Part 11

48.6K 6.4K 597
                                    

Yhaaa lagi rajin nihh

_________

Haechan membuatkan beberapa masakan untuk tiga anak itu, hanya masakan rumah biasa yang sering ia makan dirumah. Tidak ada masakan mewah layaknya hotel atau restoran Bintang lima.

Seperti telur dadar mentimun, bacon, dan nasi goreng kimchi. Ia membaginya menjadi tiga porsi, lalu membawa mereka dengan nampan ke meja makan. Disana, ketiganya sudah menunggu dengan mata yang berbinar-binar. Tanpa sadar tatapan mereka tertuju pada nampan yang dibawa oleh Haechan.

"Makanlah, aku harap kalian menyukainya." Haechan membagikan porsi masing-masing dan kembali ke dapur untuk mencuci peralatan masak yang ia gunakan sebelumnya.

Dengan penuh semangat ketiganya memakan sarapan buatan Haechan. Saat suapan pertama, mata mereka terbelalak kaget dengan rasa yang luar biasa di lidah mereka. Sebelumnya, mereka tidak pernah merasakan masakan seperti ini. Karena koki rumah ataupun Taeyong biasanya hanya membuatkan mereka nasi goreng atau hanya roti dengan selai coklat.

Ini adalah pertama kalinya mereka merasakan sesuatu yang begitu enak. Benar-benar enak!! Hingga mereka ingin terus mengunyah tanpa berhenti. Dengan cepat, sarapan mereka habis. Dan mereka dalan suasana hati yang Bagus setelah sarapan.

Saat Haechan kembali, ketiganya sudah selesai dan duduk manis di meja makan dengan senyuman yang tak luntur diwajah mereka. Piring mereka bersih seolah belum pernah dipakai, Haechan sedikit terkejut dengan hal ini.

"Apa...kalian menyukainya?" tanya Haechan ragu.

Ketiganya mengangguk.

"Sarapan yang kau buat adalah yang paling enak!! Bahkan Taeyong aunty tidak bisa menandinginya!!" puji Chenle yang diangguki Jisung.

"Bahkan para wanita yang dibawa ayah semuanya tidak bisa memasak sebaik ini. Semuanya payah!" timpal Jeno.

"Jeno, kau tidak boleh mengatakan hal itu. Semua orang memiliki kemampuan masing-masing, mungkin mereka tidak pandai dalam memasak tapi bisa jadi mereka juara dalam bidang yang lain." Haechan mengingatkan.

"Ya, dalam hal merayu papa contohnya." Chenle berujar.

"Chenle...jangan seperti itu." Haechan menatap Chenle dengan alis sedikit mengernyit.

Chenle mempoutkan bibirnya, dan kembali diam.

"Nah, apa yang ingin kalian lakukan sekarang?" tanya Haechan mengubah topik.

"Jalan-jalan!!/makan eskrim!!/bermain!!" jawab mereka bertiga.

Haechan tertawa kecil, tiga anak ini sangat lucu dan membuat Haechan gemas dengan tingkah mereka. Ia bahkan lupa bahwa beberapa detik lalu Chenle dan Jeno berkata blak-blakan mengenai calon ibu mereka.

"Baiklah, tapi kalian harus mandi dan bersiap dulu. Okay?" usul Haechan.

Ketiganya mengangguk setuju dan berlarian menuju lantai dua, tempat kamar mereka berada.

====

Ditempat lain, Mark tengah sibuk dengan dokumen laporan keuangan bulanan perusahaannya. Matanya sedari tadi terfokus pada lembaran kertas di mejanya dan sesekali menandatangani mereka.

Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dari luar dan menampilkan seseorang yang sudah ia kenal dengan sangat baik. Lucas Wong, sahabatnya sejak masih sekolah menengah.

"Hei bro!! Bagaimana kabarmu huh?" ujar Lucas, ia berjalan memasuki ruangan dengan aura menyenangkan di seluruh tubuhnya.

"Sebaiknya kau keluar sebelum kulempar dengan tumpukan dokumen ini." Mark berkata tanpa memalingkan wajahnya dari dokumen yang sedang ia periksa.

"Hei, aku kesini dengan damai oke? Aku hanya datang untuk memberitahumu bahwa Taeyong hyung memintamu untuk datang ke butik."

"Butik?" beo Mark.

Lucas mengangguk, "sebenarnya Taeyong hyung sudah meneleponmu sejak tadi, tapi dia bilang kau tidak mengangkatnya jadi dia minta tolong padaku." Lucas duduk di sofa dan mengambil camilan yang terletak di atas meja.

"Oh? Maaf, aku tidak menyalakan ponselku jadi aku tidak tahu." jawab Mark dengan nada monoton.

"Kapan kau akan pergi?" tanya Lucas ditengah aktivitas mengunyahnya.

"Entahlah...mungkin nanti sore, lagipula dia pasti akan memintaku ke butik milik ibu." jawab Mark asal.

"Ah ya, bagaimana kabar tiga jagoan cilikmu?"

"Mereka baik."

"Apa kau sudah mendapatkan pengasuh untuk mereka?"

"Ya"

"Begitu cepat?" Lucas melotot pada Mark.

Mark hanya mengangkat bahu acuh, "Jaehyun hyung yang merekomendasikannya."

Lucas mengangguk paham.

"Apa kau tidak ada pekerjaan lain? Kenapa kau masih tetap berada disini??" Mark menatap Lucas bosan.

"Aku hanya ingin numpang istirahat sebentar, lagipula lima belas menit lagi aku akan pergi." jawab Lucas.

"Pergi?" beo Mark.

"Ya.. Menjemput masa depanku." jawab Lucas dengan seringai konyolnya.

"Jadi kau sudah mendapatkan pengganti Yuqi rupanya?" goda Mark.

"Begitulah..."

"Seperti apa pacarmu yang sekarang?" tanya Mark.

"Tidak tidak! Bukan pacar, tapi calon istriku." Lucas mengoreksi. "Saat dipesta pernikahan Jaehyun hyung aku akan membawanya."

Mark mengangguk paham, yahh dia sedikit bersyukur dan agak khawatir dengan pasangan Lucas. Apa dia tidak salah pilih? Kenapa mau dengan manusia setengah kuman seperti Lucas?

"Baiklah, aku pergi Markie. Sampai jumpa!" Lucas berdiri dan keluar dari ruangan, menyisakan Mark dengan dokumen yang harus ia tanda tangani.

Mark menghela nafas dalam-dalam, ia lalu melihat ke arah jam dinding dan sudah waktunya untuk makan siang. Ia menutup dokumen ditangannya dan berdiri, saat ia hendak keluar seorang wanita dengan rok mini memasuki ruangannya.

"Presdir, apakah anda memiliki waktu?" tanya wanita itu dengan malu-malu. Pahanya yang terekspos sedikit ia gerakan entah untuk apa.

"Oh? Manager Kang, ada apa?" Mark bertanya.

"Ehm...maukah anda makan siang bersama saya?" pinta wanita itu.

"Tentu, mari.." Mark berjalan keluar dan diikuti oleh wanita berpakaian seksi itu.

"Apa kau tidak keberatan jika putra-putraku ikut bergabung?" tanya Mark.

"Ah..tentu.." wanita itu tersenyum manis.

Mark lalu menelepon Haechan  meminta padanya agar membawa ketiga anaknya ke kafe milik sang kakak, setelah itu ia menutup telepon dan masuk ke mobilnya bersama wanita itu.

Karena hal ini pula, banyak yang mengira Mark adalah pria playboy yang sering bermain dengan wanita. Belum lagi semua yang pergi dengannya memiliki paras yang cantik, yahh walaupun mereka akan menerima perkataan pedas dari anak sang presdir muda itu.

Tapi menurut sahabatnya, Lucas. Mark adalah pecundang bodoh yang selalu mengiyakan permintaan para wanita itu. Ia berpikir bahwa Mark menyia-nyiakan kesempatan jika di setiap kesempatan itu tidak meniduri para wanita yang mengajaknya pergi. Jika itu Lucas, mungkin ia akan meniduri mereka semua.

To be continued

=====

Ayo komen dong biar seru!!

[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang