22. Laporan
---
Jangan saling membully dan mengata-ngatainya kejelekan orang lain yaaa
Happy reading^^
---
"Makanya, Mark, lain kali liat kalender dulu di hape. Yakin nggak bakal salah-salah lagi, deh," kata Yaya memberi nasihat saat dirinya, Jungwoo, Xaxa, Mark, Haechan dan Yangyang dalam perjalanan kembali ke kelas setelah makan di kantin.
Karena Mark yang salah kostum, ke-enamnya jadi banyak menyita perhatian. Mark sendiri sangat malu dan mau menangis rasanya saat banyak yang mengolok-oloknya. Sebelumnya, ia memakai baju ekskul saat seharusnya memakai baju muslim.
"Iya, iya." Mark membalas lesu. "Pengen pulang cepet, deh."
"Nanti gue ingetin deh pagi-pagi biar nggak salah lagi," kata Yaya menyarankan diri untuk membantu. Sebenarnya lucu melihat kecerobohan Mark, tapi kasihan juga.
Mark tersenyum. "Iya, makasih, ya."
Di belakang mereka, Taeyong menatap kebersamaan Yaya dan Mark dengan tawa geli. Yaya memang tidak main-main dengan perkataannya kemarin sore. Taeyong semakin membencinya.
Taeyong bersama Doyoung dan pengikutnya di belakang segera menambah kecepatan langkahnya, menyusul Yaya bersama gerombolannya. Saat berada di samping, Taeyong langsung tertawa meremehkan.
"Besok-besok pake muslim aja deh biar besoknya libur, nggak usah sekolah lagi," kata Taeyong, jelas ditujukan pada Mark. Perkataannya membuat Mark, Yaya serta yang lainnya menatap Taeyong.
"Besok enaknya pakai putih-putih, Yong. Kan hari ini udah pake batiknya," lanjut Doyoung turut mengatai Mark.
Berkat itu, Mark semakin menundukkan kepalanya dan Yaya tak terima melihatnya seperti itu.
"Heh, temen sekelas sendiri malah dikata-katain. Gue lapor ke Pak Chanyeol, ya," ancam Yaya berapi-api.
"HA!" Taeyong tertawa hambar. Menatap Yaya dengan mata meremehkan. "Mau lo laporin presiden, mau laporin KPK. Gue bodo amat. Yok, ah, cabut!"
Ditinggal dengan langkah songong, membuat Yaya mengepalkan tangannya kuat-kuat. Jungwoo di sebelahnya jelas menepuk-nepuk pundaknya agar tidak kelewat emosi.
"Orang kayak gitu tuh harus ditindak biar tau rasa," cetus Yaya penuh tekad. Saat berada di persimpangan koridor, Yaya berhenti melangkah. Membuat yang lainnya juga ikut melakukan hal yang sama. Saat ditatap penuh pertanyaan, Yaya segera menjelaskan, "lo semua duluan aja ke kelas, gue mau ngadu ke Pak Chanyeol. Oke? Oke, bye!"
Yaya melangkah ke arah berlawanan dengan kelasnya, ke ruang guru.
Jungwoo pun tersenyum kecil. "Ayo, kita ke kelas aja. Yaya kalau udah begitu, nggak bisa dicegah."
Mark menganguk-angguk. "Emang hebat sih Yaya itu. Pembela keadilan!"
Selanjutnya, ke-lima orang tersebut melanjutkan perjalanan ke kelas.
Sementara Yaya masih dengan kedua tangan mengepal kuat-kuat, berjalan dengan langkah penuh keyakinan ke ruang guru. Sesampainya di sana, Yaya segera menghadap ke meja Pak Chanyeol yang tengah meminum jus alpukat.
"Pak," kata Yaya.
Pak Chanyeol menatap Yaya dengan pandangan bertanya. "Iya?"
"Ini Yaya, Pak, sekretaris kelas yang bapak wali kelasi." Yaya memperkenalkan dirinya. "Aku mau laporan. Hari ini Mark kan salah kostum, tapi dia dibully dan aku mau yang bully Mark itu dihukum, Pak!"
"Oh, ya?" Pak Chanyeol. "Makasih karena udah laporan, ya. Nanti biar Bapak hukum orang yang ngebully itu."
"Namanya Taeyong sama Doyoung, Pak."
"Kenapa?"
"Yang ngebully Mark."
"Oh, siap. Bapak bakal kasih pelajaran buat mereka." Pak Chanyeol bangkit, membuat mata Yaya langsung membulat.
"Bapak mau sekarang?"
"Iya, ayo sekarang kita ke kelas!"
***
To be continued ....
Thu 30 Jul 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 4 • NCT 127 X WAYV
Fanfiction--- Ini kisah kelas XI IPA 4 yang merupakan kelas biasa-biasa saja. Sampai mereka semakin dekat, semakin berselisih, saling bersaing, merebutkan perempuan yang sama dan sakit hati. Ini hanya kisah remaja biasa. Tentang jatuh cinta dan patah hati...