18. Raja Bully dan Ratu Penyelamat
---
"HUATCHIHHHHHH!!!" —pasti tau siapa lah ya
---
"Beliin air minum dong, gue seret nih, Bro," kata Haechan saat mulutnya masih mengunyah soto yang tadi dibelinya bersama Mark. "Gue jaga meja, lo go."
Mark mengelap mulutnya dengan tisu, kemudian menengadahkan tangannya pada Haechan. "Diudnya, Bro?"
"Pake uang lo dulu aja, Bro," balas Haechan.
"Oke, Bro."
"Eh, gue juga dong, bro," kata Yangyang ikut-ikutan. Ia bergabung dengan Mark dan Haechan karena sudah akrab sejak awal dan Kun sibuk dengan anak baru, jadi Yangyang jadi orang ketiga antara Mark dan Haechan. "Teh gelas satu. Nggak pake mangkok."
Mark menaikkan satu alisnya. "Diudnya, Bro?"
"Pake punya lo dulu, Bro," balas Yangyang dengan cengiran lebar.
"Oke eh, Bro."
"Sip, Bro."
Mark mengeluarkan uang dari saku celananya seraya berjalan menuju penjual minuman. Namun, ditengah perjalanannya, hidungnya terasa geli sekali. Untuk itu, Mark mengentikan langkahnya dan menarik napas pelan-pelan.
Kedua mata Mark memejam dengan khidmat, kedua tangannya pun mengepal. Tanpa memikirkan apa-apa lagi, mulut tipis Mark mulai membuka, kemudian, "HUATCHIHHHHHH!!!"
"Ah, lega." Mark membuang napas.
"Elo lega, gue nelangsa."
Mata Mark langsung melotot saat dia melihat Taeyong berada di sisi kanannya. Di samping Taeyong juga ada Doyoung, sementara di belakangnya ada pengikut Taeyong. Mark yakin bersinnya tidak muncrat ke arah Taeyong, tapi Taeyong menatapnya seperti Mark tengah mencuri sapi kurban.
"Kenapa, Yong?" tanya Mark polos. "Kenapa nelangsa?"
Taeyong memutar bola matanya. Saat Doyoung mau maju, Taeyong menahannya. "Lo barusan nggak liat lo ngapain di depan jalan gue?"
"Gue ngapain?" Mark memiringkan kepalanya. "Oh, berusaha gue bersin. Gue tutup mata buat menghayati, tapi gue yakin bersin gue nggak kena lo, Taeyong."
"Lo kenain baju seragam gue, Semangka." Taeyong menukas kelas. Dia hafal siapa Mark, anak aneh yang sering memborong semangka di kantin. "Liat, nih."
Mata Mark melotot, mencoba melihat baju seragam Taeyong, tapi tidak kelihatan juga. "Mana?"
"Pake mata, dong." Taeyong mendorong pipi Mark saat kepala laki-laki itu mendekat ke arahnya. "MAKANYA, BERSINNYA PAKE MATA!"
Seruan keras Taeyong itu mampu mengundang sebagian besar penghuni kantin di lantai satu. Selain Xaxa dan Yaya, Hendery serta Lucas juga ikut tertarik untuk mendekati kerumunan. Hendery yang tengah menyalakan kameranya untuk melakukan mukbang bakwan kuah bersama Lucas sontak senang karena punya konten menarik.
"Hai, sahabat," kata Hendery memulai memberi deskripsi saat kameranya menyorot pertemuan sengit antara Mark dan Taeyong. "Jadi, sekarang di kantin, lagi ada pertemuan adalah Tukang Bully sama Semangka Holic. Stay tune, ya. Komen di bawah, kalian tim Mark apa Taeyong. Komen siapa yang bakal menang.",
Sementara di depan sana, tubuh Mark oleng ke depan. Beruntung dia sering kena sundulan bola basket saat latihan, jadi bukan hal yang sulit untuknya kembali berdiri tegak dari dorongan Taeyong yang lumayan bertenaga itu. Mark menatap Taeyong tak terima. "Kenapa gue harus bersin pake mata? Di mana-mana bersin pake mulutlah, Pintar!"
"Lo ngejek gue sekarang?" Taeyong tertawa hambar. "Berani lo?"
"Gue nggak ngejek," balas Mark. "Gue cuma nggak ngerasa bersin di baju lo."
"Kalau lo nggak bersin di baju gue—"
Perkataan Taeyeong tiba-tiba terputus. Bukan karena ada dinosaurus yang tiba-tiba menyerang sekolah, bukan juga karena ada gempa bumi yang tiba-tiba hadir atau hujan es yang membuatnya mematung, tapi karena ada seorang perempuan yang tiba-tiba mengusap-usap perutnya—-baju seragamnya, tepatnya. Mata Taeyong membulat, terkejut. Saat ia melihat nama di seragam perempuan itu, ia mendengus. Yaya. Perempuan itu selalu mengganggunya.
Doyoung yang di sebelahnya juga bereaksi sama. Mark yang berada di belakang Yaya sontak mematung karena kehadirannya yang tiba-tiba.
Setelah Yaya mengusap baju seragam Taeyong, ia menatap Taeyong dengan datar. "Gue nggak ngerasain ada basah di baju lo. Bersinnya Mark nggak kenain seragam lo."
"Lo barusan ngapain?" tanya Taeyong mulai es mo si. Napasnya memburu dan matanya menatap tajam pada Yaya.
"Gue cuma buktiin kalau Mark nggak salah apa-apa. Justru lo yang salah."
Di tempatnya, Hendery semakin tersenyum lebar menyaksikan apa yang terjadi di depannya. "Wah, sahabat, pertarungan semakin sengit. Sekarang, ada Ratu Penyelamat. Coba deh, komen yang menang siapa. Raja Bully vs Ratu Penyelamatan."
"Kata gue Taeyong menang sih, liat aja rombongannya di belakang," balas Lucas memberi pendapat.
"Hanya waktu yang bisa menjawab," tukas Hendery dengan senyuman penuh arti.
Di depan sana, mendengar perkataan Yaya, Taeyong membuang napasnya dengan marah. "Lo—"
"Ayo, Mark, kita pergi," ajak Yaya untuk selanjutnya membawa Mark pergi dari hadapan Taeyong sekaligus kerumunan yang terbentuk di sekitarnya.
Sebelum benar-benar pergi, Taeyong yang tak terima langsung menarik rambut Mark tanpa ampun. Membuat langkah Mark terhenti.
"AAAA MOM SAKIT!!!"
Mata Yaya membulat menyaksikan apa yang dilakukan Taeyong pada Mark. "HEH! JANGAN GITU, DONG!"
"A-AW!" seru Taeyong saat tiba-tiba Yaya menjambak rambutnya. Tangan Taeyong yang tengah menjambak rambut Mark langsung terlepas, dan saat itu terjadi, Yaya langsung melepaskan tangannya dari rambut Taeyong. Yaya segera menarik tangan Mark untuk berlari, melarikan diri.
Melihat kepergian dua orang itu, Taeyong menendang udara kosong.
"Yong, mau ke salon mana, nih?" tanya Doyoung.
"Pulang sekolah kita dagang semangka," balas Taeyong dengan sorot mata penuh dendam.
***
Yok ah komen, gimana perasaan you-you all
Yang lagi sekolah daring, semangka!!
Mon 13 Jul 2020
Next: Adem
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 4 • NCT 127 X WAYV
Hayran Kurgu--- Ini kisah kelas XI IPA 4 yang merupakan kelas biasa-biasa saja. Sampai mereka semakin dekat, semakin berselisih, saling bersaing, merebutkan perempuan yang sama dan sakit hati. Ini hanya kisah remaja biasa. Tentang jatuh cinta dan patah hati...