Sekali lagi aku kembali frins iyaakk
________
"Hyung, setelah itu?" tanya Jisung membuyarkan lamunan Haechan.
"Oh? Kalian sudah selesai?" Haechan balik bertanya, mereka mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Baiklah, setelah itu peras semua airnya dan pindahkan ke baskom baru. Seperti ini.." Haechan memeras kain hingga hanya ada sedikit air yang tersisa.
"Ini sulit... Pakaiannya tetap basah oleh air..." Jisung mengerucutkan bibirnya tatkala ia memeras baju, beberapa tetes air menetes kembali ke baskom berisi air deterjen.
Haechan tertawa kecil melihatnya, "Jisung, meski hyung mengatakan bahwa memeras pakaian hingga airnya hilang, itu bukan berarti bahwa kau harus memerasnya hingga kering..."
Jisung lalu menatapnya dengan polos dan menyodorkan baju ditangannya, "apakah ini baik-baik saja?"
Haechan menatap baju itu dengan senyum di bibirnya, lalu mengangguk pelan. Jisung menjadi sumringah dan menaruh baju yang sudah ia peras di baskom lain, lalu mulai memeras celananya.
Ia mengangguk puas lalu berjalan keluar sebentar untuk mengecek ponselnya, takut ada pesan penting yang belum ia lihat.
Ketika semuanya tenang dan damai, tiba-tiba si bungsu memercikkan air deterjen ke wajah Chenle saat ia memeras celana. Yang mana membuat buih dari air tersebut memercik ke wajah sang kakak.
Chenle mengusap buih diwajahnya lalu menatap Jisung yang masih tenang dan bertindak seperti tidak melakukan sesuatu yang salah. Karena geram, si anak biang keributan itu balas memercikkan air deterjen miliknya pada sang adik dengan wajah tak berdosa.
Jisung lantas kaget dengan hal itu, ia menatap Chenle yang asyik dengan kegiatan memeras pakaiannya dan bahkan bersenandung kecil. Ia lalu menyipitkan matanya dan balas memercikkan air pada Chenle.
"Jisung! Apa yang kau lakukan?!" Chenle menjadi geram karena adiknya mulai menyebalkan.
"Kau yang duluan memercikkannya padaku! Aku hanya membalas!" ujar Jisung membela diri.
"Kau yang pertama melakukannya padaku tadi!" Chenle jelas tak terima.
"Kau!"
"Kau!"
"Kau duluan!"
"Kau yang duluan!"
Setelahnya mereka saling memercikkan air deterjen dan membuat lantai penuh buih karena ulah keduanya. Sementara si sulung masih tenang dan hanya menggelengkan kepalanya dengan kelakuan dua adik kembarnya.
Namun, itu tak berlangsung lama karena nyatanya air dan buih deterjen juga mulai terciprat padanya. Jeno yang berencana untuk mencuci pakaiannya dengan tenang harus menyadari fakta bahwa tidak ada kata tenang pada kamus kedua adiknya.
Apapun yang mereka lakukan -kecuali makan- pasti akan ada keributan didalamnya. Seperti sekarang, meski pada awalnya mungkin salah satu dari mereka melakukannya dengan tidak sengaja namun itu selalu berakhir dengan perang saudara diantara mereka. Yang mana juga menarik Jeno kedalamnya.
"Hei, hentikan! Semua buih dan air milik kalian mengenaiku!" ujar Jeno sambil mengusap air yang terciprat ke wajahnya.
Namun alih-alih mendengarkan, keduanya malah semakin sengit mencipratkan air dan buih ke wajah masing-masing. Jeno memutar matanya jengah, mereka jika sudah seperti ini sulit untuk dipisahkan. Bahkan sang ayah tidak bisa melerai mereka, hanya jika Taeyong aunty yang bertindak keduanya akan diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Mom For Us
FanfictionKisah manis tentang seorang CEO duda tampan dan ketiga anaknya yang lucu. CEO tersebut bernama Mark Lee, dia adalah seorang single parents karena istrinya meninggal setelah melahirkan putra ketiga mereka. Mark yang terlalu mencintai istrinya tak ing...