Part 70

24.2K 3K 103
                                    

Pagi~

Cepet banget nyampe 1k readers nya

________

Haechan menjalani pemeriksaan singkat, lalu setelah itu seorang suster mulai melakukan prosedur transfusi darah. Pemuda itu sudah berhenti menangis, tapi wajahnya masih sendu dan terlihat lemas. Taeyong jadi tak tega dengannya.

Kedua orang itu sama-sama terluka, luka hati dan luka fisik. Tapi ada celah besar dalam perbedaan mereka yang membuatnya lebih mengkhawatirkan Haechan daripada adiknya yang masih di meja operasi.

Haechan sudah terlalu terluka, ia khawatir dengan keadaan psikologisnya jika dia terus seperti ini. Ia lalu keluar dan berjalan kearah Jaehyun yang sedang berbicara dengan ayah mertuanya.

"Jay.." panggil Taeyong.

Suaminya langsung menengok, "ada apa?"

"Apa kau punya kontak keluarga Haechan?" tanya Taeyong.

Jaehyun mengernyit, tapi tetap mengangguk. "Aku punya nomor saudaranya, kenapa?" tumben sekali istrinya itu menanyakan nomor kontak orang lain.

"Aku perlu bicara dengan mereka." jawabnya. "Haechan mengalami trauma yang sangat serius Jay, tubuhnya memang tidak terluka tapi psikologisnya pasti terguncang. Dia memiliki trauma sejak lama, ditambah dengan insiden yang Mark lakukan beberapa waktu lalu dan hari ini, keadaannya semakin buruk." Taeyong menjelaskan.

Yoona yang baru saja kembali mendengar semuanya, dan seketika hatinya hancur. Pemuda yang tidak bersalah itu harus menderita karena putranya...

"Juga... Pasti dia mengalami bullying disekolahnya. Itu memperparah kondisi kejiwaan Haechan yang sudah rapuh. Jika diibaratkan, sekarang dia seperti sebuah bunga yang seluruh kelopaknya dicabut dengan paksa. Jika ada satu lagi yang membuatnya tertekan, Haechan tidak akan ragu melakukan bunuh diri." sambung Taeyong.

"Dimana Haechan?" tanya Yoona.

Taeyong menoleh, "ibu.."

"Dimana Haechan Taeyong..." Yoona mengulangi pertanyaannya.

Air matanya menetes, dia dipenuhi kekecewaan dan kesedihan. Pertama, putranya kecelakaan lalu ternyata orang yang ia anggap malaikat juga terluka, dan lukanya lebih serius.

Taeyong menujuk ruang gawat darurat di seberang mereka, "dia mendonorkan darahnya untuk Mark..."

Yoona langsung berlari memasuki ruangan itu, disana ada beberapa pasien yang baru dibawa dan di ranjang dekat tembok ada Haechan yang tampak kosong. Melihat pemuda yang biasanya hangat dan lembut, berubah menjadi seperti ini hati Yoona merasa teriris.

Ia mendekati pemuda itu dan merengkuhnya dalam pelukannya, dia mengelus kepalanya dengan lembut dan membisikkan kata maaf berulang kali. Haechan hanya meneteskan air matanya dan membalas pelukan Yoona.

Setelah kantung darahnya penuh, suster yang bertugas kembali lalu melepaskan alat transfusi dan membalut luka dari bekas jarum sebelumnya. Dia tersenyum sopan lalu meninggalkan dua orang yang masih disana dengan membawa darah Haechan menuju ruang operasi.

"Apa kau mau pulang?" tanya Yoona dengan lembut.

Haechan menggeleng pelan, "Mark hyung..."

Yoona tersenyum sendu, anak ini.. Biarpun dia terluka tapi dia masih mengkhawatirkan putranya. Mark beruntung bisa di cintai olehnya.

"Mark pasti baik-baik saja, kau juga harus istirahat. Apa kau mau ketiga anak asuhmu menangis karena Haechan hyung mereka sakit?" Yoona menghiburnya, dia masih memeluk tubuh Haechan yang agak dingin. "Apa kau kedinginan?"

[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang