Timpuk si ochi!!
________
Flash back on
Hari itu adalah hari minggu, seperti biasa kediaman Mark selalu ramai dengan ketiga anak nakal yang selalu berbuat ulah. Mereka bermain lego dan menghamparkan semua mainan di kotak mainan mereka di lantai ruang tamu.
Dengan penuh keceriaan mereka bermain sambil berteriak-teriak, menggunakan imajinasi mereka saat melajukan mobil mainan di jalannya. Menabrakkannya dengan mobil mobilan lain hingga rodanya terlepas, lalu tertawa bahagia.
Yahh tidak semua orang bermain, nyatanya si sulung hanya berbaring santai di sofa sambil membaca buku dongeng yang baru di beli.
Ketika mereka sedang asyik dengan dunia mereka, pintu terbuka dan memperlihatkan sosok sang ayah yang berjalan masuk sambil merangkul pinggang seorang wanita cantik, mereka mengobrol dengan bahagia dan tidak memperhatikan tiga anak di ruang tamu.
"Papa!!" seru Jisung dengan polos, ia berlari menuju ayahnya dan memeluk kakinya. Mengabaikan mainannya yang berserakan.
Mark langsung terkejut dan menahan Jisung agar tidak terjatuh, lalu mengangkatnya. "Hai jagoan, bagaimana harimu?"
"Jisung bermain bersama hyungdeul! Jeno hyung menceritakan dongeng nenek sihir! Lalu Taeyong aunty membuatkan pancake coklat untuk kami..." jelas si kecil dengan seringai cerianya.
Mark terkekeh pelan, "ah ya, kenalkan ini Xu Yiyang. Dia rekan kerja ayah dan adik dari paman Minghao." ia memperkenalkan wanita itu.
Jisung melambai padanya dengan wajah ceria, "haloo aunty... Namaku Lee Jisung, aku berusia empat tahun!"
Wanita bernama Yiyang itu balas tersenyum, "hai Jisungie.."
"Baiklah, ayo kembali bermain. Papa masih ada pekerjaan dengan Yiyang aunty." Mark menurunkan Jisung kembali dan mengusak rambutnya.
Si bungsu yang polos hanya mengangguk dan berlari kecil menuju tempat kedua kakaknya, lalu kembali bermain. Mark melihat si sulung yang tetap membaca bukunya tanpa mengalihkan perhatiannya hanya bisa menghela nafas panjang, dia memang sulit untuk diajak bicara. Sangat berbeda dengan si bungsu.
Lalu bagaimana dengan si anak bermulut pedas? Ah omong-omong itu julukan dari Jaehyun, karena Chenle memang selalu mengatakan hal-hal yang membuat orang dewasa disekitarnya tidak bisa membantah.
Anak itu sedang menyusun lego house yang masih setengah jadi, wajahnya yang tengah serius tampak sangat menggemaskan. Mark tersenyum melihatnya.
Ia lalu mengajak Yiyang ke ruang kerjanya untuk berbincang lebih banyak dan meninggalkan ketiga anak itu.
Sepeninggal sang ayah, mereka saling menatap dan berkumpul di sofa sang kakak.
"Ini wanita ke lima puluh empat yang ayah bawa dalam empat bulan." ujar Chenle dengan wajah cemberut.
"Mereka tidak mungkin membicarakan bisnis, aku tidak percaya itu." timpal si sulung.
"Kenapa tidak bertemu di perusahaan saja?" tanya Jisung dengan bibir yang dimajukan.
"Itu hanya alibi agar wanita itu bisa dekat dengan papa!" jawab Chenle dengan penuh kebencian.
Jeno mengangguk setuju, "kita buat dia tidak nyaman, ayo!"
Mereka lalu pergi menuju kamar mereka dilantai dua, dan menguncinya. Membiarkan mainan berserakan di seluruh ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Mom For Us
FanfictionKisah manis tentang seorang CEO duda tampan dan ketiga anaknya yang lucu. CEO tersebut bernama Mark Lee, dia adalah seorang single parents karena istrinya meninggal setelah melahirkan putra ketiga mereka. Mark yang terlalu mencintai istrinya tak ing...