Part 13

44.8K 6.4K 475
                                    

Haechan mengajak mereka ke meja dimana Mark dan wanita itu berada, ia tidak tahu jika wajah ketiga anak asuhnya sudah tertekuk dalam. Yahh walaupun Jeno masih bisa tersenyum, tapi senyumnya adalah senyuman yang berbahaya.

"Tuan, aku sudah membawa mereka." ujar Haechan.

Mark menoleh dan mendapati ketiga anaknya beserta sang pengasuh. Ia mengangguk puas, "ya, kau bisa beristirahat."

Haechan pamit dan membiarkan ketiga anak itu duduk di kursi yang tersedia. Tiba-tiba, Jisung memeluk kaki Haechan erat dengan mata berkaca-kaca.

"Jisung ingin bersama Haechan hyung!!" ujarnya.

"Eh? Itu tidak boleh sayang, kau kan sedang bersama papa mu. Apa kau tidak merindukannya? Hm? Lihat? Nanti papamu akan sedih jika Jisung terus bersama hyung..." Haechan mensejajarkan dirinya dengan Jisung dan mencoba membujuknya.

Jisung menggeleng pelan, "Jisung ingin bersama hyung.."

Haechan menghela nafas panjang, ia tersenyum. "Hyung janji, setelah pulang nanti hyung akan membuatkan sesuatu yang lezat untuk Jisung. Bagaimana?"

Mata Jisung langsung cerah saat mendengar itu, ia langsung mengangguk setuju. "Baik! Hyung janji kan?"

Haechan menjawab, "ya, hyung janji."

Setelah itu Jisung akhirnya bersedia lepas dari Haechan. Dan Haechan pamit untuk keluar karena ia harus ke perpustakaan kota untuk meninjau essay nya.

Akhirnya hanya ada lima orang di meja itu, pramusaji segera memberikan daftar menu dan mencatat pesanan mereka.

"Bawakan menu yang biasa." ujar Mark.

Pramusaji itu mengangguk paham lalu meninggalkan meja mereka. Setelahnya, suasana nampak awkward. Ditambah dengan Chenle dan Jeno yang menatap tajam pada wanita yang dibawa ayahnya.

"Nah, anak-anak kenalkan. Ini Kang Mina, ketua divisi sekretaris di perusahaan papa. Sekretaris Kang, kenalkan ini ketiga putraku. Jeno, Chenle dan Jisung."

"Hai bibi..." sapa Jisung dengan polosnya.

Mulut Mina berkedut, "h-hai.."

"Kenapa papa membawanya untuk makan siang bersama kita?" tanya Chenle langsung, ia tak menyembunyikan ketidak sukaannya pada sekretaris Kang.

"Chenle, jaga sikapmu." tegur Mark pada putranya.

"Apa mata papa buta? Kenapa papa mau pergi dengan orang yang bahkan bajunya saja kekurangan bahan." ejek Chenle. Ia tak peduli dengan ayahnya, ia hanya ingin mengusir wanita itu!!

"Chenle, papa tidak pernah mengajarimu untuk menghina orang lain!" Mark kembali menegurnya.

"Jadi papa lebih memilih untuk membelanya daripada aku?!" Chenle menantang sang ayah.

"Lee Chenle!! Hentikan!!" tatapan Mark berubah keras, ia benar-benar marah karena ucapan Chenle.

Jisung yang mendengar bentakan itu langsung beringsut mendekat pada Jeno dan menatap Mark penuh ketakutan. Sebelumnya, ayah mereka tidak pernah sampai membentak mereka seperti ini meskipun mereka menyuarakan ketidak sukaan terhadap suatu hal.

"Kalau begitu Chenle pulang!! Chenle benci papa!! Chenle benci!!" Chenle berdiri dan berlari keluar setelah mengucapkan hal itu. Papanya berbeda, papanya sudah berubah karena para wanita yang menurutnya nenek sihir itu.

Ia kecewa pada ayahnya yang lebih mementingkan para wanita itu dibandingkan dengan dirinya dan dua saudaranya. Chenle berjalan tak tentu arah, ia tak peduli jika ia tersesat yang terpenting adalah menjauh dari ayahnya yang menyebalkan.

[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang