108. O

23 7 0
                                    

Setelah kasus di jam 3 pagi itu, tak ada kabar lanjut dari Taeyong untuk dua hari setelahnya.

Jika ditotalkan, Taeyong sudah tiga Minggu tak masuk sekolah. Dia tertinggal banyak hal. Mulai dari pekan pensi, sesi foto satu kelas, belajar bareng di rumah Xaxa, UAS semester satu dan pembagian hasil UAS yang mana sangat mendebarkan dan menyenangkan untuk dinanti-nanti bersama.

Murid mana yang tak masuk sekolah selama itu?

Taeyong tak memberi alasan yang jelas selain 'tak masuk sekolah karena sesuatu'. Untung, Taeyong tak memberikan keterangan bahwa ia sedang ke Afghanistan. Jika itu terjadi, maka Yaya tak tahu lagi harus bagaimana.

Yaya khawatir dan rindu sekali pada Taeyong.

Tak hanya sekali sebenarnya, berjuta-juta kali.

Sampai Yaya tak fokus dalam kelas hari ini.

"Yaya!" Xaxa berseru untuk kesekian kalinya karena Yaya tak kunjung membalasnya.

Yaya mengerjapkan matanya. Suara Xaxa terdengar lantang di telinganya. Ia terkejut. "Eh, kenapa?"

"Mikirin apa, sih? Sampai nggak nyaut-nyaut udah dipanggil berkali-kali padahal," kata Xaxa heran. "Bel pulang sekolah udah bunyi. Lo nggak bakal pulang?"

Yaya akhirnya tersadar.

Dengan terpaksa, ia tertawa kecil, menertawakan kebohongannya sekaligus menghibur diri karena kesedihan yang disebabkan oleh Taeyong. Yaya segera mengemas barang-barang di atas meja ke dalam tasnya dan berdiri.

"Yuk, pulang!"

Xaxa mengangguk. "Ayo—"

"Yaya, ikut gue." Doyoung tiba-tiba nimbrung dan memotong ajakan Xaxa.

Xaxa menatap Doyoung dengan heran. "Mau ke mana?"

"Ini bukan urusan lo." Doyoung berkata pada Xaxa, lalu mengalihkan pandangannya pada Yaya. "Gue punya urusan sama lo. Ayo."

Yaya mengerutkan keningnya. "Ke mana? Ada apa? Bilang sesuatu yang jelas biar gue bisa ikutin lo tanpa khawatir ada apa-apa."

"Lo serius bakal tanya-tanya lebih lanjut?" Doyoung mengangkat satu alisnya. "Ini tentang Taeyong."

Air muka Yaya langsung berubah. Tak ada ragu dan curiga lagi di sana. Yang hanya hanya khawatir, sedikit semangat dan senang.

Apa akhirnya ia bisa melihat Taeyong?

"Xa, gue ikut Doyoung, ya." Yaya menatap Xaxa dengan binar penuh harap. "Lo pulang sendiri nggak apa-apa, kan?"

"Ada apa sama Taeyong? Gue juga mau tahu," balas Xaxa, menggenggam erat tangan Yaya seolah tak mau teman satu mejanya itu pergi.

"Nggak ada tahu buat lo," tukas Doyoung tegas. Lalu ia menarik tangan Yaya dari genggaman Xaxa. "Taeyong cuma mau ngasih tahu ke Yaya. Dia cuma izinin Yaya seorang."

Yaya menatap Doyoung dengan penuh rasa terkejut. "Serius? Gue bisa ketemu Taeyong sekarang?"

Doyoung memasang wajah datar, menahan kesal. "Lo bisa ketemu Taeyong sekarang kalau lo nggak banyak cincong lagi."

Yaya langsung mengangguk-angguk dengan semangat. "Kalau gitu ayo!" Ia menarik Doyoung keluar kelas dengan penuh antusias. "Dadah Xaxa!"

***

"Jadi, sekarang Taeyong ada di mana, Doy?" tanya Yaya untuk yang ke-15372 kalinya saat dirinya dan Doyoung dalam sebuah mobil yang tengah melaju entah ke mana.

Doyoung menutup matanya sesaat, menahan kesabaran agar tak habis saat ini juga. Harusnya ia sudah antisipasi bahwa Yaya akan banyak tanya saat ia membawanya ke sebuah tempat di mana Taeyong berada.

11 IPA 4 • NCT 127 X WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang