Part 52

21.3K 3K 537
                                    

Seneng pasti klean aku up lagi yakhan??

Hmmm... Sepertinya saya mencium bau bau kalian doyan kekerasan disini >:)

Eh kalo ada typo bilang ya jan diem-diem bae
___________

Makan malam hari ini, sangat hening dan mencekam. Ada suasana suram yang menyelimuti seluruh meja makan, tak ada satupun dari mereka yang berniat untuk bicara.

Selesai makan, Haechan meminta beberapa pelayan untuk membersihkan sisa makanan dan meja makan. Mereka segera mematuhi perkataannya, karena mereka tahu bahwa pengasuh tiga beruang kecil itu sedang dalam suasana hati yang buruk.

Sebenarnya mereka juga kurang menyukai kebiasaan Mark membawa pulang seorang wanita yang berbeda-beda setiap kalinya, ingin menegur namun apadaya mereka hanya pelayan. Bisa-bisa mereka kehilangan pekerjaan mereka nantinya.

Mereka hanya diam, berusaha untuk meminimalisir keberadaan mereka di mansion itu. Menjauh sejauh-jauhnya dari masalah.

Haechan meminta ketiganya untuk segera tidur dengan suara pelan, ia takut mereka mendengar suaranya yang bergetar karena nyaris menangis. Dia tersenyum lalu memeluk mereka dan mencium kening mereka satu persatu.

"Selamat malam Haechan hyung..." ujar mereka bersamaan.

Haechan mengangguk sambil tersenyum, "selamat malam..."

Mereka naik ke lantai dua, lalu berpisah dan pergi ke kamar masing-masing. Setelah memasuki kamarnya, Haechan langsung menyandarkan punggungnya di balik pintu. Tubuhnya merosot ke bawah, dan ia menangis pelan.

Mark lupa dengan janjinya, dia mengatakan akan menjadi kekasihnya lalu pergi dan membawa kembali pulang seorang wanita. Rasanya perih, Haechan tidak ingin ini terjadi.

Dia benar-benar seorang bajingan, mengatakan hal yang begitu serius dan bahkan mengenalkannya pada teman-temannya sebagai calon ibu dari anak-anaknya, lalu mendorongnya menjauh begitu saja.

Tapi Haechan tidak bisa membencinya, ia terlanjur mencintai Mark. Namun sayangnya, cintanya disia-siakan.

Ini alasan mengapa dirinya tidak mau terlibat dalam sebuah hubungan, ia takut dicampakkan dan dibuang begitu saja. Ia takut seperti ibunya dulu, tersiksa karena sebuah ikatan.

Seharusnya dia tidak menyukai Mark sejak awal, karena Mark adalah atasannya. Dan Mark juga tidak seharusnya mengatakan hal-hal itu padanya karena ia jadi tersesat dalam perasaannya sendiri.

Hal-hal Indah yang sebelumnya mereka lakukan bersama, seperti kepingan mimpi yang tidak nyata. Mark di hari-hari yang lalu, dan Mark malam ini adalah orang yang berbeda. Haechan sama sekali tidak bisa mengenalinya.

Ia menenggelamkan kepalanya di kedua lututnya, terisak pelan tanpa ada yang tahu. Malam itu, ia tidur sangat larut karena bingung dengan hatinya.

Ia goyah.

Keesokan paginya, ia bangun awal untuk mengantar ketiga beruang kecil Mark. Saat ia berjalan menuju kamar tiga anak itu, ia berpapasan dengan Mina. Wanita itu hanya mengenakan kemeja putih milik Mark, yang otomatis memperlihatkan bentuk kakinya yang Indah.

Saat ia melihat Haechan, ia tersenyum remeh. Menatapnya dengan penuh penghinaan dan tidak menyembunyikan ketidak sukaannya pada Haechan.

"Ckck, seorang pemuda yang masih belum lulus dari bangku kuliah, bekerja sebagai pengasuh untuk memenuhi biaya sekolah."ujarnya sambil tertawa remeh. "Memiliki seorang ayah pemabuk dan penjudi, keluarga yang tidak harmonis, lalu pindah ke Seoul dan memiliki keluarga baru. Menyedihkan." sambungnya.

Haechan hanya menunduk dan tersenyum untuk menutupi rasa malu dan kesedihannya. Ia hanya meremat ujung kemejanya kuat, berusaha menahan air matanya.

[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang