45. Preman Gang Sukulen

78 14 8
                                    

45. Preman Gang Sukulen

---

Hari ini up dua aja :))

---

"Jadi, nama jalan ini Jl. Kaktus Premium No.5. Nama gang ini Gang Sukulen. Inget-inget aja," kata Lucas setelah keempatnya dalam perjalanan pulang kembali. "Kalau mau mampir, ya, silakan."

Sebagai tuan rumah——nggak bisa dibilang tuan rumah juga sih sebenernya karena Lucas nggak bawa Hendery, Yangyang dan Jungwoo ke rumahnya, tapi biar enak, panggil begitu aja——yang baik, Lucas mengantarkan Hendery, Yangyang dan Jungwoo ke depan gang untuk menaikki angkot.

"Gila sumpah, enak banget seblaknya!" seru Hendery untuk kesekian kalinya. "Kayaknya gue siap deh kalau harus makan itu setiap hari."

"Bener, apalagi kalau traktiran," sambung Yangyang dengan senyuman lebar penuh semangat.

"Gue ikut senang deh walaupun dompet gue buat Minggu ini udah koid, innalilahi," balas Lucas dengan lapang dada. "Nanti-nanti kalian-kalian yang bayarin gue, ya."

"Nanti gue bawa Yaya sama Dejun, ah," kata Jungwoo kemudian.

"Hah? Siapa?" Telinga Hendery tiba-tiba kemasukan lalat, jadi pendengarannya agak terganggu. "Teh Jus?"

"Dejun," ulang Jungwoo sabar. "Dia tetangga gue sama Yaya. Anak pesantren."

"Kayak Kun?" tanya Yangyang memastikan.

"Lebih-lebih dari Kun." Jungwoo membalas. "Dejun sering banget kayak ngaji waktu ngomong alias bisa bahasa Arab dan kalau khotbah, bisa lebih panjang dari Kun."

"Haduh, udah males sendiri gue denger begituan," kata Lucas.

"Lo harusnya seneng," balas Hendery.

"Kenapa gue harus seneng?" heran Lucas.

"Karena lo kan banyak setannya!" seru Hendery puas.

"Sialan lo."

"EKHM!" seseorang tiba-tiba berdeham. Namun, bukan Lucas, Hendery, Yangyang apalagi Jungwoo. Suara itu terdengar tepat di samping kanan Lucas yang berdiri paling kanan dari tiga lainnya.

Ada sekelompok laki-laki dengan seragam putih abu yang dibalut lagi oleh jaket denim robek-robek yang membuat tampilan mereka semakin menyeramkan. Lucas melihat jam di tangannya, lalu berdecak kesal.

"Kayaknya sakunya pada tebel tuh, soalnya anak sekolahan elit nih," kata seseorang yang berdiri paling depan, jelas sekali merupakan pimpinan dan kumpulan itu.

Hendery jadi takut duluan. "Cas, itu siapa woi?" bisiknya ketakutan.

"Itu preman Gang Sukulen." Lucas menjawab hati-hati, pelan. "Sekarang udah jam lima lebih, emang jadi waktu buat mereka malakin orang yang jalan ke sini. Aduh, apes banget hidup lo pada. Padahal baru pertama kali ke sini, udah kena begal aja."

"Anjrit lo, kenapa nggak ngasih tau dari kemarin-kemarin?" tanya Yangyang yang menguping. Jadi ikutan cemas.

"Jadi, kita bakal dirampok, nih?" tanya Jungwoo ikutan takut.

Hendery, Yangyang dan Jungwoo seperti anak tikus yang berlindung pada Lucas selaku Ibu tikus di hadapan kumpulan preman Gang Sukulen itu. Lucas jadi risi sendiri.

"Lo pada tenang aja, oke? Ketua premannya sahabat gue, kok," balas Lucas berusaha terdengar berani. "Mantan sahabat, tepatnya. Nambah Ten, tapi bukan sepuluh."

"Siapa yang nanya?" tanya Hendery dongkol. Kalau sekarang ia lagu bawa banyak uang, sudah pasti Hendery kasih para preman itu uang agar nyawanya selamat. Namun, kali ini Hendery kehabisan stok uang, jadi ia takut nyawanya melayang karena para preman itu badannya kekar-kekar. "Mau namanya Ten, kek, Ton, kek, gue nggak peduli. Sekarang gimana caranya gue bisa selamat, Cas?"

Lucas menarik napas panjang. "Lo tenang dulu. Lo juga, Yang, Woo. Tarik napas, buang, terus agak jauan dari gue. Gue mau nego sama Ten."

Yangyang dan Jungwoo mengikuti arahan Lucas. Mereka melepaskan cengkeramannya pada bahu Lucas, membiarkannya Lucas berdiri sendiri menghadapi Ten dan kawanannya.

"Sore, Ten," sala Lucas basa-basi.

"Yo, Cas," balas Ten dengan cengiran miring. "Jadi, gue bisa dapet berapa dari temen-temen lo?"

"Bisa nggak, sekarang mereka dilepas dulu. Soalnya baru pertama kali ke sini dan baru aja ngerasain surga makanan dunia alias seblaknya Miss Iim." Lucas tersenyum lebar, berusaha merayu hati Ten. "Lo nggak ngerasa kasian gitu sama mereka? Liat tuh, ketakutan banget kayak ayam yang mau kurban."

Ten tertawa sarkas. "Emang gue peduli?"

Komplotannya ikut tertawa. Makin membuat Hendery, Yangyang dan Jungwoo bergetar ketakutan.

"Ten," kata Lucas mulai memelas. "Gue harus apa biar gue bisa lepas? Emak gue kayaknya udah nyariin, nih. Udah jam lima lebih empat lima."

Ten berpikir sejenak. "Kasih satu orang ke gue. Yang paling banyak duitnya."

Lucas langsung menoleh ke belakang. Pada tiga temannya yang langsung memancarkan tatapan cemas.

"Uang gue abis, tinggal ongkos," bisik Yangyang cepat.

"Gue juga, Cas!" seru Hendery berupa bisikan juga.

"Lo gimana, Woo?" tanya Lucas.

"Gue punya, sih, tapi—"

"Ini Ten! Ini temen gue yang paling kaya! Ambil aja semua uangnya, gue ikhlas!!" seru Lucas seraya langsung menarik tangan Jungwoo untuk setelahnya ia dorong punggungnya hingga tertangkap oleh Ten yang langsung tertawa senang.

"Oke, lo sama dua teman lo boleh lepas sore ini, Cas!"

Sebelum Jungwoo sempat protes dan menangis, Hendery, Yangyang dan Lucas langsung ngacir ke tujuan pulang masing-masing. Sore itu, tinggallah Jungwoo dengan sekelompok preman yang memeras uang serta air matanya.

***

See you at next chapt!

Fri 11 Sep 2020

11 IPA 4 • NCT 127 X WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang