Ekstra : 1

24.6K 1.9K 62
                                    

Yahhh pada minta ekstra jadi kubuat deh

________

Selesai acara resepsi, kini hanya tinggal keluarga inti yang tersisa di hall hotel milik keluarga Lee. Ada juga beberapa teman atau sahabat dari mempelai.

Haechan tengah menggendong Yeonwoo, bersama Mark yang sesekali menjahili bayi imut itu. Keduanya tengah mengobrol dengan Renjun dan Jaemin. Lalu bagaimana dengan tiga beruang Lee?

Oh, tenang. Mereka sekarang sedang bersama Lucas dan Hendery, dan rekan Mark yang lain. Katanya, Lucas ingin 'menceritakan dongeng' pada tiga anak itu.

Entahlah, siapa yang tahu?

Jisung sudah ada di pangkuan Jungwoo, dan hampir terlelap. Maklum saja, ini sudah masuk jam tidurnya ketiga anak itu. Chenle masih asyik memakan kue coklat yang disediakan tanpa peduli dengan 'dongeng' yang dikatakan Lucas.

Sepertinya hanya Jeno yang dengan setia mendengarkan ocehan pria itu. Lalu, apa sebenarnya 'dongeng' yang diceritakan Lucas? Yaa... Kira-kira seperti ini.

"Kalian sekarang sudah memiliki ibu kan?" tanya Lucas dengan ekspresi sok misterius nya.

Jeno mengangguk pelan, sementara Change masih acuh.

"Nah! Kalian tahu? Kehidupan rumah tangga itu sulit, adakalanya orang tua kalian akan bertengkar dan marah pada satu sama lain. Jika itu terjadi, sebaiknya kalian sembunyi atau telfon orang yang kalian kenal." jelas Lucas.

"Kenapa kami harus melakukan itu?" tanya Chenle yang mulai mendengarkan.

"Karena hubungan orang tua kalian berada dalam bahaya!" jawab Lucas dengan penuh semangat.

"Bahaya? Seperti apa?" tanya Jeno.

"Orang tua kalian bisa saja berpisah atau saling melukai, jadi sebaiknya jika orang tua kalian sedang berkelahi jangan dekati mereka atau melerai mereka. Nanti kalian yang bisa disakiti, kalian mengerti?" Lucas menjelaskan.

Dua anak yang dewasa lebih awal itu mengangguk, walau tak sepenuhnya paham apa maksud perkataan Lucas.

"Tapi kami tidak mau mama dan papa bertengkar paman, kami tidak mau menjadi anak yang tidak memiliki ayah atau ibu lagi." ujar Chenle setelah menghabiskan cake nya. Pipinya penuh dengan cream coklat, bibirnya mengerucut.

"Kami tidak mau jadi bahan ejekan lagi, kami juga menyayangi mama." timpal Jeno.

"Oleh karena itu, kalian harus menelpon orang terdekat kalian. Bisa saja aunty Tae, uncle Jay, kami, atau grandma dan grandpa kalian. Agar kami bisa menengahi masalah orang tua kalian nantinya, oke?" jawab Lucas sambil tersenyum lebar.

Doyoung, yang mendengar ocehan pemuda Wong itu hanya memutar bola matanya malas. "Cas, mereka masih kecil."

Lucas menggeleng tak setuju, "tidak ada anak kecil yang bisa membuat orang dewasa kehilangan kata-katanya seperti mereka. Kedua anak ini sudah besar, pengecualian untuk Jisung yang hanya mengikuti apa yang mereka lakukan." ia menunjuk pada dua anak kecil didepannya dengan serius.

Lalu mereka sadar, ucapan pedas Chenle ditambah dengan tatapan dingin dan menindas Jeno tidak sesuai dengan umur mereka. Keduanya tampak seperti jiwa orang dewasa yang terjebak dalam tubuh anak kecil.

__^___^__

Di sisi lain, pasangan Jaemren tengah menanyakan perihal bulan madu pada kedua mempelai.

"Bagaimana dengan bulan madu kalian? Apa sudah menyiapkan tiket dan semua keperluan?" tanya Jaemin sambil menjahili putra kecilnya.

Mark mengangguk, "ibuku sudah menyiapkan semuanya, kami tinggal berangkat saja." ia ikut menjahili Yeonwoo yang mulai rewel karena mengantuk.

Renjun mengangguk paham, "kalau begitu syukurlah. Jadi, kapan kalian akan berangkat?"

Mark dan Haechan saling tatap, sampai Mark kembali menatap Renjun. "Harusnya besok pagi kami berangkat, tapi.."

"Tapi?" Jaemin membeo, sebelah alisnya terangkat.

"Kami tidak bisa meninggalkan anak-anak, mereka pasti akan merajuk jika kami pergi tanpa mengajak mereka." jelas Haechan.

Kedua orang lainnya mengangguk paham, ketiga beruang kecil itu memang sedikit sensitif dengan kata 'liburan'. Walaupun ini adalah acara bulan madu pasangan baru itu, ketiganya pasti tetap ingin ikut.

"Ah! Aku tahu! Kalian tidak perlu khawatir, kami disini akan bergantian menjaga mereka dengan kakakmu. Ada Lucas dan Hendery juga, keduanya bisa diajak untuk bermain dengan anak-anak kalian." ujar Jaemin dengan penuh semangat.

Renjun tahu ada yang salah dengan rencana tunangannya itu, jadi ia bertanya. "Apa yang akan kau lakukan bersama mereka?"

"Tentu saja! Menyatu dengan alam!" jawab Jaemin antusias. "Ketiga anakmu belum pernah pergi ke pegunungan kan Mark?"

Mark mengangguk, "lebih tepatnya aku selalu tidak punya waktu untuk mengajak mereka keluar." ia sedikit meringis.

"Kalau begitu sudah diputuskan! Serahkan saja tiga beruang mu pada kami, dan berbulan madu lah dengan tenang!" ujar Jaemin dengan penuh percaya diri.

"Baiklah... Kutitip mereka pada kalian. Maaf merepotkan." balas Mark sedikit tidak enak.

Pasalnya ketiga anaknya selalu membuat gara-gara, sekecil apapun itu. Ia saja sampai lelah sendiri dengan tingkah mereka.

"Jika mereka melakukan sesuatu yang buruk atau bersikap kurang ajar, tolong segera hubungi aku." tambah Mark, ia tidak mau membuat kedua saudara iparnya kerepotan dengan mengasuh tiga beruang kecilnya.

Renjun mengangguk dan tersenyum, "tidak masalah, lagipula mereka masih anak-anak. Kau tidak perlu sekeras itu pada mereka, biarkan mereka menikmati masa-masa kecil mereka."

Setelah malam mulai sangat larut, barulah mereka berpisah. Pasangan baru itu menginap di hotel tempat acara resepsi, sementara yang lainnya pulang ke rumah masing-masing. Ketiga beruang kecil itu sudah terlelap, dan pasangan Jaehyun-Taeyong yang membawa mereka kembali. Tentunya bersama Donghae dan Yoona.

Sejauh ini masih tenang, entah apa jadinya jika ketiga beruang kecil itu tahu bahwa orang tua mereka pergi tanpa mengajak mereka ikut serta.

Tunggu saja.

To be continued

_________

Ini bagian satu ya, next bakal diceritain kelanjutannya

See you



[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang