Part 16

47.3K 6.2K 758
                                    

Kukebut ehehe

________

Pesta itu bertemakan garden party, itu dilaksanakan di kediaman keluarga Jung. Suami dari kakak Mark dan senior Haechan di universitas.

Orang-orang berlalu lalang dengan teman atau pasangan mereka, mereka adalah orang yang memiliki status dan uang yang banyak. Haechan jadi sedikit minder karena status sosialnya, jadi ia hanya bisa mengekor kemanapun Mark pergi.

"Tetap didekatku, disini terlalu banyak orang. Kau bisa tersesat.." ujar Mark sembari menarik pelan pergelangan tangan kanan Haechan.

Haechan mengangguk, dan kaget setelah melihat tangannya digenggam sang majikan. Ia ingin melepaskannya, namun ia takut jika ia akan tersesat jika melepaskannya. Jadi ia hanya diam dan menundukkan kepalanya.

Mark berhenti sebentar, ia berjongkok dan menggendong si bungsu lalu kembali menggandeng tangan Haechan. Sementara Chenle digandeng oleh Haechan, Jeno berjalan di samping ayahnya sambil memperhatikan pesta.

"Mana aunty dan uncle Jay?" Tanya Jeno sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

"Mereka ada disana, kau lihat?" Jawab Mark sembari menunjuk pada Jaehyun dan Taeyong yang sedang bersama ibu dan ayahnya.

"Wah!! Ada grandma juga!!" Pekik Jisung.

Mark mengangguk setuju, ia berjalan kearah keluarganya berada bersama Haechan.

"Hyung, selamat atas pernikahan kalian." Ujar Mark sesampainya di sana.

Taeyong menatapnya dan tersenyum manis, dan mengambil alih Jisung dari gendongannya. "Terimakasih, kupikir kau tidak akan datang. Dan sibuk dengan proyek barumu" ia menyindirnya.

Mark hanya tertawa canggung.

Haechan hanya menunduk sesekali bertanya pada Chenle untuk membuatnya tidak merasa diabaikan.

Wanita paruh baya yang sedari tadi hanya diam memandang Haechan dengan tatapan menilai,"siapa dia Mark?"

Baik Mark maupun Haechan terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba ini, mereka saling memandang dan tiba-tiba tidak tahu harus berkata apa untuk menjawabnya.

"Itu mama Jisung!!" Si bungsu yang menjawab pertanyaan sang nenek dengan penuh keceriaan.

Taeyong dan Jaehyun terbatuk pelan dan diam-diam memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan sang ibu.

Wajah Haechan memerah karena malu, sebelum sempat ia menjawab Jeno menyela.

"Itu benar! Dia calon mama kami, benarkan pa?" Jeno memandang ayahnya dengan senyuman polos andalannya.

Mark yang ditatap oleh ibu dan anaknya mengangguk kaku, ia tersenyum paksa. Sebenarnya dia merasakan sesuatu dalam dirinya berteriak senang dengan perkataan putranya, dan sesaat ia bingung sebelum suara ibunya mengembalikannya ke kenyataan.

"Ah!! Jadi ini calon menantuku yang lain...ouhhh... begitu cantik dan sopan, kau benar-benar layak menjadi istri putraku yang keras kepala itu!" Ujar Ny. Lee sambil mendelik kearah Mark, ia mendekati Haechan dan merangkulnya lalu berjalan pergi sambil membawa Haechan bersamanya untuk mengobrol. Meninggalkan yang lainnya begitu saja.

Jisung merengut tak suka saat 'mama' nya dibawa oleh sang nenek,"grandma membawa nama!! Itu kan mama Jisung!! Bukan mamanya grandma!!"

Jaehyun hampir menyemburkan tawanya, namun ia dengan bijak menahannya dan hanya terbatuk sambil menutupi mulutnya. Taeyong hanya bisa menghela nafas panjang, sementara Mark masih bingung dengan perubahan situasi yang begitu mendadak.

"Jeno, ajak Jisung dan Chenle bermain di dekat sini. Jika kalian ingin makanan, minta saja pada pelayan oke?" Ujar Taeyong sambil menurunkan Jisung dari gendongannya.

Si sulung mengangguk paham, ia menggandeng kedua tangan adiknya dan membawanya untuk berkeliling. Ia benar-benar kakak yang baik, juga bertanggung jawab. Benar-benar putra yang membanggakan!!

Tiga orang yang tersisa menghela nafas lega, lalu Taeyong memandang Mark dengan heran.

"Jadi, bagaimana penjelasanmu mengenai hal ini?" Tanyanya.

Mark berdeham,"itu... salah paham, aku dan dia tidak memiliki hubungan apapun kecuali antara majikan dan bawahan.."

Taeyong mengerutkan keningnya dan menatap ragu pada adiknya,"kau selalu mengatakan hal itu untuk semua wanita yang kau bawa Mark."

Jaehyun diam-diam tertawa dalam hati, menindas adik iparnya ternyata benar-benar sangat menyenangkan!! Lain kali ia harus mencobanya.

"Ini sungguhan Hyung, aku dan Haechan hanya sebatas majikan dan bawahan. Dia pengasuh untuk ketiga putraku, jika kau tidak percaya tanyakan pada Jaehyun Hyung. Dialah yang merekomendasikan Haechan padaku." Mark menjawab dengan sungguh-sungguh.

Sudut mulut Jaehyun berkedut, apa-apaan adik iparnya itu?! Kenapa menyeretnya ke dalam lumpur?! Hei dia hanya membantu seorang teman oke!!

Jaehyun terbatuk dan menetralkan ekspresinya,"itu benar, aku bertemu Haechan beberapa Minggu yang lalu. Saat itu dia sedang mencari pekerjaan karena ayahnya meminta uang padanya."

Taeyong mengangkat sebelah alisnya, ia masih ragu.

Jadi Jaehyun langsung menambahkan,"ayahnya seorang pemabuk dan tukang judi, dia juga sering bermain dengan para jalang di rumah bordil. Aku bertanya pada Jungwoo mengenai hal ini, dan ia membenarkannya. Dia bilang Haechan pasti akan memberikan uangnya pada ayahnya jika pria tua itu memintanya tanpa peduli Haechan punya uang atau tidak."

Taeyong terdiam, Mark pun demikian. Ia tak tahu jika pegawainya memiliki masalah dengan ayahnya yang selalu bermasalah, dan dalam hati merasa sedikit sakit. Diam-diam ia berjanji untuk akan melindungi pemuda berwajah jujur itu dan menjauhkannya dari ayah buruknya.

"Jadi aku merekomendasikan Haechan untuk bekerja pada Mark, gaji yang dia berikan juga cukup untuk menutupi seluruh kebutuhannya di perguruan tinggi. Bahkan ia bisa membantu keuangan keluarganya." Lanjut Jaehyun.

"Lalu bagaimana dia sekarang?" Tanya Taeyong dengan penasaran.

"Setahuku... ibunya menceraikan ayah bajingannya dan pindah ke kota ini, Haechan mengikuti ibunya atas permintaan ibunya. Di kota ini, ibunya menikah lagi dan ia memiliki keluarga baru." Jawab Jaehyun.

Taeyong mengangguk paham lalu menatap Mark,"kau harus bertanggung jawab Mark, eomma sudah tahu bahwa Haechan adalah calon istrimu. Baik itu benar ataupun tidak, kau harus menanggungnya. Karena seperti yang kau tahu, ketika eomma memutuskan baik kau maupun aku tidak bisa membantahnya." Jelas Taeyong dengan serius.

Mark mengangguk paham,"aku mengerti, tapi... aku tidak menyukainya."

Taeyong mengangkat sebelah alisnya ragu,"kau yakin?"

Mark mengangguk.

Jaehyun menghela nafas panjang,"pikirkan baik-baik Mark, pikirkan dengan tenang. Gunakan akal dan hatimu, tanyakan pada dirimu sendiri mengenai perasaanmu."

Mark merenung, apakah ia menyukai Haechan?

To be continued

=====

Hei pembaca sekalian, aku mau tanya nih

Jikalau aku mau bikin cerita ini versi buku/pdf, adakah yang mau beli? Tolong jawab ya jangan silent reader, cukup cerita ini aja yang kalian baca doang jangan penulisnya juga kalian kacangin karena dikacangin itu suckid:'(

[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang