Aku minta maaf, awalnya aku mau up pas kamis tapi hp nya gamau nyala:') I'm so sorry guys
________
Setelah puas bermain dan berbincang dengan Haechan, ketiga beruang kecil itu dengan lesu pamit untuk pulang bersama Yoona. Mereka tampak tak ingin berpisah dengan Haechan, seolah-olah mereka akan berpisah dengan orang yang paling mereka cintai.
"Hyung, kami pulang dulu. Nanti kami akan berkunjung lagi..." ujar Chenle dengan enggan. "Bye bye Yeonwoo... Hyung pergi ya..." ia mengelus tangan kecil Yeonwoo sambil tersenyum tipis.
Haechan tersenyum lembut dan menggerakkan tangan kecil Yeonwoo seperti gestur melambaikan tangan, "sampai jumpa lagi Chenle hyung..."
Chenle tertawa kecil, lalu mengangguk. Mereka lantas keluar dari apartemen Haechan diantar oleh si pemilik sampai pintu. Melihat bahwa keempatnya sudah berada di lift, Haechan membawa kembali Yeonwoo kedalam.
Ia lalu menidurkan Yeonwoo di kasur lembut kecil yang dibeli Jaemin, dan berjalan menuju dapur. Sekarang saatnya untuk Yeonwoo makan siang, dia harus menyiapkan bubur untuknya.
Sementara itu, Yeonwoo dengan senang hati bermain di kasur kecil miliknya. Itu adalah kasur lantai, tapi permukaannya sangat lembut dan ada beberapa mainan bayi didalamnya. Haechan tidak perlu khawatir tentang Yeonwoo karena bayi itu hanya akan berguling-guling dan mengemut mainannya.
Sesekali ia akan terkekeh mendengar Yeonwoo yang berusaha berbicara, dan suaranya yang melengking memenuhi apartemen.
'Dia tampak seperti ayahnya... Jaemin juga sangat berisik. Tapi Yeonwoo lebih menggemaskan daripada ayahnya..' pikir Haechan dalam hati.
Selesai membuat bubur, ia menghampiri Yeonwoo dan mulai menyuapinya makan. Kaki Yeonwoo terus menendang-nendang dan tangannya juga tidak berhenti bergerak, itu membuat Haechan sedikit kesulitan saat menyuapkan bubur untuknya.
Namun ia hanya tersenyum dan berusaha agar tetap sabar, terus memberi Yeonwoo makan. Jika itu Renjun, Haechan tidak yakin dia bisa bersabar dengan Yeonwoo yang sangat aktif ini...
Dia pasti akan berulang kali menghela nafas lelah...
Di tempat yang berbeda, tepatnya sebuah villa tiga lantai yang terletak di kaki bukit seorang pemuda tampan namun manis tengah duduk di sofa ruang tamu dengan santai. Aura dari seorang atasan menguar darinya, ia tampak berwibawa di usia yang begitu muda.
"Seungmin? Kupikir kau ada kelas hari ini..." ujar seorang pemuda yang lebih tua dari arah tangga.
Pemuda itu hanya melirik orang di tangga dengan malas, "dosennya tidak ada. Lagipula kelasnya membosankan." jawabnya singkat.
Pemuda itu hanya terkekeh pelan lalu mendekatinya, "kau tidak bermain?"
Seungmin menatap pemuda itu, yang kini telah duduk di sofa tunggal disampingnya. "Bosan." jawabnya pendek. "Lagipula kenapa hyung ada dirumah? Tumben sekali. Tidak ada sidang?"
Pemuda itu menggeleng, "ini hari liburku."
Seungmin hanya diam, itu momen langka untuk kakaknya mendapat hari libur.
"Woonpil? Mama pikir kau sudah pergi dengan Bryan?" ujar seorang wanita berusia awal lima puluhan dengan bingung. Wajahnya yang masih terlihat cantik menutupi fakta bahwa ia sudah waktunya memiliki cucu.
Woonpil menoleh, "dia belum menjemputku."
Wanita itu hanya mengangguk paham, ia berjalan mendekat kearah kedua putranya dan duduk di sebelah Seungmin yang masih termenung.
"Seuminnie? Ada apa?" tanya wanita itu.
"Aku sedang memikirkan cara bagaimana untuk membuat seorang penjahat mengakui kesalahannya..." jawab Seungmin dengan samar.
"Penjahat? Apa maksudmu?" tanya Woonpil.
"Ya... Penjahat, memangnya apa menurutmu hyung?" jawab Seungmin.
Wanita itu hanya menghela nafas panjang, kedua putranya ini akan berdebat panjang jika membahas masalah penjahat dan semacamnya. Ia tahu maksud mereka baik, tapi perbedaan pendapat antara keduanya kadang berubah menjadi masalah besar jika dia tidak menghentikan mereka sejak awal.
"Sudahlah, jangan bahas itu sekarang. Bahas saja setelah papamu pulang nanti." ujar wanita itu.
Seungmin hanya mengangguk dan menyandarkan kepalanya di bahu sang ibu.
"Bagaimana hubunganmu dengan Christ?" tanya ibunya.
"Dia sibuk..." jawab Seungmin dengan nada merajuk.
Yahh... Inilah Seungmin yang sebenarnya. Ia adalah anak yang periang dan ramah, juga sangat manja pada orang-orang disekitarnya. Namun, saat seseorang berani mengusiknya atau orang-orang disekitarnya maka ia tidak akan ragu untuk mematahkan tulang mereka.
Ini juga yang membuat keluarganya khawatir, Seungmin tak pernah takut pada apapun selama apa yang ia lakukan itu benar dimata hukum. Ia tidak pernah melanggar aturan jika itu tidak mendesak.
Dipermukaan dia tampak seperti boneka kucing yang lucu, tapi apa yang ada didalamnya adalah seekor serigala yang kejam dan licik.
Tidak ada yang berani mengusiknya semenjak ia mematahkan kaki seorang anak di kelasnya, mereka menjauhi Seungmin seolah ia adalah monster yang mengerikan.
Hanya Hyunjin, Felix, dan Jisung yang menjadi sahabatnya sejak taman kanak-kanak. Hanya ketika ia masuk ke perguruan tinggi dan bertemu Haechan, ia sadar bahwa tidak memiliki banyak teman itu menyedihkan.
Karena pada saat itu Haechan kelelahan membawa banyak barang tanpa meminta bantuan sedikitpun, ia hanya tersenyum dan berusaha agar tidak membuat barang-barang yang dibawanya tidak berjatuhan.
Dan yang menyedihkan adalah ada banyak orang yang lewat, tapi tak ada satupun yang mau menolongnya. Seungmin menjadi kesal sendiri, kenapa tidak ada yang mau membantu pemuda itu?!
Saat ia bertanya, barulah ia tahu. Ternyata itu karena latar belakang keluarga Haechan yang buruk, dan membuat mereka merasa jijik padanya.
Seorang putra pemabuk, penjudi, dan miskin. Ditambah dia juga tidak memiliki penampilan yang menarik, siapa yang mau membantunya?
Tapi bagi Seungmin, itu bukanlah masalah. Berteman itu tidak perlu memandang dari keluarga mana kau berasal, tapi dari hatimu. Jika kau hanya ingin menjadi penjilat dan mengambil hal yang berguna dari orang itu, maka mudah untuk mencari orang seperti itu. Tapi jika kau benar-benar ingin mencari seorang teman sejati yang selalu ada untukmu, itu akan sulit.
Mulut bisa berjanji, tapi hati bisa saja mengingkarinya.
Ia berteman dengan Haechan karena dia selalu tulus dalam segala hal, selalu bertindak jujur meski agak lamban dalam berpikir.
Menjadi temannya adalah hal yang paling menyenangkan selain dari bisa memenangkan tempat pertama di setiap kejuaraan taekwondo.
selain dari tiga sahabat masa kecilnya, Haechan adalah satu-satunya yang menjadi sahabatnya. Orang yang ingin dia lindungi karena dia terlalu jujur dan naif.
Tapi dia tetap menyayanginya, karena Haechan selalu mengajarkan hal-hal baru padanya tentang kehidupan.
Dan ia benar-benar ingin menyeret semua orang yang membuat Haechan menderita ke neraka.
________
To be continued
Ehe aku bek
Btw bang Woonpil kapelnya siapa ya? Kasi tau dong
See u
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Mom For Us
FanfictionKisah manis tentang seorang CEO duda tampan dan ketiga anaknya yang lucu. CEO tersebut bernama Mark Lee, dia adalah seorang single parents karena istrinya meninggal setelah melahirkan putra ketiga mereka. Mark yang terlalu mencintai istrinya tak ing...