Part 81

22K 2.6K 24
                                    

Heu belum beres juga ni ff @_@

_______

Seungmin beranjak dari duduknya dan kembali ke kamarnya dilantai dua. Disana, ia langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon sahabatnya. Felix.

"Bagaimana?" tanyanya tanpa berbasa-basi.

"Aku sudah meretas setengahnya, dan kau tahu? Aku benar-benar tercengang melihat apa yang ada di database perusahaan ini..." jawab Felix, ia terdengar sangat takjub dan kesal di waktu yang sama.

"Apa yang kau temukan? Kenapa kau baru setengah meretasnya? Itu tidak seperti dirimu yang biasa." tanya Seungmin bingung.

Felix menghela nafas panjang, lalu berkata. "sistem keamanannya jauh lebih rumit dari perkiraanku, aku harus masuk secara perlahan agar tidak diketahui oleh pihak lain. Kau tahu? Database ini seperti lapisan bawang merah yang dipotong menjadi dua, ada begitu bayak lapisan dengan sistem keamanan yang ketat untuk melindunginya."

"Baiklah, lakukan sebisamu. Lusa nanti patriark keluarga Kang akan mengadakan jamuan pesta untuk merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh puluh, datanglah bersamaku nanti." ujar Seungmin kemudian.

"Hei, kau tidak pergi dengan Chan hyung? Aku bisa pergi dengan Hyunjin nanti..."

"Dia sedang sibuk. Lagipula aku mengajakmu datang untuk melakukan rencana sampingan yang kumiliki." jelas Seungmin.

Felix ber-oh ria, lalu setuju untuk pergi dengannya. Setelah mengatakan beberapa kata lagi, ia menutup panggilan.

Seungmin duduk di sofa tunggal dekat perapian, dan merenung.

Tak lama, notifikasi pesan masuk. Ia melihatnya bahwa itu dari Felix, isinya adalah dokumen yang berhasil ia curi dari database Kang Group.

Ia membukanya dan membaca isinya. Lalu, tertegun. Pantas saja Felix tercengang, isinya benar-benar tidak terduga. Belum lagi ada beberapa anggota parlemen yang terlibat juga, dan diantara mereka adalah orang-orang yang ia kenal.

Seungmin mendengus jijik, orang-orang ini sudah memiliki gaji yang besar tapi masih juga serakah. Ia pastikan semuanya akan berakhir tragis sampai ke detail terkecil.

Untungnya tidak ada nama ayahnya disana, atau ia terpaksa harus menuntut ayahnya juga. Ya, dia tidak takut pada ayahnya. Selama apa yang ia lakukan itu memiliki bukti dan memang benar-benar terjadi.

Penggelapan pajak, bisnis ilegal, kasino, perdagangan senjata, obat-obatan terlarang, dan organ dalam manusia. Komplit sudah kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang itu. Belum lagi menyuap anggota parlemen untuk memberikan izin atas semua ini.

'Sialan!' umpatnya dalam hati.

Seungmin mencengkeram ponselnya kuat-kuat, ia benar-benar benci orang-orang ini. Andai saja mereka tidak menunjukkan taring mereka lebih dulu, mungkin ia tidak akan tahu hal sebesar ini.

Ia menutup dokumen itu, lalu mengirimkannya pada kakak dan ayahnya. Ia tahu mereka pasti akan menangani kasus ini dengan lebih baik.

Kakaknya adalah hakim pengadilan tinggi, dengan koneksi yang dia miliki pasti akan mudah menyelesaikannya. Juga, dengan surat perintah dari ayahnya, orang-orang itu pasti tidak akan bisa menolak.

Apalagi bukti sudah ada ditangannya. Mustahil untuk keluar dari cengkeraman keluarga Kim.

Seungmin tersenyum, namun matanya tampak dingin. Sangat kontras dengan wajahnya yang terlihat manis.

"Ting! Permainan dimulai...." ujarnya pada dirinya sendiri, lalu tertawa rendah.

====

Mark sedang berusaha mempertahankan perusahaannya, ia mengubah banyak kebijakan dan mulai memperbaiki sistem perusahaan. Selama berminggu-minggu ia sangat sibuk, dan sampai harus tinggal di kantornya untuk itu.

Donghae sangat puas dengan perubahannya, dan menawarkan bantuan, namun Mark menolaknya dengan halus. Dia ingin memulai semuanya dari awal, meski ia harus bekerja lebih keras untuk mencapai tempatnya dulu.

Pada karyawannya juga kagum akan kegigihannya, dan mereka sangat bersemangat untuk bekerja. Jika atasan mereka saja bekerja keras, kenapa mereka tidak? Itulah yang para karyawannya pikiran.

Mark berubah menjadi lebih baik, juga sangat ramah pada mereka.

Namun, hanya ada satu hal yang kini berbeda. Posisi sekretaris pribadi Mark bukan lagi Mina, tapi Jacob. Salah satu bawahan ayahnya dulu. Dia sangat berpengalaman dan efisien, membuat pekerjaan Mark tidak terlalu berat.

Ia cukup bersyukur untuk itu, bantuan Jacob adalah apa yang ia butuhkan saat ini. Lucas belum pernah datang lagi semenjak ia memukul Mark hari itu, ia mungkin masih kesal padanya jadi Mark hanya pasrah saja.

Ia akan meminta maaf nanti, yang paling penting adalah mempertahankan perusahaannya agar tidak bangkrut. Itu adalah tanggung jawabnya sebagai seorang CEO sekaligus Presdir perusahaan.

Karena terlalu banyak bekerja, ia jadi tampak kuyu dan suram. Jacob yang melihatnya menjadi tidak tega, ia menghela nafas dan menghampiri atasannya itu.

"Sajangnim, istirahatlah. Anda tidak perlu memaksakan diri, aku yakin kita pasti bisa membuat perusahaan ini bangkit kembali." ujar Jacob perlahan. "Aku tahu anda merasa bertanggung jawab atas penurunan perusahaan, tapi kesehatan anda adalah yang terpenting..."

Mark menghela nafas lelah dan mencubit jembatan hidungnya, matanya terasa perih karena terlalu lama menatap komputer. "Aku baik-baik saja, tidak apa-apa..."

"Sajangnim, anda butuh istirahat...." Jacob mengingatkan.

Mark tersenyum tipis dan menggeleng pelan, "jika aku berhenti sekarang, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan..."

"Anda bisa keluar dan menghabiskan waktu bersama keluarga anda, atau tidur selama beberapa jam. Kantung mata anda terlihat sangat buruk..." Jacob menyarankan. "Haruskah aku menghubungi Nyonya besar?"

"Tidak, jangan telfon Ibuku. Dia pasti sedang sibuk." Mark menolak sarannya.

"Lalu... Tuan Taeyong?" tanya Jacob, namun Mark kembali menolak.

Jacob tak tahu harus menghubungi siapa jika kedua orang yang ia kenal itu tidak bisa membuat Mark istirahat. Pada akhirnya ia undur diri dari ruangan itu dan menghubungi Donghae.

"Sajangnim, tuan muda tidak mau istirahat..." Jacob melapor dengan suara rendah. "Dia sudah kelelahan tapi masih memaksakan diri.."

Hening sejenak diseberang panggilan, lalu Donghae menjawab. "Panggil saja Haechan, dia mungkin bisa menolongmu."

Setelah itu Donghae langsung menutup panggilan tanpa mendengar balasan dari Jacob, tak lupa ia memberikan kontak Haechan padanya.

Jacob heran, kenapa atasannya itu memberikan kontak orang lain alih-alih memberikan kontak keluarganya?

'Hmm... Aneh sekali...'

Ia dengan ragu menyimpan kontak yang dikirim Donghae dan mengubunginya.

"Halo? Siapa ini?"

"Apakah ini tuan Haechan?"

"Ya, ini aku. Apa ada sesuatu?"

"Namaku Jacob, aku sekretaris pribadi Mark Sajangnim. Aku menghubungimu karena ingin meminta tolong agar membujuknya untuk istirahat, bisakah?"

Hening sejenak, lalu dengan ragu-ragu Haechan menjawab. "Kenapa... Aku?"

"Sajangnim tidak mau mendengarkan orang lain, hanya kau satu-satunya yang bisa membuatnya berhenti bekerja." Jacob membual, namun itu tidak sepenuhnya bohong. Karena ia pikir jika Donghae mempercayai orang ini, itu artinya dia adalah orang yang spesial untuk Mark.

"...aku akan mencobanya." balas Haechan dengan ragu.

"Terimakasih..."

Setelah itu ia menutup panggilan dan menghela nafas lega, yang penting sekarang adalah atasannya bisa beristirahat. Sisa urusan lainnya bisa ia tangani bahkan dengan mata tertutup!

______

To be continued



[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang