Maaf ya handphone aku error, gak bisa dipake buat ngetik. Tapi sekarang udah bagus kok (pake hp kakak wkwkwkwk)
__________
Haechan keluar dari gedung pengajaran, ia lega sudah menyelesaikan mata kuliahnya. Sekarang saatnya untuk menjemput kedua anak asuhnya, dan membawa Chenle kembali. Entah apa yang kakaknya lakukan untuk membuat anak itu betah bersamanya.
Ia bergegas menuju tempat parkir, dan bersiap untuk menjemput ketiga anak itu saat ada yang memanggilnya dari belakang.
"Haechan hyung!!" ujar suara kekanakan.
Haechan berbalik dan mendapati ketiga anak asuhnya bersama Jaemin dan Renjun. "Kalian..."
"Kami menjemput mereka, aku tahu kelas dari profesor tua itu pasti sangat lama. Jadi kami yang menjemput mereka." jelas Jaemin dengan santai.
"Terima kasih... Maaf merepotkan kalian." ujar Haechan sambil tersenyum meminta maaf.
"Ayolah... Kita akan menjadi keluarga nantinya. Kenapa harus sopan? Lagipula Renjun menikmatinya, benarkan?" Jaemin menatap kekasihnya itu dengan pandangan konyol.
Tentu saja Renjun memukul kepala Jaemin cukup keras, namun si pemuda Na itu malah tertawa kecil.
"Kalau begitu ayo kita makan siang, aku yang traktir..." ajak Haechan.
"Tentu!! Sesuatu yang gratis itu tidak boleh ditolak!!" Jaemin menjawab dengan ringan.
Mereka lalu pergi ke kedai makanan tradisional yang terletak tidak jauh dari pelataran universitas. Selama perjalanan singkat itu, Jisung tak henti-hentinya bertanya ini-itu. Jeno juga sesekali akan bertanya, hanya Chenle yang tetap diam. Dia sudah cukup berpetualang di taman hiburan sebelumnya, dan sekarang dia tidak mau memikirkan apapun selain makan.
Masa bodoh dengan lingkungan disini, nanti juga Haechan hyung akan membawanya ke tempat ini jika dia mau.
Sesampainya disana, mereka memesan beberapa hidangan rumahan untuk makan siang. Seperti kimbap, ramyun, galbijim, gamjatang, tangsuyuk, jjimdak, hotteok, dan kimchi.
Chenle sangat antusias ketika makanan mulai dihidangkan, matanya berbinar saat melihat piring dan mangkuk yang penuh hidangan. Warnanya yang cerah dengan kepulan asap dari setiap hidangan semakin membuatnya merasa lapar. Apalagi ada beberapa hidangan yang baru ia ketahui hari ini, dan sebelumnya Haechan belum pernah membuat itu dirumah. Chenle sangat tidak sabar.
"Nah, mari kita makan..." ujar Jaemin sambil mengangkat sumpitnya.
"selamat makan!!" seru yang lainnya.
Mereka mulai melahap setiap hidangan sambil sesekali bercanda, tak jarang Chenle dan Jisung akan bertengkar karena makanan. Seperti berebut kimchi terakhir, potongan daging terakhir dari galbijjim, dan masih banyak lagi. Si sulung tetap santai dan memakan makanannya dengan perlahan, wajahnya penuh kepuasan dari rasa setiap hidangan.
Dia tampak seperti seorang pangeran kecil yang tengah merasakan makanan rakyat jelata dan menikmatinya. Semua hidangan sederhana yang dimakan olehnya tampak seperti hidangan mewah, benar-benar luar biasa.
Bahkan Jaemin tidak bisa untuk terkekeh kecil saat melihat cara makan Jeno, yang benar-benar gaya khas kaum bangsawan. Berbeda jauh dengan kedua adiknya yang tidak peduli situasi dan kondisi, asalkan itu makanan mereka akan melahapnya. Sepasang foodie kecil yang penuh semangat untuk menghabiskan semua hidangan.
Haechan sudah terbiasa dengan ketiganya yang tampak seperti langit dan bumi, ia hanya akan sesekali mengambilkan mereka menu yang diinginkan dan menasihati si kembar agar makan dengan perlahan. Yahh walaupun itu tidak banyak berguna.
Satu jam kemudian mereka sudah menghabiskan seluruh hidangan, si kembar foodie itu sudah berbaring di lengan mereka karena kekenyangan. Sementara Jeno mengelap sudut mulutnya dengan saputangan agar tidak ada sisa makanan di sudut mulutnya. Ia lalu menatap kedua adiknya yang sudah tak berdaya dan penampilan mereka yang acak-acakan. Lalu berinisiatif untuk mengelap wajah mereka hingga bersih dan menyimpan kembali sapu tangannya.
Jaemin dan Renjun tercengang dengan gerakannya, mereka tak menyangka si sulung akan sedewasa ini. Benar-benar seorang kakak yang bertanggung jawab meski ia terlihat acuh tak acuh.
"Hyung, kapan kita akan ke panti asuhan lagi?" tanya Chenle yang masih kekenyangan. Matanya sudah berat karena kantuk.
Haechan tersenyum, "setelah ini kita pergi..."
"Tunggu, panti... asuhan? Kenapa kalian pergi ke sana?" sela Jaemin, ia mengernyit heran.
"Untuk belajar!!" jawab ketiga anak itu serempak.
"Kau mendidik mereka disana Chan?" tanya Renjun, matanya menatap Haechan dengan padangan rumit.
Haechan terkekeh kecil, "ya, itu salah satu metode mengajar. Mereka bisa belajar banyak hal dari anak-anak panti asuhan, jika kalian ingin pergi juga aku tidak keberatan." ia tersenyum saat menyelesaikan kalimatnya.
Setelahnya, mereka keluar dari kedai. Berjalan beriringan sambil tertawa dan bercanda, tak memperhatikan hal-hal lain.
Tak jauh dari kedai tempat mereka makan sebelumnya, sebuah mobil BMW hitam keluaran terbaru terparkir.
"Siapa yang menjadi calonnya?" tanya seseorang didalam mobil itu, seorang wanita.
"Pemuda dengan surai coklat madu, selalu tersenyum dan menggandeng tangan anak bermata sipit." jawab yang lainnya.
"Ahh... Yang itu..."
"Ya, dia membuat image ku buruk di mata Mark!" ujar wanita lainnya dengan geram.
"Cih!! Apa istimewanya anak itu?! Dia bahkan belum lulus dari perguruan tinggi! Mark benar-benar buta!"
"Ya! Itu benar!!"
Setelah itu, hening sejenak sebelum suara tawa yang terdengar mengerikan datang dari salah satu mereka.
"Kalau begitu.... Mari kita bermain dengannya..."
"Apa rencanamu eonnie?" tanya wanita di kursi belakang.
"Jangan khawatir! Aku pastikan setelah ini Mark pasti akan menjauh dari pemuda sialan itu! Dan kau bisa menjadi nyonya rumah keluarga Lee..." jawab wanita yang lebih tua, ia menyeringai dingin sambil memegang kemudi.
"Benarkah??"
"Tentu saja!! Jangan remehkan kemampuan kakakmu ini adik bodoh! Kau hanya harus bersikap lugu didepan Mark untuk menggodanya agar dia tertarik padamu. Sisanya... Biar aku yang urus..." jawab wanita yang lebih tua.
Ia lalu menyalakan mesin mobil, memutar kemudi, dan keluar dari jalanan kumuh itu.
Disisi lain, Haechan tidak tahu bahwa ada sekelompok orang yang ingin dia menjauh dari Mark dan anak-anaknya. Ia masih tertawa dan tersenyum bersama mereka tanpa tahu ada rencana tersembunyi untuknya.
Entah bagaimana nasibnya nanti, tak ada yang tahu...
_________
To be continued
Maaf baru bisa up ya ponselku rusak:')
Sudah jatuh tertimpa tangga, bener-bener emang. Udah laptop yang masih mati sekarang ponsel... Untungnya ada ponsel kakak yang nolong hshsh
Oh iya!
Ateez atau Straykids
Pilih satu jangan maruk!!
Itu buat pengganti ff ini kalo udah tamat, jadi silahkan vote ya. NCT udah sold out, soalnya neo city sama just another boy belum kelar.
IH KOMEN DONG! AKU PENGEN KETAWA NIH :(
bagi yang mau berdonasi silahkan :
089618726827 (10k=3 chapter)
Aku juga mau minta maaf soalnya pulsa donasi yang kemren sempet kepake buat adekku daring:') aku minta maaf donatur /sungkem
Udah itu aja bacot nya, see you
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Mom For Us
FanfictionKisah manis tentang seorang CEO duda tampan dan ketiga anaknya yang lucu. CEO tersebut bernama Mark Lee, dia adalah seorang single parents karena istrinya meninggal setelah melahirkan putra ketiga mereka. Mark yang terlalu mencintai istrinya tak ing...