75. Berbohong

73 9 1
                                    

75. Berbohong

Bugh!!!!!

Suara Taeil yang membuat Xaxa berasa berada di neraka itu terpotong oleh sebuah kepalan tangan yang melayang menuju pelipisnya. Membuat Taeil tersungkur dan otomatis segera kabur setelah bangkit dari jatuhnya saat melihat Jhonny.

Air mata Xaxa refleks berjatuhan saat melihat keberadaan Jhonny. Ia bersyukur, lalu mengungkapkan rasa sakit di lututnya dengan tangisan seperti anak kecil.

Jhonny menarik napas seraya berjongkok di depan Xaxa. Tatapan matanya masih tajam, tapi Xaxa merasakan kelembutan di dalamnya. "Mau ke UKS dulu atau langsung pulang?"

"Langsung pulang aja, deh," kata Xaxa lemah.

Jhonny segera membantu Xaxa berdiri. Sebenarnya luka di lutut Xaxa tidak bisa dibilang ringan karena darahnya menetes sampai ke kaus kakinya. Jhonny jadi khawatir.

Tanpa kata, Jhonny mengambil lengan Xaxa untuk dikalungkan ke pundaknya. Karena Jhonny terlalu tinggi, laki-laki itu menyetarakan tingginya dengan Xaxa saat berjalan. Xaxa tak bersuara, tapi ia sangat terharu dan merasa agak tak enak karena berkatnya, cara Jhonny berjalan terlihat tidak nyaman dan menyiksa.

Xaxa ingin berterimakasih, tapi ia sibuk menggigit bibirnya untuk menahan rasa perih saat kulit lututnya yang terluka bergerak-gerak saat ia melangkah.

Waktu seperti berjalan cepat, mereka berdua sampai di halte bus depan sekolah. Jhonny membatu Xaxa untuk duduk di kursi kosong. "Tunggu di sini sebentar."

Xaxa mengangguk, lalu ia melihat Jhonny berjalan cepat, menyeberang, masuk ke dalam minimarket, keluar dengan satu kantong plastik, menyebrang lagi dan sampai di depan Xaxa lagi. Entah Xaxa yang berhalusinasi atau Jhonny yang memang cepat.

Hanya butuh sepuluh detik untuk Jhonny kembali ada di hadapannya setelah pamit. Jhonny mengeluarkan air mineral dingin dalam kantong kresek di tangannya, membuka tutupnya dan menyodorkannya pada Xaxa.

"Minum dulu."

Xaxa menerimanya tanpa kata. Tenggorokannya kering sekali. Merasakan air dingin mengalir di sana membuatnya lebih lega. "Makasih, ya."

"Sama-sama." Jhonny menjawab singkat sebelum akhirnya berjongkok di depan Xaxa, membuat Xaxa seketika salah tingkah.

"Eh, ngapain, Jhonny?" tanya Xaxa.

"Biar gue obatin dulu kaki lo." Jhonny menatap Xaxa lembut setelah mengejutkan tisu dan plester. "Nggak mungkin lo pulang ke rumah kayak abis tawuran gini. Darahnya ngalir ke mana-mana ini. Boleh, ya?"

Xaxa membenarkan rambutnya yang tertiup angin. "Nggak apa-apa, kok. Gue bisa bersihin sendiri."

"Ya udah, nih." Jhonny memberikan tisu pada Xaxa, lalu berdiri dan duduk di sebelah Xaxa.

Selagi Xaxa membersihkan sendiri darah di kakinya, memberi obat tetes di lukanya dan menutupnya dengan plester, Jhonny menghubungi seseorang lewat pesan singkat. Tak lama setelah itu, telat setelah Xaxa selesai mengurus lukanya, Haechan datang.

Laki-laki itu terengah-engah, jelas habis berlari. Ia mendatangi Xaxa yang langsung kebingungan. Namun hal itu tak lama. Xaxa menyadari bahwa Jhonny lah yang membuat Haechan datang.

"Xaxa, lo kenapa?" tanya Haechan langsung. Ia menatap lutut Xaxa daengan khawatir.

"Gue pergi dulu kalau gitu," kata Jhonny tiba-tiba. Ia bangkit. Menatap Xaxa sekilas, lalu menepuk Haechan saat melewatinya seraya membisikan kata-kata, "makanya kalau punya pacar itu jaga baik-baik."

Haechan membulatkan matanya. Ia termenung sesaat, kemudian menatap Xaxa dengan lembut. "Maaf ya, Xa."

"Kenapa lo minta maaf?"

"Karena nggak jagain lo. Harusnya gue anterin lo pulang."

"Nggak apa-apa, Chan. Lo kan harus latihan. Pertandingannya kan besok." Xaxa tersenyum menguatkan. "Lagian gue cuma jatuh, kesandung batu gede deket kolam ikan itu."

Haechan tertawa kecil. "Aduh, makanya hati-hati dong."

Haechan menepuk-nepuk kecil pundak kepala Xaxa.

"Iya, maaf."

Haechan tahu betul Xaxa berbohong padanya. Ia kecewa, tapi menyimpannya sendiri. Umur hubungan dekatnya dengan Xaxa baru dua hari, mana mungkin ia membuatnya renggang dengan perasaan protektifnya.

***

Jadi, Xaxa-Haechan itu udah official, yorobun

/Lah gimana?

/Lah kok gitu?

Nah, kalau mau tau jawabannya, jangan pindah channel

/Emangnya YouTube —Hendery

Maksudnya, jangan tinggalkan work ini sampai di sini wkwkkw

12102020


11 IPA 4 • NCT 127 X WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang