Jeno dan Chenle kelabakan saat mendengar ucapan Jisung yang kelewat polos.
"E-eh.. Hyung tidak perlu memikirkan apa yang Jisung katakan, dia hanya bercanda.." ujar Jeno dengan gugup.
Haechan yang terkejut karena dipanggil 'mama' oleh anak kecil dihadapannya langsung kembali sadar dan tersenyum canggung.
Ia lalu pergi untuk membeli obat guna mengobati lutut Jisung yang terluka. Tak butuh waktu lama, ia segera kembali dengan sebuah kantong plastik putih transparan yang berisi obat antiseptik, kapas dan plester.
"Maaf membuat kalian menunggu, apa Hyung lama?" Ujar Haechan sembari mengeluarkan obat antiseptik dan kapas.
Ketiganya menggeleng cepat, mata mereka menatap tangan Haechan yang dengan terampil mengobati luka Jisung. Sementara itu pipi tembam Jisung sedikit merona, orang yang dihadapannya ini sangat baik dan papanya mengatakan bahwa mamanya adalah orang baik. Itu artinya orang ini mamanya kan?
"Sudah selesai, nah..adik kecil, lukamu telah diobati. Mungkin akan sembuh besok atau lusa.." jelas Haechan dengan senyuman di bibirnya.
Dua anak lain yang memperhatikannya, diam-diam ikut tersipu. Kenapa mereka merasa bahwa orang yang menolong Jisung adalah 'mama' mereka?
"Te-terima kasih.." ujar Jeno mewakili yang lain.
"Sama-sama, lain kali berhati-hatilah ketika bermain. Okay?" Haechan membelai lembut rambut Jisung.
Jisung semakin yakin bahwa orang didepannya ini adalah mamanya, dia terus bersikap baik padanya dan bahkan membelai rambutnya. Tidak seperti wanita-wanita yang dibawa papanya kerumah, sudah berpakaian aneh wajah mereka juga jelek. Jika dibandingkan dengan orang didepannya, tentu saja ia memilih dia!!
"Dimana kalian tinggal?" Tanya Haechan.
"Kami tinggal cukup jauh dari taman ini, tapi aunty kami menunggu kami didekat pintu masuk." Jawab Jeno.
Haechan mengangguk kecil lalu menggendong Jisung,"ayo ku antar. Aunty mu pasti cemas menunggu kalian karena terlalu lama."
Jeno dan Chenle mengangguk lalu mereka berjalan bersama menuju ke tempat dimana Taeyong berada. Sepanjang perjalanan mereka tidak berhenti tersenyum, membuat banyak orang merasa gemas melihat keimutan mereka.
"Didekat pohon itu.." Jeno menunjuk pohon oak yang dibawahnya terdapat bangku taman.
Haechan mengangguk.
Disana, seorang pria dewasa tengah mengotak-atik ponselnya dengan serius hingga tak menyadari kedatangan mereka.
"Aunty!" Panggil Jeno.
Pria itu menengok.
Haechan terkejut, jadi yang mereka sebut aunty itu pria ini?! Pria?! Oh my!! Pasti ia sudah gila!!
"Dari mana saja kalian??" Tanya pria itu dengan wajah kesalnya.
Jeno meringis, ia menundukkan kepalanya dan berusaha mencari alasan yang bagus untuk dikatakan pada Taeyong aunty nya.
"Jisung? Kau kenapa??" Tanya Taeyong saat melihat Jisung yang digendong oleh orang tak dikenal.
Jisung yang melihat wajah garang miliknya langsung memeluk leher Haechan dan menyembunyikan wajahnya disana.
"..." Taeyong kehilangan kata-katanya.
Haechan yang melihat kecanggungan yang ada segera turun tangan."ehm..maaf sebelumnya, keponakan anda tadi terjatuh. Dan lututnya terluka, itu sebabnya saya menggendongnya."
Taeyong mengangguk paham lalu menatap Jeno,"ayo kita pulang, papa mu pasti sudah bangun."
Jeno mengangguk, lalu berbalik menatap Haechan yang masih menggendong Jisung.
"Terima kasih Hyung, semoga kita bertemu lagi lain kali."
Haechan tersenyum lalu mengangguk,"sama-sama."
Ia memberikan Jisung pada Taeyong, lalu mereka pamit pulang dan menyisakan Haechan yang berdiri di sana sendirian.
=====
Taeyong menatap ketiga keponakan kecilnya diam-diam, dan melihat mereka tengah tersenyum dengan pipi yang bersemu. Ia jadi penasaran kenapa tiga keponakan kecilnya bisa tersenyum seperti ini.
Yang lebih penting adalah bahwa senyuman mereka terlihat manis dan memikat, tidak seperti senyuman yang biasanya mereka tampilkan pada kolega ayah mereka atau teman kencan mereka.
"Ada apa?" Tanya Taeyong memecah keheningan.
Jeno mendongak menatap aunty nya,"aunty lihat Hyung tadi? Dia sangat baik, dia seperti malaikat."
Chenle mengangguk setuju,"dia sangat baik sampai-sampai membuat Chenle ingin memeluknya!!"
Jisung merenggut,"bukan!!"
Tiga orang lain menatap Jisung heran,"??"
"Apanya yang bukan Jisung?" Tanya Taeyong heran.
"Dia itu mama Jisung!!" Jawab Jisung dengan mata berbinar binar.
"Mama?" Beo Taeyong.
Jisung mengangguk,"ya!!"
"Bagaimana pendapat kalian?" Tanya Taeyong pada dua anak lainnya.
"Jika dia yang menjadi mama kami, maka aku tidak keberatan." Jawab Jeno yang di angguki Chenle.
Taeyong mengangguk paham.
Ia akan mencari tahu informasi mengenai pria muda yang sudah memesona ketiga keponakan kecilnya.
"Baiklah, ayo kita pulang!!"
Mereka pergi dengan mobil Rolls-Royce phantom hitam milik Taeyong, dengan diiringi nyanyian sumbang dari Chenle dan Jisung yang tengah bahagia.
To be continued
=======
Pendek dulu ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Mom For Us
FanfictionKisah manis tentang seorang CEO duda tampan dan ketiga anaknya yang lucu. CEO tersebut bernama Mark Lee, dia adalah seorang single parents karena istrinya meninggal setelah melahirkan putra ketiga mereka. Mark yang terlalu mencintai istrinya tak ing...