14. Pemilihan Ketua Kelas

232 27 7
                                    

14. Pemilihan Ketua Kelas

---

Kira-kira siapa ketua kelasnya? Yang tau komen di sini sebelum baca wkwkwk

---

Taeyong, Kun dan Jhonny yang sebelumnya mengangkat tangan kanan mereka segera maju ke depan dan berdiri berurutan. Semua anak kelas bertepuk tangan meriah.

"Taeyong, Taeyong, Taeyong!" seru Doyoung mendukung kandidat nomor 1 dari posisinya yang ada di sebelah Pak Chanyeol. "Pilih nomor 1, karena nomor satu kelas yang terbaik!"

Taeyong mengangkatnya tangannya dengan wajah songong. "Terimakasih, Doyoung. Perkataan Anda memang sesuai fakta."

Mendengar itu, di bangkunya, Yaya ingin muntah. "Sombong amat itu orang."

"Tapi, ganteng, Ya," balas Jungwoo.

"Gantengan Yuta," tukas Yaya, membuat Yuta menoleh padanya dan Yaya langsung tersenyum lebar. "Yuta, kenapa nggak nyalonin?"

"Gue udah sibuk di OSIS. Gue nggak melewati batas kemampuan gue," jawab Yuta jujur.

"Oh, Oke."

"Baiklah," kata Pak Chanyeol, membuat semua anak di kelas memerhatikannya setelah sedikit bisik-bisik tetangga. "Sekarang, untuk para kandidat. Perkenalkan diri, alasan menyalonkan diri, visi dan misi menajdi ketua kelas IPA 4!"

Riuh tepuk tangan segera terdengar sesaat setelah Doyoung mengawali. Taeyong yang maju duluan, membuat seluruh perhatian tertuju padanya.

"Si Ganteng!" seru Lala terang-terangan. "Wuuuu!"

"Berisik," tegur Lucas tak suka. "Si Ganteng! Wuuuuuhuy!"

Lala tertawa hambar atas kelakuan Lucas. "Yang ada lo berisik, Cacing Tanah!"

"What?! Cacing Tanah?!"

"Iya, kulit lo cokelat, mirip cacing tanah!"

"Dasar Kutu Kupret!" balas Lucas murka. "Ngiri aja."

"He—"

"Udah, udah!" Hendery melerai karena kedua kupingnya jadi panas. "Cacing Tanah sama Kutu Kupret diem, itu Banteng Korea mau pidato presiden di depan!"

Taeyong menahan diri untuk mengambil kursi terdekat dan melemparkannya ke wajah Hendery. Agar citranya bagus di depan teman-teman barunya, Taeyong tersenyum tampan.

"Halo, sahabat," sapa Taeyong manis.

"He, lo pelagiat intro gue, bro," bas Hendery tak terima, mereka tersakiti.

"Sabar, bro, sabar, lo juga plagiat Kekeyi," kata Mark yang ada di sebelahnya.

Taeyong berdeham lagi, menata hati agar tak emosi. "Saya sebelumnya ketua kelas juga di kelas sepuluh. Jadi, sudah terbukti saya punya pengalaman menjadi ketua kelas di banding kandidat nomor 2 dan 3. Alasan saya menyalonkan diri adalah karena saya ingin lebih-lebih belajar dan menjadi lebih baik. Soal visi dan misi, saya tidak bisa menjelaskan panjang lebar. Karena, bisa saja saya koid besok dan gak bisa menjalaninya, karena itu ... saya tau ...."

Taeyong mulai menangis, membuat beberapa orang terbawa emosi dan ikut mengeluarkan air mata. Yang paling parah adalah Doyoung, laki-laki itu sudah membasahi dasinya dengan air mata.

Kun dan Jhonny selaku saingan Taeyong juga ikut menangis sedih merasakan ketulusan Taeyong.

"Saya memang buruk di masa lalu, saya sering membully orang, saya sering merendahkan orang dan menganiaya mereka." Taeyong mengusap air matanya dengan wajah menyesal. "Tapi, saya sekarang sudah sadar dan akan berubah. Jaehyun yang menyadarkan saya bahwa perbuatan saya di masa lalu itu tidak termaafkan dan buruk."

Saya tau, akan sulit bagi kalian menyukai saya, tapi saya akan berubah dan bekerja keras untuk mencapai yang terbaik bagi kita semuanya, bagi kelas IPA 4!"

Doyoung selaku pendukung nomor satu langsung bertepuk tangan sambil berdiri. Hal itu diikuti beberapa anak hingga membuat Taeyong super terharu.

"Hidup Taeyong! Hidup Taeyong!"

"Hidup!"

"Terimakasih, sahabat," kata Taeyong bahagia dengan air mata haru.

Pak Chanyeol bertepuk tangan heboh. "Wah, hebat sekali, Taeyong! Sekarang, giliran kandidat nomor 2!"

Kun langsung berdeham. "Assalamualaikum, ya akhi ya ukhti."

"Waalaikumsalam!" jawab satu kelas serempak.

"Saya Kun. Saya memang bukan manusia sempurna, tapi saya akan menyempurnakan kelas ini dengan membaca Asmaul Husna setiap pagi, tadarus setiap istirahat, shalat Dhuha bersama setiap jam sepuluh dan mengajak semuanya untuk menghafal Juzz 30." Kun tersenyum, menyebar rasa tentram. "Dengan begitu, saya bisa menjadi Ketua Kelas di sini. Selain itu, saya juga ingin mengajarkan cara menabung, cara investasi dan cara bersedekah dengan baik supaya kita semua masuk surga."

"Masha Allah," tukas Lucas dengan penuh rasa haru. Air matanya menetes satu demi satu. "Jadi inget dosa."

"Subhanallah, subhanallah, subhanallah ...." Hendery justru berdzikir.

"Emangnya ini pengajian?" Taeyong julid dengan nada pelan, mendelik pada Kun.

Pak Chanyeol bertepuk tangan lagi. "Bagus sekali, Kun! Kerja bagus! Sekarang, tinggal giliran kandidat terakhir. Silahkan!"

Jhonny maju saat Kun mundur ke tempatnya semula. Jhonny menatap seluruh kelas dengan mata elangnya yang membuat satu kelas jadi hening, tengang sekaligus takut.

"Kalau mau pilih, silakan." Jhonny memulai pidatonya. "Kalau nggak, ya, nggak apa-apa."

Jhonny mundur lagu ke tempatnya semula, sementara kelas jadi super hening karena benar-benar tak ada yang bicara.

Taeyong mengerutkan keningnya. Melihat ke arah Jhonny. "Udah?"

Jhonny mengangguk.

"Pak, katanya udah."

"Oh, ya?" Pak Chanyeol sama terkejutnya dengan anak-anak. "Namanya siapa?"

"Jhonny," jawab Jhonny.

"Joni, Joni! Yes, Papa? Eating sugar? Not, Papa!" Lucas malan bernyanyi. Membuat Jhonny melotot ke arahnya.

"Oke." Pak Chanyeol menepuk tangannya satu kali. "Sekarang kita langsung pilih aja. Ketiga kandidat mohon untuk tutup mata. Sekarang, kalian pilih salah satu di antara tiga kandidat dengan asal luber jurdil. Oke?"

"Oke, Pak!"

"Yang pilih Taeyong, angkat tangan!"

Semua anak mengangkat tangan mereka.

"Oke, ketua kelas IPA 4 adalah Taeyong!" seru Pak Chanyeol sebelum ketiga kandidat membuka matanya.

Seruan itu jelas membuat Taeyong terkejut, ia langsung membuka matanya dan tersenyum lebar. Kemudian, ia tertawa keras seperti kerasukan. Sementara yang kalah, hanya mampu membuang napas kecil dan menatap iri Taeyong.

"Terimakasih, budak-budak!" Taeyong berseru keras, membuat satu kelas hening. Doyoung memelototi Taeyong dan Taeyong segera tersadar dengan tersenyum manis kembali. "Maksudnya, terimakasih sahabat-sahabat. Iya, iya. Itu maksudnya. Terimakasih udah pilih gu—saya sebagai ketua kelas."

Taeyong mengangguk dengan penuh siasat. Dari awal, ia ingin menjadi raja, menjadi pemimpin, menjadi orang teratas yang memerintah.

Kini, Taeyong punya 32 budak lagi. Hahaha.

Tentu saja. Taeyong bohong soal menyesal dan akan berubah karena Jaehyun.

Tanpa budak, hidup Taeyong hampa.

***

Kalau yang nebak salah siapa ketua kelasnya, berarti nggak baca baik-baik pas perkenalkan protagonis, yaaa?

Sat 11 Jul 2020

Next: ???

11 IPA 4 • NCT 127 X WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang