Part 78

21.7K 2.7K 92
                                    

Fiks 100 chapter nyampe ini mah:')

_________

Di kantor CEO, Seulgi mengamuk. Ia melempar semua berkas dan benda-benda yang ada diatas meja kerjanya, nafasnya terengah-engah karena amarah.

"Sialan!! Kenapa hal ini harus terjadi?!" Seulgi berteriak kesal, namun tak ada yang menjawabnya.

Di luar, sekretaris dan asistennya tertunduk. Mereka tidak mau masuk dan menjadi pelampiasan amarah bos mereka, dan berakhir dipermalukan. Seulgi sangat menakutkan jika sedang seperti ini, dia bisa mengatakan hal-hal vulgar ataupun membeberkan aib bawahannya hingga ke detail terkecil.

Itu sebabnya banyak karyawan yang dipecat olehnya merasakan sakit hati dan dendam padanya, tapi mereka tidak berani membalas.

"Mingyu!! Kenapa kau tidak menghentikan rumor ini?! Hah?! Apa kau sudah bosan hidup?!" Seulgi kembali meraung.

Mingyu, yang berdiri diluar ruangan atasannya hanya tertunduk dengan keringat dingin. Dia sudah mulai waspada dengan ucapan Seulgi berikutnya.

"Kau homoseksual sialan!! Pergilah ke neraka!! Kau menjijikkan!! Dasar tidak tahu diuntung!! Aku memberimu pekerjaan tapi kau tidak becus!!" Mingyu yang mendengarnya hanya bisa diam sambil menggigit bibirnya, wajahnya juga memucat.

Rahasia yang ia simpan selama ini ia simpan baik-baik dengan mudahnya dikatakan oleh bosnya. Hatinya sakit, saat mendegar penghinaan yang Seulgi lontarkan.

Ia memang menyukai pria, tapi cara Seulgi mengatakan hal-hal itu membuatnya menjadi tidak nyaman. Juga, Seulgi tidak memberinya pekerjaan. Itu adalah tuan Kang yang merekrutnya, dan saat Seulgi mengambil alih perusahaan ia berniat untuk mengundurkan diri.

Tapi wanita itu tidak mengizinkannya dan mengancam Mingyu, mengatakan bahwa ia akan menyakiti kekasihnya jika Mingyu berani mengundurkan diri.

Jadi, sekarang ia bekerja disini karena terpaksa. Gajinya juga diturunkan, sangat jauh dari gajinya dimasa lalu.

Seulgi keterlaluan, tapi ia tidak bisa berbuat banyak.

Dikantor Kang Group, CEO mereka mengamuk hingga dua jam lamanya.

Sementara disisi lain, Daniel megelola perusahaan kecil pemberian Jaemin dengan baik. Bahkan sekarang perusahaannya sudah lebih berkembang dari sebelumnya, dan nilai saham perusahaannya meningkat banyak.

Kehidupannya dan juga ibunya juga banyak berubah, kini ia bisa membeli sebuah apartemen menengah yang cukup bagus dan sebuah mobil baru. Meskipun bukan dari model terbaru tapi setidaknya ia memiliki kendaraan sendiri sekarang.

Seonghwa juga diam-diam bekerja dengannya, dia menjadi asisten pribadi Daniel dan mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan data perusahaan.

Dengan kerja sama keduanya, perusahaan kecil itu tumbuh dengan cepat.

=====

Haechan baru saja menidurkan Yeonwoo, sekarang bayi itu sudah tertidur pulas di ranjang king size nya. Ia menggunakan beberapa bantal dan guling untuk membuat penghalang disekitar Yeonwoo agar bayi itu tidak terjatuh, dan setelah selesai ia keluar dari kamarnya sambil menghela nafas lega.

Hari ini Yeonwoo sangat bersemangat untuk bermain, dan hampir tidak mau tidur. Di ruang tamu, ada banyak mainan bayi berserakan dimana-mana. Pemuda manis itu dengan sabar mengambil satu persatu dari mereka dan meletakkannya didalam tas khusus milik Yeonwoo.

Saat ia sibuk merapikan ruang tamu, bel apartemen berbunyi. Mungkin itu Taeyong atau Yoona, pikir Haechan. Jadi ia langsung pergi dan membuka pintu tanpa pikir panjang, dan disaat berikutnya dua tubuh kecil langsung memeluk kakinya.

"Haechan hyung!!" seru si kembar.

Haechan terkejut, lalu tersenyum dan mengelus kepala mereka berdua. "Kalian..."

"Mereka merindukanmu, jadi aku membawa mereka kesini. Kau tidak keberatan kan?" jelas Yoona sambil tersenyum.

Haechan balas tersenyum dan mengangguk, "tidak masalah, aku juga merindukan mereka..."

"Hai Haechan hyung!" sapa Jeno yang berdiri diam disamping neneknya.

"Hai Jeno.." Haechan membalas. "Masuklah, maaf apartemennya sedikit berantakan. Hari ini aku mengasuh bayi saudaraku." ia membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan mereka masuk.

"Oh? Renjun sudah menikah?" tanya Yoona.

Haechan menggeleng, "dia mengadopsi bayi dari panti asuhan dengan kekasihnya."

Yoona mengangguk paham, lalu berjalan menuju sofa dan duduk di sana dengan anggun. Jeno juga mengikuti dan duduk disampingnya, berbeda dengan si kembar yang terus menempel pada Haechan.

"Kami benar-benar merindukanmu hyung, tadinya kami ingin pergi ke apartemen Nana hyung tapi kami terlalu sibuk sekolah.." Chenle mengadu sambil mempoutkan bibirnya.

Haechan terkekeh kecil, "sudah seharusnya kalian sibuk belajar, itu adalah tugas kalian. Bagaimana kalian akan menjadi pemimpin perusahaan nanti jika kalian malas belajar?"

Jisung bersandar padanya dan menghela nafas dengan dramatis, "tapi itu membosankan! Apalagi Huening selalu mengejek kami... Huftt.." dia menggembungkan pipinya.

Yoona menjadi gemas karena sifat manja cucunya, ia hanya menggeleng tanpa daya. "Mereka sangat sulit diatur setelah kau berhenti menjadi pengasuh, dan bahkan jadi tidak mau makan. Jika makanannya tidak sesuai mereka pasti akan mengomel seperti orang tua.."

Haechan tertawa, lalu mengusap kepala mereka dengan lembut. "Kalian harus patuh pada grandma, bersama hyung ataupun tidak kalian tidak boleh melupakan apa yang hyung ajarkan. Mengerti?" jelasnya dengan sabar.

Chenle malah memeluknya dan mengusap-usap wajahnya di dada Haechan, bertingkah manja. "Tidak ada hyung dirumah itu terlalu sepi, biasanya kami akan mendengar cerita atau belajar hal baru bersama hyung. Tapi sekarang tidak..."

Jisung mengikuti tingkah saudaranya dan mengangguk setuju, "sangat bosan... Uncle Lucas dan uncle Hendery hanya bisa mengacau, mereka tidak seperti hyung..."

Haechan memeluk keduanya sambil tertawa gemas, ia tidak bisa membenci mereka meskipun ayah mereka telah menyakitinya. Ia sudah terikat dalam emosi dengan mereka, bahkan dengan pria itu...

Dalam hati, ia menghela nafas panjang.

Sementara itu, Yoona tersenyum bahagia. Melihat si kembar bisa bertingkah manja dan dekat dengan pemuda manis itu, rasanya seperti beban dihatinya telah diangkat. Akhir-akhir ini ketiga cucunya sangat jarang tersenyum dan tidak seceria dulu, dan sering marah-marah tidak jelas.

Ternyata itu karena mereka merindukan sosok pemuda itu...

Dirinya seperti melihat menantunya sedang memanjakan kedua cucunya. Hahhh.... Sebuah pemandangan yang indah, sayangnya putranya itu terlalu bodoh untuk melepas pemuda ini.

Bisakah ia menukar putranya dengan Haechan? Yoona benar-benar berharap Haechan adalah putranya.

To be continued

________

Maaf ya baru up, sekarang aku gak bisa update pagi karena harus jagain ponakanku. Btw buat saudara-saudara kita dan teman-teman kita yang positif corona atau lagi sakit, semangat ya semoga lekas sembuh.

Kalian harus kuat, aku yakin kalian pasti bisa sembuh kok. Semangat!!

Buat kita yang sehat tetep jaga pola hidup sehat yaa karena sehat itu mahal~

Oke see you



[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang