Part 9

46.9K 6.2K 218
                                    

Sesampainya di rumah keluarga Lee, Jaehyun langsung mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Dirumah itu tidak ada siapapun kecuali maid, ini artinya si pemilik tengah pergi bersama ketiga putranya.

"Paman Joo, apa Mark sudah pergi lama?" Tanya Jaehyun pada pengurus rumah tangga yang lewat.

"Ah, tuan besar pergi sejak satu jam yang lalu. Dia bersama tiga tuan muda berencana untuk menghabiskan waktu bersama, mungkin sebentar lagi akan pulang..." Jawab paman Joo ramah.

Jaehyun mengangguk,"tolong berikan ini pada Mark jika dia sudah pulang. Katakan padanya bahwa ini CV untuk baby sitter baru yang ku janjikan padanya." Ia menyerahkan map berisi CV pada paman Joo.

"Ah tentu, aku akan mengingatnya..." Paman Joo tersenyum, kerutan dibawah matanya terlihat dan menambah kesan bijaksana padanya.

Jaehyun mengangguk,"kalau begitu aku pergi dulu, Taeyong Hyung menungguku di perusahaan. Sampai jumpa paman Joo.."

Paman Joo hanya tersenyum tipis lalu kembali bekerja setelah menaruh dokumen yang diberikan Jaehyun di ruang pribadi sang tuan besar.

Tak lama, suara deru mesin mobil terdengar. Disusul dengan suara tawa anak kecil yang khas dan langkah kaki yang memasuki ruangan.

"Kami pulang!!!" Chenle berteriak dan berlari dengan Jeno yang mengejarnya dari belakang.

"Chenle!! Tunggu kau!!" Ia berlari meninggalkan Jisung dan ayahnya yang memperingatkan agar tidak berlarian.

"Jisung juga ingin berlari!!" Si bungsu meronta di gendongan Mark, dengan terpaksa sang ayah menurunkannya dan membiarkan si kecil ikut berlari.

Mark hanya menghela nafas panjang dan tersenyum tipis, walaupun melelehkan tapi ia menyukai waktu ketika bersama ketiga putranya.

"Tuan, anda sudah pulang..." Paman Joo menghampirinya dan tersenyum.

Mark hanya berdeham dan duduk di sofa sambil memperhatikan ketiga putranya yang masih berlarian di dalam ruangan.

"Tuan Jaehyun tadi mampir, dia memberikan dokumen untuk anda.." ujar paman Joo

"Dokumen apa?" Tanya Mark tanpa melepaskan tatapannya pada ketiga putranya.

"CV baby sitter yang ia janjikan, saya meletakkannya di ruangan anda." Jawab paman Joo.

Mark mengangguk lalu beranjak untuk menuju ke ruangannya.

"Papa mau kemana?" Tanya Chenle yang melihat ayahnya menuju lantai tiga. Lantai pribadi ayahnya.

"Bekerja, kalian bermainlah. Jangan terlalu lama, sebentar lagi waktunya makan malam." Jawab Mark.

"Baik pa!!" Ujar ketiga putranya bersamaan.

"Jangan lupa mandi!" Mark mengingatkan.

"Tentu!!"

Setelah itu, ketiganya kembali bermain. Dan mengikuti perintah ayahnya untuk mandi dan bersiap untuk makan malam.

Diruang pribadinya, Mark melihat map hijau yang tersimpan rapi di tegah mejanya. Ia langsung membukanya untuk melihat data yang ada, dan terkejut ketika melihat nama yang tertera.

'lee donghyuck? Bukankah ini orang yang bersama Jisung tadi sore?'

Mark terus membaca informasi yang tertera, dan merasa sedikit terkejut karena ternyata Jaehyun dan orang ini pernah satu sekolah dan bahkan satu jurusan saat kuliah.

"Jadi ini adik tingkat Jaehyun Hyung..." Monolognya, ia mengambil ponselnya dan mendial nomor Jaehyun.

"Halo Mark?"

"Hyung, mengenai CV yang kau berikan padaku--"

"Ah, itu...Lee Donghyuck? Dia adalah salah satu junior ku saat kuliah dulu, dia baik dan ramah pada semua orang. Aku merekomendasikan dia karena meskipun di masih di bangku kuliah, kepintarannya setara dengan manager perusahaanmu." Jelas Jaehyun di seberang sambungan.

"Apa dia ramah terhadap anak kecil?"

Diseberang, Jaehyun tertawa kecil."tentu saja! Jika tidak kenapa aku harus merekomendasikan dia padamu?"

Mark diam sejenak, lalu menghela nafas panjang. "Baiklah aku menerimanya."

"Baguslah, terimakasih Mark. Aku akan menghubungi anak itu setelah ini."

"Justru aku yang harus berterima kasih padamu hyung, terima kasih atas bantuanmu."

"Santai... aku hanya melakukan hal kecil. Baiklah ku tutup telponnya, bye!"  Jaehyun memutus sambungan.

"Yahh... setidaknya aku tidak perlu bersusah payah untuk mencari anak ini, ternyata dia yang datang sendiri. Terimakasih Jaehyun hyung, karena bantuanmu aku tidak perlu memaksa si sialan Lucas untuk mencari data anak ini.." monolognya, ia menutup CV itu dan keluar dari ruangan pribadinya menuju ruang makan.

Dari arah tangga, ia bisa mendengar ketiga putranya yang berdebat dimeja makan mengenai ayam goreng buatan maid disana dan saling mengukur seberapa besar bagian yang mereka dapat. Ia menggeleng pelan, memaklumi kelakuan ketiganya.

=====

Disisi lain, Haechan dengan penuh harap menunggu kabar baik dari Jaehyun. Ia meletakkan ponselnya dimeja belajar dan menopang kepalanya dengan kedua tangannya.

Renjun yang melihat kekonyolan saudara tirinya itu hanya bisa menghela nafas panjang dan memakluminya. Ia tahu bahwa Haechan sangat mengharapkan pekerjaan, hanya karena merasa tidak enak pada orang tuanya. Padahal Renjun saja acuh tak acuh, dan sering meminta uang untuk keperluan sekolahnya.

Setelah menunggu begitu lama, ponselnya berdering. Dengan cepat Haechan mengangkat panggilan tersebut dengan gugup.

"Ha-halo Jaehyun hyung?"

"Halo Hyuck, aku punya kabar gembira untukmu."

"Apa itu?" Haechan bertanya dengan hati-hati.

"Selamat ya, kau diterima. Besok datanglah ke alamat yang aku kirim setelah selesai kuliahmu, kau bisa langsung bekerja besok."

"Ah ya, tentu. Terimakasih Jaehyun hyung, kau telah membantuku.."

"Tidak masalah, santai saja. Kapanpun kau butuh bantuanku, katakan saja."

"Tentu, terimakasih."

"Sama-sama, baiklah. Ku tutup ya? Bye"

"Bye"

Haechan berbalik dan menatap Renjun yang sedari menatapnya penasaran.

"RENJUN AKU DITERIMA!!!" pekik Haechan dan langsung menghambur ke pelukan saudaranya.

Renjun yang dipeluk erat berusaha melepaskan pelukannya, karena demi apapun... pelukan Haechan sangat kuat hingga membuatnya sesak nafas.

"Chan, lepaskan aku...kau membuatku sesak.." ujar Renjun.

Segera Haechan melepaskan pelukannya, ia menatap dengan bodoh pada Renjun sambil tersenyum lebar.

"Selamat, kau sudah memiliki pekerjaan Chan. Tapi jangan berikan uang hasil jerih payahmu pada ayah bajinganmu itu." Ujar Renjun sembari mencubit pipi gembul Haechan.

"Twerwimwa kaswih.." jawab Haechan samar. (Terimakasih)

To be continued

_________

[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang