisa masuk mobil karena larinya lambat. "Kenapa dia juga ikut ke rumah gue?"
"Nggak boleh emangnya?" tanya Shapira dengan raut wajah sedih.
"Nggak."
Shapira hanya cemberut dan akhirnya mereka sampai di depan pekarangan sebuah rumah bercat putih yang sederhana. Ketiga keempat siswa itu keluar dari mobil pribadi Taeyong, Ibu Jaehyun yang tengah menyirami bunga anggrek di jalan rumahnya seketika mengembangkan senyuman lebar.
Jaehyun memimpin perjalanan. Ia lebih dulu salim pada Ibu dan tiga temannya itu tampak malu-malu, canggung dan bingung.
"Wah, selamat datang." Ibu Jaehyun menghangatkan suasana dengan suara ramahnya. Ia melihat Taeyong, Doyoung dan Shapira dengan binar senang. Ia tak tahu Jaehyun punya kenalan titisan surga sampai bertemu tiga orang di depannya ini. "Temen-temennya Jaehyun, ya?"
"Ini pacarnya Jaehyun, Tante." Shapira memperkenalkan diri dengan senyuman manis. Ia mengulurkannya tangannya untuk berjabatan tangan dengan Ibu Jaehyun. "Shapira."
"Wah, cantiknya," kagum Ibu Jaehyun.
"Dia bohong, Bu," sanggah Jaehyun cepet-cepet. "Jaehyun nggak ada pacar."
"Dia beda Tuhan sama Jaehyun, Bu." Taeyong bersuara tanpa filter. "Jangan diterima."
Ibu Jaehyun terperangah sesaat, tapi dengan cepat tersenyum lebih sejuk lagi. Membuat Taeyong dan Shapira mendadak ingin jadi anak angkat dari Ibu Jaehyun.
"Ey, jangan begitu. Kita bisa jadi keluarga terlepas dari agama. Jangan mencipta jarak, hanya karena perbedaan yang sudah menjadi takdir. Ibu nggak apa-apa dengan kamu, dengan kamu, juga kamu," tutur Ibu Jaehyun seraya menepuk pundak Taeyong, Doyoung berikut Shapira dengan lembut.
"Ayo, masuk. Ibu udah siapkah hidangan spesial di dalam," ajak Ibu Jaehyun kemudian.
Saat masuk ke dalam rumah sederhana dengan wangi pandan itu milik Ibu Jaehyun, rasa hangat, damai dan tentram langsung menyapa. Berbeda dari rumah Doyoung, Shapira, apalagi Taeyong yang meski mewah, isinya tak lebih dari hunian lebah; berisik, menyengat dan menyakitkan.
***
Hallo all
Jangan lupa nonton NCT world 2.0 yaa
Gilee sungchan gantheng parah
31102020
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 4 • NCT 127 X WAYV
Fanfiction--- Ini kisah kelas XI IPA 4 yang merupakan kelas biasa-biasa saja. Sampai mereka semakin dekat, semakin berselisih, saling bersaing, merebutkan perempuan yang sama dan sakit hati. Ini hanya kisah remaja biasa. Tentang jatuh cinta dan patah hati...