Part 101

20K 2.2K 40
                                    

Eyy kangen anak wanawan nih:)

_________

Seperti janji Mark sebelumnya, ia akan datang dan melamar Haechan dan meminta maaf pada orang tuanya karena telah melukai hati pemuda manis itu sebelumnya.

Awalnya, dia ingin datang sendiri bersama ayah dan ibunya. Tapi tiga beruang kecilnya memaksa untuk ikut jadilah sekarang ia berangkat ke rumah keluarga Haechan bersama mereka. Tentunya dengan orang tuanya juga.

Rasanya ia bukan seperti akan melamar seseorang,ini lebih seperti ingin berlibur dengan keluarga utuh.

Si kembar tak henti-hentinya berceloteh, membuat ayah dan ibunya gemas. Mereka dengan sabar menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh cucu kesayangan mereka, sementara si sulung hanya diam dan memperhatikan.

Ia tidak memiliki niat untuk bicara sedari tadi.

Dikediaman keluarga Huang, Haechan tengah mengasuh bayi Yeonwoo. Sementara ibunya dan Renjun tengah memasak, ayah dan Jaemin tengah mengobrol sambil menonton televisi.

Sebelumnya, ia sudah memberitahu bahwa Mark akan datang hari ini untuk melamarnya. Ayah dan ibunya menyambut hangat kedatangan pria itu, walaupun Renjun sempat marah-marah dan tidak rela jika harus menyerahkan saudaranya pada pria itu. 

Pasalnya, setelah kejadian Mark yang menampar Haechan didepannya dan Jaemin waktu itu, pendapatnya mengenai Mark sangat buruk.

Sekarang saja ia masih tidak rela dengan kedatangan Mark ke rumah mereka.

Jaemin? Oh, dia sudah memaafkan Mark. Pasalnya, itu bukan sepenuhnya salah pria itu. Juga dirinya dan Mark sudah menjadi rekan bisnis sekarang.

Ya, perusahaan yang ia miliki bekerja sama dengan perusahaan Mark dalam bidang teknologi klinis. Ia terkesan dengan proyek yang Mark presentasikan dalam rapat investor seminggu yang lalu, jadilah ia menandatangani kontrak kerja sama dengan Lee Technological Institute. Salah satu cabang Lee Corporation dalam bidang teknologi, sekaligus perusahaan milik Mark.

Memang, bangunan perusahaan milik Mark dulunya adalah gedung utama Lee Corp yang dipimpin sang ayah. Namun, semenjak perusahaan milik sang ayah maju pesat, dan pusat perusahaan dipindahkan ke Dubai UAE.

Gedung lama Lee Corp dijual, dan dibeli oleh Mark dengan uangnya sendiri. Dia merintis perusahaan teknologi nya sejak awal, tanpa meminta bantuan dari ayahnya. Meski memang terkadang ayahnya akan membantu seperti memberikan dana reset atau investasi pada perusahaannya.

Tapi selebihnya ia selalu melakukannya sendiri. Itu sebabnya ia sangat menyayangi perusahaan miliknya dan para karyawannya, tak jarang ia akan memberikan mereka liburan ketika suatu proyek besar selesai. Atau membawa mereka untuk makan di restoran favorit karyawannya.

Hal lain yang membuat Jaemin memaafkan Mark adalah, Koeun. Mendiang istri pria itu, yang merupakan sepupunya. Ia dan Koeun sangat dekat, dan ia bahkan sudah menganggapnya sebagai kakaknya sendiri.

Dulu, Koeun pernah berkata padanya bahwa jika Mark melakukan kesalahan atau membuat Jaemin kecewa, dia berharap Jaemin bisa memaafkannya. Sebesar apapun Mark mengecewakannya.

Mau tak mau, Jaemin memaafkan pria itu. Dia tidak mau melanggar janjinya pada Koeun, dan melukai adik kecilnya Haechan.

Suara bel pintu berbunyi, sayup-sayup terdengar suara sapaan dari luar. Jaemin yang sedang mengobrol dengan ayah Huang mengajukan diri untuk membuka pintu, tentunya diizinkan oleh sang calon ayah mertua.

Ia membuka pintu dan tersenyum pada tamu diluar, "selamat datang, silahkan masuk."

"Ah, kau putra Na Hyungwoon kan?" Tanya Donghae saat melihat wajah familiar Jaemin.

Jaemin tersenyum dan mengangguk pelan, "ya, aku putranya."

Donghae terkekeh kecil, "aku hampir tidak mengenalimu karena kalian tidak mirip."

"Yeobo!" Yoona memperingatkan, matanya mendelik pada sang suami.

Jaemin juga ikut terkekeh, "aku lebih mirip dengan ibuku daripada ayah, hanya sifatku saja yang menurun darinya."

Donghae menepuk pundaknya dengan penghargaan, sebelum ia bisa bertanya lagi ketiga cucunya memotong lebih dulu.

"Nana Hyung!!" Ujar mereka bersamaan.

Jaemin melambai, lalu mengusak rambut Jisung gemas. "Kalian datang juga?"

"Tentu saja! Kami harus menjemput mommy Haechan sendiri!!" Jawab Chenle tanpa ragu.

Semua orang yang ada di sana tertawa gemas dengan jawabannya, Jaemin membukakan pintu lebih lebar dan memberikan isyarat untuk para tamu agar masuk ke dalam rumah.

Ketika orang tua Mark dan ketiga beruang kecil itu telah memasuki rumah, Jaemin menepuk pundak Mark dan berbisik. "Aku percaya padamu, jangan sampai kau mengecewakan kepercayaan yang kuberikan. Kau tidak tahu aku bisa melakukan hal yang lebih buruk dari malaikat maut, sampai kau merasa bahwa kematian adalah hal yang paling istimewa bagimu." Wajahnya tampak dingin dan berbahaya, membuat Mark menahan napasnya secara tidak sadar.

Setelah itu, ia kembali berdiri tegak dan mempersilahkan Mark untuk masuk sambil tersenyum. Aura mengerikan yang ia keluarkan beberapa detik lalu seolah tidak pernah ada.

Mark tersenyum, "tentu, terima kasih."

Setelahnya mereka masuk kedalam rumah bersamaan. Jaemin menutup pintu dan duduk di samping ayah Huang, sementara para tamu duduk didepan pria paruh baya itu.

Tapi itu tidak berlaku untuk ketiga anak Mark, mereka sudah menghilang ke kamar Haechan untuk menemui mama mereka.

"Mommy! Yeonwoo-ya!!" Pekik Jisung dengan riang, ia langsung memeluk kaki Haechan dengan senyuman cerahnya.

"Hal Jisung..." Balas Haechan

"Jisung merindukan mommy..." Rengek so bungsu.

Tak mau kalah, Jeno dan Chenle ikut memeluk kakinya hingga membuat Haechan tak bisa bergerak. "Kami juga...." Ujar mereka bersamaan.

Haechan terkekeh geli, sebelum ia bisa menjawab suara Renjun terdengar lebih dulu.

"Kalian tidak merindukanku?"

"Renjun Hyung!!" Seru mereka bersamaan, lalu beralih untuk memeluk Renjun. Renjun tersenyum, lalu mengelus rambut mereka bertiga.

Ia senang bisa bertemu dengan ketiganya, ia juga semakin senang saat melihat Jeno bisa bermanja-manja layaknya anak seumurannya. Ia merasa sedih saat melihat anak itu bertindak layaknya orang dewasa, dia tidak mau Jeno menjadi seperti Haechan.

Tumbuh dewasa sebelum waktunya, dan takut untuk memiliki hubungan.

Jadi, melihat perubahan ini, Renjun benar-benar bersyukur. Jika memang anak itu bisa terbuka dengan adiknya, ia akan merelakan Haechan untuk menjadi sosok ibu yang mereka inginkan. Walaupun ia masih kesal dengan ayah ketiga anak itu.

To be continued

__________

Dua atau tiga part lagi abis hehe

Bagi yang mau menyumbang pulsa, bisa ke nomor ini : 089618726827

[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang