Nggak salah kayak tadi hehe
_________
Di kampus, Haechan terus melamun. Membuat Seungmin bingung dengan Haechan yang seperti ini. Sebelumnya, Haechan adalah anak yang ceria dan apapun masalah yang dimilikinya dia tidak akan pernah sampai terlihat bingung seperti sekarang.
Seungmin menepuk pundaknya pelan, "kau kenapa?"
Haechan langsung menatapnya dan tersenyum, "aku tidak apa-apa..."
"Sungguh?" Seungmin menatapnya dengan tatapan menyelidik. "Kau selalu mengatakan itu ketika kau memiliki masalah."
Rasanya Haechan ingin menangis saja sekarang, tidak mudah untuk berbohong pada Seungmin. Dia pasti bisa menebaknya dengan benar, bahkan teman-teman sekelas yang lain memanggilnya peramal karena dia bisa tahu suasana hati seseorang. Padahal Seungmin hanya menebak.
"Aku bingung..." gumam Haechan, ia meletakkan kepalanya di meja dan menutupinya dengan kedua tangannya.
"Kau menyukai seseorang?" tebak Seungmin.
Haechan tidak menjawab, hanya ada isakan samar yang bisa Seungmin dengar.
"Siapa yang membuatmu patah hati seperti ini? Cepat katakan! Biar kupatahkan lehernya!" Seungmin berkata dengan galak.
Mendengar pertanyaannya, Haechan malah semakin sedih. Bahkan isakannya bisa terdengar secara langsung tanpa mendekatkan telinga ke pemuda itu.
Ia beruntung dikelilingi orang-orang yang menyayanginya dan bersedia melindungi dirinya, ketika Haechan mencoba untuk bersikap baik-baik saja pasti akan ada satu orang yang peka terhadap situasinya. Itu membuatnya merasa lebih rendah diri, kesannya seperti ia selalu mencari perhatian orang lain agar mereka bisa menghibur Haechan padahal dia tidak ingin orang lain repot karena dirinya.
Anak-anak dari fakultas lain yang melihatnya bahkan percaya bahwa Haechan adalah anak yang selalu manja dan suka mencari perhatian, tak jarang pula ia menjadi bahan bully siswa yang memiliki status lebih tinggi darinya.
Seungmin selalu datang untuk menghajar mereka, namun Haechan selalu menahannya karena dia tidak mau membuat temannya itu mendapat masalah. Alhasil, Seungmin akan memarahi Haechan karena dia tidak pernah bisa membela diri. Mengatakan bahwa jika saja Haechan bisa sedikit lebih tegas maka orang lain tidak akan dengan mudah menindasnya.
Tapi Haechan tetaplah Haechan, dia akan tetap menjadi orang yang lembut dan low profile. Sasaran empuk untuk bullying di kampus mereka.
"Haechan katakan! Siapa yang berani membuatmu menangis seperti ini?!" Seungmin nyaris saja membentaknya dengan nada yang kasar jika dia tidak menahan emosinya. Dia benar-benar ingin membunuh bajingan manapun yang telah membuat Haechan menangis.
Dia tidak pernah menangis saat di bully, tapi sekarang dia menangis karena menyukai seseorang. Seungmin yakin orang itu pasti telah membuat Haechan memberikan seluruh hatinya tanpa mempertimbangkan apapun, padahal orang yang dia sukai belum tentu menerima hatinya itu. Ia benci orang seperti ini, memperlakukan perasaan seseorang seperti mainan.
Tak lama, Jaemin dan Renjun datang ke kelas sambil mengobrol santai. Namun langsung berhenti tatkala melihat Haechan yang menangis, secara spontan Renjun langsung berlari menuju saudaranya dan memeluk Haechan.
"Seungmin, apa yang kau lakukan padanya?!" tanya Renjun setengah kesal.
Yang ditanya hanya merotasikan matanya malas, "bukan salahku. Tapi ada bajingan lain yang membuatnya menangis, aku sudah berusaha bertanya siapa itu tapi dia tidak mau menjawab."
"Haechan, beritahu kami siapa yang membuatmu menangis. Katakan..." ujar Renjun dengan lembut, ia mengelus surai coklat saudara tirinya itu.
Tiba-tiba sebuah pemikiran melintas di benak Jaemin, tangannya terkepal kuat dan wajahnya berubah menjadi dingin. Seungmin yang memperhatikannya juga menyadari ada yang tidak beres.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Mom For Us
FanfictionKisah manis tentang seorang CEO duda tampan dan ketiga anaknya yang lucu. CEO tersebut bernama Mark Lee, dia adalah seorang single parents karena istrinya meninggal setelah melahirkan putra ketiga mereka. Mark yang terlalu mencintai istrinya tak ing...