Part 7

47.5K 7.1K 513
                                    

Demi apa éh part ini ilang:" dan Ochi harus bikin lagi:")
Yang nunggu Neo city tengah malem Ochi up

________

Haechan berjalan menuju toko yang ditujunya, sementara sepasang mata terus mengawasinya kemanapun ia pergi. Jisung yang digendong oleh ayahnya berontak dan meminta agar ayahnya menurunnya.

Mark mengerti, ia lalu menurunkan Jisung dan menggandeng tangannya menuju kedai eskrim terdekat.

"Pa, Lele ingin rasa strawberry!!" Chenle berseru dengan semangat, ia bahkan melompat kecil yang membuat rambut coklatnya bergerak lucu.

Mark tersenyum,"baiklah. Jeno, bagaimana denganmu?"

"Aku ingin vanilla dengan topping buah mangga." Jawab Jeno.

Mark mengangguk, lalu beralih pada si bungsu. "Jisung?"

"Coklat!!" Seru Jisung.

Mark tertawa dan mengangguk paham lalu ia memesan eskrim yang diinginkan ketiga putranya.

Mereka menunggu di bangku yang tersedia, Jeno dan Chenle mengobrol bersama sementara Mark sedang sibuk dengan ponselnya. Mengabaikan si kecil Jisung yang matanya terfokus pada toko yang berjarak tiga toko dari tempatnya.

Tanpa ada yang menyadari, ia turun dari kursinya dan berlari kecil menuju toko yang sedari tadi ia perhatikan. Karena banyaknya pengunjung mall, ia sedikit kesulitan karena sesekali menabrak kaki orang dewasa yang lewat.

Dan setelah perjuangannya untuk menuju toko itu berhasil, Jisung langsung masuk kedalam dan merasa kagum dengan deretan barang yang ada didalam toko. Yahh... sebenarnya bukan hal yang luar biasa, hanya alat tulis kantoran dan beberapa keperluan administrasi kantor yang terdapat di sana. Tapi hal itu sangat baru bagi Jisung yang hanya mengetahui mainan Lego miliknya.

Ia menjelajahi seluruh toko sambil bergumam 'woahh' dengan mulut terbuka, banyak pelanggan yang memperhatikannya merasa heran. Kenapa balita sekecil Jisung bisa ada disini?! Dimana orang tuanya??

Namun si objek perhatian hanya acuh tak acuh terhadap mereka dan terus berjalan dan memperhatikan sekelilingnya. Sampai pada akhirnya ia berhasil menemukan orang yang dicarinya, Jisung langsung bersemangat. Ia berlari dengan tergesa dan menabrakkan tubuhnya ke kaki pemuda yang sedang fokus memilih buku.

"Mama!!" Pekik Jisung tertahan.

Karena terkejut, ia langsung melepaskan buku yang dipegangnya hingga buku itu jatuh ke lantai. Haechan, si pemuda itu langsung tersadar dan menoleh kearah suara dan mendapati seorang balita memeluknya. Lebih tepatnya memeluk kakinya.

Ia melepaskan pelukan balita itu dan berjongkok untuk menyamakan tinggi dengannya. Haechan tersenyum tipis dan mengambil buku yang sempat terjatuh tadi.

"Apa yang kau lakukan disini? Apa kau tersesat?" Tanya Haechan ramah.

Saat ia memperhatikan balita itu, ia langsung teringat anak yang terjatuh di taman yang sempat ia tolong.

"Eh? Kau...anak yang terjatuh itu bukan?" Tanya Haechan memastikan.

Jisung mengangguk semangat, ia senang karena mamanya mengingat dirinya.

"Dimana aunty mu? Biar Hyung antar.." Haechan bangkit dan memegang tangan kecil Jisung.

Jisung menggeleng kuat, membuat rambut blonde nya ikut bergerak. "Jisung tidak bersama aunty!!"

"Oh..namamu Jisung?"

Jisung mengangguk senang.

"Lalu kau bersama siapa? Tidak mungkin jika kau ke tempat ini sendirian." Haechan mengangkat sebelah alisnya heran.

[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang