Sawadikap
_______
Setelah kejadian tak terduga beberapa saat lalu, Mark akhirnya menjelaskan soal 'mama' baru pada anak kembarnya. Jelas, mereka sangat senang dengan berita ini.
Mereka bahkan sudah tak sabar untuk pamer pada teman-teman mereka bahwa mereka juga akan punya ibu. Tentunya tanpa sepengetahuan Mark.
Ya, hari-hari mereka disekolah berlalu dengan rasa iri karena semua teman-temannya memiliki ibu saat menjemput sekolah ataupun pertemuan orang tua. Sedangkan mereka berdua? Selalu saja Taeyong atau Yoona yang menjadi wali mereka, tidak pernah sekalipun Mark datang ke acara pertemuan orang tua yang selalu diadakan oleh sekolah.
Alasannya? Sibuk bekerja, lelah, meeting penting, klien yang ingin bekerja sama, perjalanan bisnis, dan masih banyak lagi.
Padahal, ketika saat itu lah mereka bisa pamer kemesraan dengan orang tua didepan teman-teman mereka.
Meski bukan hanya Chenle dan Jisung yang memiliki orang tua tunggal, tapi setidaknya orang tua mereka selalu datang pada pertemuan seperti itu. Tidak seperti orang tua mereka.
Jika saja Yoona, nenek mereka yang memberikan pengertian serta Jeno sang kakak menjelaskan alasan sang ayah tidak bisa datang ke acara seperti itu mungkin mereka berdua akan membenci sang ayah dan acuh tak acuh padanya.
Jadi, saat bertemu Haechan yang lembut dan perhatian mereka benar-benar terpesona dengan kebaikannya. Mereka ingin orang yang seperti itu yang menjadi ibu mereka, bukan seperti para wanita dengan gaun seksi dan terbuka yang dibawa sang ayah pulang untuk dikenalkan pada mereka.
Menurut mereka, Haechan layaknya sebuah oasis di padang gurun. Orang yang memuaskan dahaga mereka ketika mereka haus akan kasih sayang orang tua. Orang yang menuntun mereka kembali ke jalan yang benar saat mereka hampir kehilangan arah.
Haechan adalah segalanya, itu sebabnya mereka akan melakukan apapun demi menjadikan Haechan sebagai ibu mereka walaupun mereka tahu Haechan adalah seorang pria.
Setelah sarapan singkat yang dipenuhi kebisingan si kembar yang berebut makanan selsai, Mark berangkat ke bandara internasional Seoul untuk melakukan perjalanan bisnis. Tentunya diantar oleh ketiga putranya, juga sang calon pendamping hidup. Haechan.
"Papa jangan lupa untuk belikan kami hadiah!!" seru Chenle.
"Tentu, apa yang kalian inginkan?" ujar Mark dengan tangannya yang masih sibuk mengemudi. Matanya melirik sekilas kearah anak-anaknya dan juga Haechan.
"Aku ingin lego terbaru! Kemarin Huening menunjukkan lego barunya padaku! Aku ingin yang seperti itu!!" seru Chenle dengan penuh semangat, matanya dipenuhi rasa iri karena tidak memiliki mainan yang sama dengan milik temannya.
"Jisung ingin baaaanyakk sekali buku cerita.. Nanti Jeno hyung dan Haechan mama akan membacakannya untuk Jisung!!" timpal si bungsu, matanya dipenuhi bintang-bintang saat membayangkan betapa menyenangkannya jika orang-orang yang ia sayangi membacakannya dongeng.
"Jeno ingin laptop baru, laptop lama Jeno sering error karena diinjak Jisung." si sulung ikut menyuarakan keinginannya.
"Bagaimana denganmu Haechan?" tanya Mark sambil menatapnya dengan lembut.
Ketiga anak itu juga mengikuti tatapan sang ayah yang menatap calon ibu mereka dengan antusias. Seolah ikut bertanya apa yang ia inginkan.
Haechan yang ditatap seperti itu menjadi gugup dan canggung, "ehm.. Apapun itu aku akan menerimanya, aku tidak memiliki keinginan khusus. Asalkan hal itu dibeli dengan tulus, bahkan meski harganya sangat murah aku akan menerimanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Mom For Us
FanfictionKisah manis tentang seorang CEO duda tampan dan ketiga anaknya yang lucu. CEO tersebut bernama Mark Lee, dia adalah seorang single parents karena istrinya meninggal setelah melahirkan putra ketiga mereka. Mark yang terlalu mencintai istrinya tak ing...