Happy 84k viewers🎉🎉 waw daku tidak pernah menyangka kalau akan secepat ini hahaha... Thanks atas dukungan kalian untuk fanfik ini~
_________
Haechan mematung di balik pintu rumahnya yang sudah tertutup, jantungnya masih berdetak kencang dan wajahnya masih terasa panas. Namun, setelah itu ia baru ingat bahwa orang tuanya tidak akan kembali hingga lusa.
Tubuhnya merosot kebawah dan seolah-olah ia tidak memiliki tenaga untuk kembali bangkit.
"Huwaaaa.....apa yang harus aku lakukan sekarang??" Ujarnya entah pada siapa.
"Apa aku harus telfon baba dan katakan yang sebenarnya? Tapi... aku takut baba akan marah..." Haechan bimbang.
Ia mengangkat ponselnya dan menggulir setiap nomor telepon yang ada di daftar kontaknya, dan ia berhenti pada nomor Mark. "Apa kuminta Mark hyung untuk datang lusa saja?"
"Ah tapi dia itu orang yang sibuk...apalagi orang tuanya..." Bisik Haechan frustasi.
Ia mengacak-acak rambutnya dan menghela nafas panjang, dan kemudian ponselnya bergetar menandakan adanya panggilan masuk. "Mark hyung?"
Segera saja ia angkat panggilan itu.
"Halo, hyung?"
"Ah, Haechan. Aku... ingin minta maaf padamu,"
"Maaf?" Haechan mengernyit heran, apa salahnya hingga pria berdarah Kanada itu meminta maaf. Apa dia menarik kata-katanya soal menyukainya dan ingin membatalkan rencana pernikahan mereka?
"...ya, besok aku harus pergi untuk perjalanan bisnis selama dua hari ke Chicago. Dan... itu tidak bisa ditunda, awalnya Jaehyun hyung yang akan pergi tapi dia tiba-tiba tidak bisa dan aku harus menggantikannya." Jelas Mark, ia terdengar menyesal.
Haechan terkikik diam-diam, jadi begitu! Maka tidak masalah!!
"Ah, tentu... aku mengerti. Hyung bisa datang saat memiliki waktu luang, tidak perlu terburu-buru.." ujar Haechan lega.
"Sekali lagi aku minta maaf, dan... bisakah kau tinggal di villa untuk dua hari? Aku tidak tenang untuk meninggalkan anak-anak sendiri." Pinta Mark.
"Tentu, lagipula ini adalah tugasku sebagai pengasuh mereka.." jawab Haechan dengan senang hati.
"Ah, baiklah. Terima kasih, besok paman Joo akan menjemputmu." Ujar Mark.
"Tentu,"
"Baiklah...kututup telfonnya, selamat malam. Lee Haechan."
"Selamat malam, Mark hyung"
Setelah itu panggilan terputus, Haechan langsung menyandarkan tubuhnya pada pintu dan menghela nafas lega. Nampaknya, Dewi Fortuna tengah berpihak padanya.
"Yaahh... baiklah, tenangkan dirimu Lee Haechan!!" Ujarnya pada diri sendiri.
Haechan bangkit lalu berlari kecil menuju kamarnya dilantai dua. Ia meletakkan tas kecil yang selalu ia bawa di meja nakas, membawa handuk dan pakaian ganti lalu memasuki kamar mandi.
Rasanya semua rangsangan hari ini membuatnya hampir gila, otaknya hampir tidak bisa dipakai untuk berpikir. Ia harus menjernihkan pikirannya dengan mandi air hangat untuk membuatnya relax.
Saat ia baru saja selesai mandi, ponselnya kembali berdering. Itu dari ibunya. Segera Haechan mengangkat panggilan dari sang ibu.
"Yeobosseyo?"
"Ah, Haechan..apa kau baik-baik saja nak?" Tanya sang ibu dari seberang panggilan.
"Ya, aku baik-baik saja. Bagaimana dengan mama dan baba?" Jawab Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Mom For Us
FanfictionKisah manis tentang seorang CEO duda tampan dan ketiga anaknya yang lucu. CEO tersebut bernama Mark Lee, dia adalah seorang single parents karena istrinya meninggal setelah melahirkan putra ketiga mereka. Mark yang terlalu mencintai istrinya tak ing...