74. Fokus Belajar
"Yayaaaaaaaa! Demi apa gue dikatain pacar sama Haechan?!"
"Apa?! Kok bisa?!"
"Kemarin, Yaaaaaa, kemarin!!!"
"Kemarin gimana, haaaahhh? Gue penasaran banget gimana ceritanya, ayo cepet sini!"
Paginya, kelas langsung heboh dengan seruan Yaya serta Xaxa. Beruntung belum banyak orang yang datang. Di sana hanya ada Jhonny, Hendery, Jungwoo serta Yuta yang sibuk pada kegiatan masing-masing hingga tak begitu tertarik dengan apa yang dua perempuan itu bicarakan secara histeris.
"Jadi, Ya, kemarin itu gue sama Haechan pulang bareng," cerita Xaxa seraya duduk dan melepas tas punggungnya. "Di gazebo parkiran, kita berdua ketemu sama Kak Taeil sama rombongannya. Mereka emang suka gangguin gue sih, terus Haechan lindungin gue di belakangnya, terus bilang kalau gue itu pacarnya!!!"
"Terus-terus?"
Wajah senang Xaxa berganti, mulai pudar. "Nggak ada apa-apa lagi, sih. Arah pulang gue sama Haechan itu beda, jadi pisah di halte. Sebelum pisah juga nggak ada ngomong apa-apa lagi karena gue malu banget sumpah, Ya."
"Ih, nggak seru banget."
"Makanya, sekarang gue gugup banget kalau liat Haechan."
Yaya membuang napas kecil. "Gue seneng sih denger cerita lo. Tapi, gue kapan begitu sama Mark?"
"Aduuh, yang sabar, ya. Gue yakin, jodoh nggak bakal ke mana. Lo tenang aja."
"Oke, deh. Sip."
"Good!"
"Eh, PR matematika yang kemarin lo udah beres belum?" tanya Yaya kemudian. "Ada yang nggak gue ngerti, nih. Bisa nggak lo ajarin gue gimana caranya?"
***
"Halo, Sahabat." Hendery tersenyum pada kamera, menyapa para penonton yang nantinya akan menonton.
Saat ini dirinya sedang ada di kelas, waktu istirahat dan beberapa anak tentu aja ada di kantin. Termasuk Lucas, sahabat karibnya. Hendery menolak ajak Lucas ke kantin karena ia punya sesuatu yang lebih penting untuk dilakukan
"Oke, Sahabat semua, hari ini gue nggak bisa keliling sekolah dan kasih tau apa yang terjadi di sekolah gue. Karena, bukan depan ada sebuah acara penting yang harus banget gue ikutin." Hendery menyiapkan kertas-kertas beserta alat tulis untuknya mulai berlatih soal-soal olimpiade matematika. "Jadi, gue harap kalian nggak pada kecewa dan ikutin gimana gue belajar keras sampai lupa istirahat dan ke air, ya. Oh ya, tenang aja. Gue bawa bekal sendiri dari rumah, jelas buatan Eri tercinta dan kopi luwak hasil seduhan Hendra sepenuh hati. Cheers dulu!"
Selanjutnya, Hendery benar-benar larut pada pekerjaannya yang tengah direcord sampai tak terganggu dengan Lucas yang ribut merekam diri dengan aplikasi Tiktok bersama Yangyang dan Jungwoo di belakangnya.
"Gue kaget itu orang bisa serius belajar juga," kata Tata saat melihat Hendery di kursinya pada Lala saat kedua sahabat itu masuk ke kelas selesai mengisi perut. "Habisnya tiap hari kerjaannya cuma 'halo, sahabat jadi ini ... hati sahabat, jadi sekarang ...' gue nggak nyangka Hendery bisa serajin itu."
"Lo pasti liat Hendery cuma dari satu sisi aja, ya?" Tahu-tahu suara Doyoung nimbrung. Laki-laki itu muncul dari belakang. "Coba lo juga liat gue kayak lo liat Hendery, pasti langsung jatuh cinta."
Tata langsung memutar bola mata dan menarik tangan Lala untuk segera pergi ke kursinya, menjauhi Doyoung karena perutnya langsung terasa mual mendengar suaranya.
Taeyong yang melihat itu lantas menepuk-nepuk pundak Doyoung dengan wajah prihatin, tapi ada senyum puas mengejek tersembunyi di sana. "Yang sabar, Doy. Gue yakin, jodoh itu nggak bakal ke mana."
"Harusnya gue yang bilang gitu." Doyoung langsung tersenyum miring saat melihat kedatangan dua orang di belakang Taeyong. "Kemarin sama Yuta, dipegang rambutnya. Sekarang sama Mark, dielap bibirnya, terus dijawil-jawil pipinya. Pasti panas itu hati wkwkwk."
Taeyong segera berbalik, hanya untuk membuat hatinya menjadi arang saat melihat pemandangan itu.
Yaya mengusap bibir Mark. "Aduh, Mark. Lo kayak anak kecil banget. Itu bekas semangka masih nempel bijinya."
"Oh, ya? Gue nggak tau hehe, soalnya nggak kerasa." Mark langsung tertawa renyah. Lanjut mengusap-usap bibirnya yang sebenarnya telah bersih.
"Sekarang sudah bersih kali." Yaya jadi gemas, lanjut menjawil kedua pipi Mark dengan lembut. "Dasar Mark, Mark~"
Tolong, Taeyong butuh samudera untuk menyejukkan hatinya kembali.
***
Ini hadiah
11102020
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 4 • NCT 127 X WAYV
Fanfiction--- Ini kisah kelas XI IPA 4 yang merupakan kelas biasa-biasa saja. Sampai mereka semakin dekat, semakin berselisih, saling bersaing, merebutkan perempuan yang sama dan sakit hati. Ini hanya kisah remaja biasa. Tentang jatuh cinta dan patah hati...