Mark mengerutkan keningnya,"mama?"
Jisung mengangguk semangat,"ya!!"
"Ehm.. sepertinya kita salah paham, mungkin karena tadi dia melihat seorang wanita..." Haechan tertawa hambar.
Jisung menggeleng kuat,"tidak!!" Ia memeluk kaki Haechan dan melanjutkan, "ini mama Jisung!!"
Baik Mark maupun Haechan sama-sama terkejut karenanya. Pikiran mereka sudah berkeliaran kemana-mana, tentu dengan pendapat yang berbeda.
Jeno yang melihat papanya yang curiga langsung turun tangan,"maafkan adikku Hyung, dia belum pernah melihat mamanya sejak ia lahir. Jadi..dia sering seperti ini.."
Haechan hanya tersenyum tipis,"tidak masalah, aku mengerti hal itu." Kemudian ia berjongkok di depan Jisung dan tersenyum. "Nah, Jisung. Jaga baik-baik buku dari Hyung...jangan sampai hilang okay?"
Jisung mengangguk semangat dan tersenyum senang.
"Karena kau sudah bersama keluargamu, Hyung pergi dulu. Bye.." Haechan mengusap kepala Jisung dan pergi meninggalkan empat orang lainnya.
Jisung langsung muram, bibirnya yang sedari tadi tersenyum lebar langsung melengkung kebawah.
"Kalian kenal orang tadi?" Tanya Mark.
Jeno mengangguk,"dia membantu kami mengobati luka Jisung saat terjatuh di taman kota"
"Kau tahu siapa namanya?"
Jeno menggeleng,"kami tidak sempat menanyakannya."
"Lain kali jangan percaya pada orang yang tak dikenal bisa saja dia ingin menculik kalian dan mengambil organ tubuh kalian." Ujar Mark
Jisung yang kesal tambah kesal dengan ucapan papanya,"itu mama Jisung!! Papa tidak boleh memarahinya!! Jisung tidak suka!!"
Mark, ayah yang tak disukai anaknya. "..."
"Jisungie... tadi itu bukan mama Jisung, dia orang baik." Ujar Mark dengan sabar.
"Tapi tadi papa bilang kita tidak boleh percaya pada orang asing, papa itu bagaimana sih?!" Chenle yang sedari tadi diam akhirnya menyahut.
Mark yang tidak bisa berdebat,"..."
"Jisung, apa kau tahu siapa namanya?" Tanya Jeno.
Jisung terlihat sedang berpikir, terbukti dengan bibirnya yang berkerut dan pose berpikir yang imut. "Tadi Jisung baca kotak yang ada di dada kanannya, ada tulisan Lee Haechan. Mungkin ini namanya.."
"Haechan Hyung orang yang baik pa, buktinya dia tidak menculik kami setelah menolong Jisung." Ujar Jeno sambil menatap Mark
Jika sudah begini, Mark bisa apa? Dia tidak bisa mendebat perkataan ketiga putranya, ditambah dengan fakta bahwa Jisung yang memanggil orang tadi 'mamanya' ia menjadi merasa bersalah karena tidak bisa menemukan sosok ibu untuk ketiga putranya yang masih kecil.
Mark menghela nafas panjang,"baiklah.. lalu apa yang kalian inginkan?"
"Kami ingin agar dia menjadi baby sitter kami yang baru! Tidak boleh yang lain, sekalipun itu adalah baby sitter terbaik di seluruh dunia!" Ujar Chenle yang diangguki Jeno, sementara Jisung sudah kembali larut dalam buku pemberian Haechan.
Bibir Mark berkedut, permintaan macam apa ini?! Dia tidak mungkin tiba-tiba datang ke rumah orang itu dan memintanya untuk menjadi baby sitter putranya. Permintaan yang benar-benar sulit!!
"Ehm..apa tidak ada permintaan lain? Bagaimana dengan mainan baru?" Mark mencoba untuk bernegosiasi dengan ketiga putranya
Ketiganya menggeleng bersamaan,"tidak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Mom For Us
FanfictionKisah manis tentang seorang CEO duda tampan dan ketiga anaknya yang lucu. CEO tersebut bernama Mark Lee, dia adalah seorang single parents karena istrinya meninggal setelah melahirkan putra ketiga mereka. Mark yang terlalu mencintai istrinya tak ing...